B R O T H E R
•
•
•
[Name] menatap pada jendela kamarnya yang besar. Cuaca di luar tampak buruk, terlihat dari hujan deras dan juga angin kencang serta ada banyaknya kilat.
Gadis yang selalu menyamar sebagai laki-laki itu terlalu malas untuk bangkit dari ranjangnya. Untuk sesekali, dia ingin menghabiskan waktu liburannya berada di atas ranjang saja.
Namun, sepertinya itu hal yang mustahil.
"BANGUN DAN BERSEMANGATLAH, [NAME]-CHAN!!! CUACA DI LUAR SANGAT BAGUS!! MARI KITA MEMBUAT KUE!!!"
Yang baru saja mendobrak pintu kamarnya, dan juga berteriak dengan semangatnya, adalah Kino Makoto. Salah satu rekan kerja cafe Sailor, yang kebetulan memiliki nama yang sama dengan karakter Sailor Jupiter dalam anime-nya.
Makoto telah tinggal dengan [Name] semenjak gadis itu berusia 10 tahun. Saat itu [Name] menawarkan Makoto untuk tinggal di rumah besarnya, namun dia tidak akan mendapatkan gaji apapun karena yang [Name] miliki hanya rumah besar tersebut.
Makoto sendiri telah putus sekolah. Dia enggan melanjutkan pendidikannya setelah lulus SMP, kondisi keuangannya juga tidak memungkinkan. Beruntung sekali [Name] menawarkan tempat tinggal padanya, jika tidak mungkin saat ini Makoto masih menjadi gelandangan, atau mungkin sudah ditangkap oleh pemerintah.
"Aku sudah memasak makanan kesukaanmu! Bangkitlah, dan ayo sarapan bersama," ajaknya sembari menarik-narik tangan [Name].
"Makoto-san, tolong jangan terlalu bersemangat..."
Makoto tersenyum, mengangkat tubuh [Name] seperti karung beras, dan membawanya ke kamar mandi. "Mandilah, dan turun! Keisuke-kun sudah ada di bawah."
"Eh? Keisuke?"
[Name] segera membersihkan tubuhnya. Dia dapat menebak alasan sahabatnya itu datang ke rumahnya pagi-pagi buta seperti ini. Keisuke pasti sudah mendengar perihal kedatangan ibunya semalam, dan dia mungkin saja khawatir.
Selama 6 tahun terakhir, semenjak kedua orang tuanya pergi meninggalkannya di usianya yang ke 10, keluarga Keisuke yang selalu membantunya. Mereka menganggap [Name] dan Makoto sebagai keluarga mereka sendiri, dan sering memberi bahan makanan mentah, agar keduanya dapat makan setiap harinya.
Kurang lebih, baru sekitar 1 tahun yang lalu, kedua orang tuanya terus mengirimkan uang dalam jumlah yang besar pada [Name]. Dan Makoto-lah yang mengatur keuangan itu, sebab [Name] tidak pernah mau menyentuhnya.
"Dia selalu saja bersikap seperti pelayanku..."
[Name] menghela napasnya dengan lelah, melihat pakaian yang telah disediakan baginya. Gadis itu merasa tidak nyaman karena perilaku Makoto yang tampak seperti pembantunya saja.
"Sepertinya kami bisa saja mencari pelayan sungguhan, mengingat banyaknya uang yang dikirim oleh mereka."
[Name] bergegas turun, tidak ingin membuat Keisuke dan Makoto menunggu lebih lama.
Saat berada di ruang tamu, gadis itu melihat sosok asing yang tersenyum hangat padanya. Tidak, tidak terlalu asing wajahnya. Pria itu tampak seperti Manjirou, versi tinggi dan dewasa.
Apakah dia Ayahnya Manjirou? Atau kakaknya?
"Kuharap kau bisa mempelajari etika bertamu, Keisuke. Sangat tidak sopan datang kemari saat pemilik rumah masih tidur," peringat [Name] sambil menatap sinis pada sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mask ; Sano Manjirou
Fanfiction[COMPLETED] ❝Kau itu laki-laki atau perempuan?! Jangan membuatku merasa krisis dengan seksualku!❞ Tokyo Revengers © Ken Wakui Picture © Pinterest Story © whosgalaxy