09

239 148 115
                                    

Bruk!

"Ehㅡ sorry gue ga sengaja" ucap Ni-Ki tanpa melihat orang tersebut.

"Gapapa kok ki" balas cewek itu lalu tersenyum manis walau Ni-Ki tidak melihat nya dan langsung berlari meninggalkan dia.

Demi apa Ni-Ki nabrak gue?? omaygattt!! Batin cewek itu bersemangat yang masih melihat kepergian Ni-Ki dari koridor sekolah. Tak lama ia pergi dari sana dengan senyum miring nya.

Ciitt-

Bunyi tapak sepatu Ni-Ki ketika dia berbelok dari koridor hendak berlari dari kejaran seseorang. Tunggu... Siapa?

"SINI LO BOCAH ENAK BANGET LO NGABISIN KENTANG GUE KEMAREN YA AWAS AJA LO BESOK GA GUE BAYARIN LAGI!" pekik Jay berlari sekuat tenaga mengejar Ni-Ki yang larinya secepat kereta shinkansen.

Flashback on.

Ni-Ki diam-diam hendak kabur. Bisa gawat kalau dia terus disana dan akhirnya ketahuan bahwa dia yang menghabiskan kentang goreng milik Jay.

Akhirnya setelah melakukan telepati dengan Heeseung, lebih tepatnya hanya dengan menaik-turunkan alis kiri nya, Heeseung sadar dan langsung membalas dengan menaikkan satu alisnya juga. Tanda ingin membantu nya.

"Bang Sunoo kali" rencana pertama nya, yaitu menuduh salah satu orang.

"Lah anjir bukan gue. Asal nuduh lo ki lo kali yg ngabisin!" Sepertinya tak lama lagi semua orang akan menuduhnya.

"Gue liat tadi Sunghoon ngambil" beruntung Heeseung membantu nya mengulur waktu mencari timing yang tepat untuk kabur.

"Hah sumpah kagak!"

Perlahan Ni-Ki mundur saat semua orang masih sibuk berdebat dan tidak sadar bahwa dia sudah berdiri menjauh dari sana.

Dengan pelan dia berlari kecil agar tidak ada suara tabrakan.

Akhirnya. Ia sampai di pintu utama. Hanya tinggal membuka pintu itu lalu ia bisa kabur dengan mudah. Tapi...

Kriet...

Sial. Kenapa pintu itu harus berbunyi. Ni-Ki menoleh ke arah meja teman-teman nya. Ia mengumpat dalam hati ketika melihat teman-teman nya sedang menoleh padanya.

Ketahuan sudah. Habis lah dirinya akan diamuk masa oleh Jay. Bisa-bisa Jay merajuk dan tidak mau mentraktir ia lagi.

Tanpa berlama-lama ia menjulurkan tangan kanan nya membentuk angka dua seolah 'hehe maap bg' lalu langsung berlari meninggalkan cafe menaiki motornya.

"BANGSAT BOCAH JANGAN KABUR LO NI-KIII!!" teriakan Jay terdengar keras bahkan sampai ke luar cafe.

Esok nya...

Ni-Ki masih was-was oleh Jay. Ia tidak membalas chat dari Jay ataupun me-read grup chat mereka.

Seperti dugaan nya Jay pasti marah besar padanya. Salah dia juga karena sudah memakan tanpa izin. Dihabisin pula. Kurang ajar.

Seusai pembelajaran bahasa inggris dengan pak Namjoon waktu sudah menunjukkan jam istirahat.

Ni-Ki masih sibuk mencatat materi yang tertinggal di akhir-akhir jam bapak Namjoon tadi. Selesai mencatat semua nya ia keluar dari kelas hendak menuju kantin.

Kira-kira baru sekitar 10 langkah berjalan, terlihat Jay baru saja berjalan dari arah berlawanan. Masih jauh jarak nya dengan dia.

Seperti nya Jay belum menyadari ada dia disana. Dengan cepat Ni-Ki langsung membalikkan badan nya. Tetapi malang nasib nya.

"Itu Ni-Ki kan? WOYY NISHIMURA RIKI!" teriak Jay menggema di koridor membuat orang-orang di sana menoleh ke arah nya.

Tanpa babibu Ni-Ki langsung berlari kencang. Entah kemana dia akan pergi. Yang penting kabur dulu dari Jay.

Flashback off.

"MAAP BANG GA SENGAJA SUMPAH" ucap Ni-Ki mulai lelah. Sudah 5 menit dia berlari memutari sekolah seperti orang gila. Malu jadi pusat perhatian satu sekolah.

Sialand image gue hancur kan jadinya.

"MINTA MAAF YANG BENER!"

"MAAP"

"ULANG!"

"ULANG"

"NGAPA MALAH NGIKUTIN KATA GUE ANJ!"

Akhirnya Ni-Ki menyerah. Dia berhenti berlari. Keringat bercucuran dari rambut nya membuat rambutnya setengah basah.

"Aahh anj capek gue, lari lo kayak orang dikejar rentenir!" ucap Jay memegang lututnya.

Ni-Ki ngos-ngos an. Tidak sanggup menjawab.

"Lo ngapa kabur hah?"

"Gatau"

"Lah terus ngapain lari? Gue kan ga ngapa ngapain"

"Kaki gue gerak sendiri" Jay kesal lalu menoyor kepala Ni-Ki.

"Iya iya maap"

"Untuk?"

"Gue yang ngabisin kentang lo kemaren"

"Tinggal ngaku susah banget!"

"Jan marah ye bang" ucap Ni-Ki sedikit tertawa.

"Hm"

Kemudian Ni-Ki langsung berjalan pergi.

"Woi berani banget ninggalin gue" ucap Jay berusaha mengejar Ni-Ki.

Ni-Ki menatap sekilas Jay lalu melanjutkan jalannya.

Lah aneh banget ni anak Jepang. Batin Jay heran.

"Kenapa lo?"

"Laper bang"

Jay langsung memutar bola matanya. Kirain ada apa taunya dia kelaparan.

"Mau kantin?" tanya Jay saat mereka sedang jalan beriringan.

Ni-Ki hanya menganggukan kepalanya.

"Gue juga lah"

Ni-Ki meraba-raba saku celana seragam nya. Entah apa yang dia cari. Nampak dia terlihat agak panik. Melihat itu Jay mengernyit heran ke arahnya.

"Kenapa lagi lo?"

"Duit gue ketinggalan di tas"

Ni-Ki langsung berbalik arah menuju kelas nya. Saat ia hendak lari Jay sempat ingin menahan nya tapi tidak jadi karena Ni-Ki sudah keburu lari.

"Padahal mau gue bayarin" gumam nya kemudian lanjut berjalan menuju kantin.

"Ni-Ki ganteng banget ga sih... Dia harus jadi cowok gue pokoknya!" ujar seorang gadis membuat Jay menghentikan langkah nya.

"Hahaha emang lo bisa? Yang ada sebelum lo confes dia nolak lo duluan." tawa seorang gadis lainnya.

Jay segera bersembunyi di balik tembok. Menguping percakapan dua gadis yang belum dia lihat mukanya. Membahas sesuatu tentang Ni-Ki yang seperti nya terdengar seperti sebuah rencana besar di antara mereka.

"Ck, liat aja gue bakal buat dia ngelirik gue!" ucap gadis yang pertama berbicara tadi.

Karena penasaran Jay mengintip dua gadis yang sedang berbicara di balik tembok tersebut. Dengan hati-hati dia melihat agar tidak ketahuan.

Seketika Jay langsung membulatkan matanya ketika tau siapa dua gadis yang sedang berbincang.

"Anjir? itu kan si Wennie?"

Di sela-sela aksi mengintipnya tiba-tiba seseorang datang menepuk bahu kanannya.

"Jay?"





。。。

Tau kan guna bintang di pojok kiri bawah?

N : bakal double up kalo bab ini udah nyampe 100 vote.



Btw gimana menurut kalian cerita ini? Ngebosenin kan? Wkwk

𝗡 𝗜 𝗦 𝗛 𝗜 𝗠 𝗨 𝗥 𝗔 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang