37

153 36 6
                                    

.
.
.
"lo egois nay"

.
.
.
.
.

"gue kaya gini karna gue sayang sama Fenly" ucap Naya tak mau kalah

Gilang tersenyum angkuh
"sayang? Yakin lo? Kalo sayang lo gak akan ngerusak kebahagiaan nya Fenly sama Gista"

"lo kaya gini karna Gista ade lo kan?" tanya Naya lagi

"sekali pun dia bukan ade gue, gak seharusnya lo ngerusak hubungan orang"

"gue... Gue... " ucap Naya kikuk

"apa? Mau ngebela diri gimana lagi?" tanya Gilang

"gue sayang Fenly lang.. " ucap Naya yang kembali menangis dan terduduk di lantai

Gilang hanya menatap Naya malas

"gue gak ngerti cara lo ngungkapin rasa sayang gimana, sampe lo ngelakuin ini" ucap Gilang lagi

Zweitson sebenarnya sudah melihat perdebatan Gilang dan Naya sedari tadi tetapi ia hanya melihatnya dari kejauhan

"nay, gak semua yang lo mau bisa lo dapetin" ucap Gilang lagi

"bisa! Gue bisa dapetin hati nya Fenly!" ucap Naya dengan nada yang sedikit nyaring

Zweitson pun menghampiri mereka berdua

"bang" panggil Zweitson

"bang, udah cukup, ini masih di rumah sakit jangan bahas di sini" tambah Zweitson

Naya yang masih merasa kesal hanya menatap Gilang dengan tatapan kesal
Gilang yang tak mau kalah pun ikut menatapnya kesal

"ka.. Bang, udah bahas di luar ayok" ucap Zweitson lalu menarik mereka berdua keluar rumah sakit

Setelah di luar rumah sakit Naya langsung melepas tangan Zweitson yang tadi menariknya

"lo mau nya apa?" tanya Naya pada Gilang

"berhenti gangguin hubungan Fenly sama Gista" ucap Gilang

"Fenly itu punya gue" ucap Naya

"pede banget lo" jawab Gilang sembari tertawa

"you're not a princess, so in this world it's not only about you" ucap Erin yang menghampiri mereka bertiga

"kok lo bertiga malah nyerang gue?" tanya Naya

"gak ada yang nyerang lo, lo sendiri yang merasa di serang" ucap Gilang

"lah kan gua nolongin lo, biar lo gak malu di dalem" ucap Zweitson

Sedangkan Erin hanya mampu tertawa

"kenapa? Bingung gak ada Fenly, gak ada yang bela lo?" tanya Gilang lagi

"terserah gue" jawabnya lalu kembali masuk ke dalam rumah sakit

"lah pergi" ucap Erin

"emang abang ngomong apa aja ke dia?" tanya Zweitson

"gak ada ngomong apa apa, cuma nanya doang, kenapa dia segitu gak mau nya ngeliat Fenly sama Gista" jawab Gilang

"udah jelas kali bang, dia sayang banget sama bang fen" sahut Erin

"emang keliatan?" tanya Gilang

"jelas banget malah, mustahil sih bang fen gak sadar hal itu" ucap Erin

"lah lo kaya gak tau bang fen aja" sahut Zweitson

"gak tau" jawab Erin sembari meledek Zweitson

"aishh.. " ucap Zweitson dengan tangan yang di kepal pura pura ingin menampar Erin

SATU || UN1TY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang