𝟙𝟙

1.2K 230 17
                                    

H A T E

Ini hari dimana [Name] akan bertemu dengan keluarga baru Ibunya. 

Gadis itu sekarang sangat gugup, terlebih saat ini dia berpakaian seperti seorang perempuan pada umumnya, atas perintah dari psikiater kesayangannya itu.

[Name] telah menunggu di restoran tempat mereka janjian selama kurang lebih 15 menit. Keluarga baru Ibunya tidak terlambat, hanya [Name] saja yang terlalu cepat datang. Sengaja dia lakukan agar dapat mempersiapkan hatinya.

Rana dan Mikoto juga berada di restoran itu, mereka duduk di tempat yang tak jauh dari [Name]. Keduanya mengikuti gadis itu atas persetujuannya, karena merasa khawatir padanya.

Dan juga, apabila kelak [Name] tiba-tiba saja kehilangan kendali dan mengamuk, keduanya dapat membawa [Name] pergi saat itu juga.

"Sudah lewat sepuluh menit dari waktu janjian... apakah mereka memang terbiasa telat?"

"Maaf kami datang terlambat, [Name]-chan..."

[Name] bangkit berdiri, membalikkan badannya untuk melihat keluarga baru Ibunya tersebut, dan mematung saat mengenali 2 laki-laki yang merupakan bagian keluarga tersebut.

Tak hanya [Name], Manjirou juga ikut terkejut. Laki-laki itu sudah mematung sejak Ibu tirinya memanggil nama [Name] pada gadis yang duduk dengan anggunnya membelakangi mereka, dan begitu dia membalikkan badannya, gadis tersebut benar-benar [Name].

Sosok perempuan yang dia lihat saat mengejari Ketua OSIS sekolahnya, sosok perempuan yang dia lihat bekerja di cafe Sailor, dan juga sosok perempuan yang saat itu berkencan dengan kakaknya, Shinchiro.

Sosok yang selama ini dia pikir merupakan kembaran dari Ketua OSIS yang selalu dia jahili itu, ternyata merupakan dirinya sendiri.

Bagaimana bisa Manjirou tidak sadar sejak awal jika [Name] itu perempuan?

"Selamat malam, keluarga Sano..." [Name] membungkuk, menyapa mereka dengan sopan. "Saya [Fullname], anak dari pernikahan mama sebelumnya..."

Demi menjaga citranya yang dikenal sebagai seseorang yang sangat sopan, [Name] harus melupakan kebenciannya sesaat pada sang Ibu dan juga ego miliknya yang tinggi.

"Salam kenal, [Name]... kamu sangat sopan sekali, dan mohon maafkan kami sekali lagi karena datang terlambat dan membuatmu menunggu lama..."

"Tidak, saya yang datang terlalu cepat. Ini bukan salah kalian, Sano-san..."

"Eh? Kamu sudah mengenal keluarga baru mama?"

[Name] menatap pada Manjirou, memberikan senyuman palsunya yang terbaik. "Saya mengenali Shinchiro-san," jelasnya singkat.

"Begitu... pantas saja tadi mukamu terlihat sangat terkejut."

"Baiklah, mari kita duduk."

Acara makan malam tersebut berhasil berjalan dengan baik. Tidak ada suasana canggung di antara mereka, dan juga selalu saja ada topik untuk dibicarakan.

[Name] sendiri yang selalu anti berbicara saat makan, terpaksa untuk membuka mulutnya dan berbicara banyak, ketika Ayah dari Manjirou bertanya banyak hal padanya.

Gadis itu menahan rasa mual di perutnya. Dia merasa iri pada keluarga Sano tersebut, terutama semakin membenci sang Ibu, sebab dia yang terlihat sangat bahagia dengan keluarga barunya itu.

Mask ; Sano ManjirouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang