10

24K 177 2
                                    

Vote & komen nya bestie😇😇

Typo

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Gina bangun dari berbaringnya, ayah sudah pergi sekitar 10 menit yang lalu.

Gina berjalan masuk ke kamar mandi membuka seluruh baju yang menutupi tubuhnya.

"Sssstt.... sakit." Rintihnya saat menyentuh bekas pukulan dari ayahnya.

Dengan menahan rasa sakit itu gina lanjut membersihkan tubuhnya, tidak mau berlama-lama di rumah karena dia tidak mau bertemu dengan ayahnya lagi.

Setelah mandi dan dandan cantik, gina langsung pergi, hari ini dia pergi ke apartemen gibran sebelum ke klup bertemu dengan penyewanya.

Sesampai di apartemen gibran, gina langsung di persilahkan masuk oleh lelaki itu.

"Lo kenapa?" Tanya gibran merasa ada yang aneh dengan gina karena anak itu terus memegang perutnya.

"Apa lo tau cara menutupi bekas lebam?" Bukannya jawaban yang di dapatkan gibran tapi malah pertanyaan balik.

"Lo terluka?" Gibran duduk di sebelah gina lalu melihat raut wajah anak itu yang memang menahan sakit.

Gina malas bicara banyak karena sekali tarik nafas maka perut nya semakin sakit. Jadi dia menarik dres mini nya ke atas lalu memperlihatkan perut nya yang lebam-lebam.

Awalnya gibran meneguk ludah saat rok mini itu di angkat ke atas tapi setelah nya dia lanhsung shok melihat perut gina yang penuh lebam merah kebiru-biruan.

"Lo habis di keroyok istri orang yaa kok bisah seperti ini?!" Tanya gibran ngasal, mana tau kan emang di keroyok istri orang karena ketauan bercinta dengan suaminya.

"Gue di pukulin lagi sama ayah." Jawab gina jujur, gak ada gunanya bohong yang penting sekarang dia harus menghilangkan bekas lebam ini sebelum nanti bertemu dengan pelanggannya.

"Gila!! Ayah lo brengsek sialan!! Harusnya lo lapor ke polisi, gak bisah diam doang, lo di perkosanya lalu menjual tubuh lo untuk pemuas nafsu dan lo juga mendapat kekerasan."

"Gue gak bisah.... gue malu."

"Gue tau lo malu tapi kalau soal ini yang lo rasain lebih penting, lupakan soal malu kalau urusan nya udah selesai lo bisah menjalani hidup lebih baik lagi bukan."

"Gak bisah gibran gue gak bisah, mending gak usah bahas itu sekarang lo bantu gue ngilangin bekas ini satu jam lagi gue harus kerja."

"Gak! Gak ada kerja-kerja hari ini gue lapor ke deri lo harus libur."

"Nggak gibran gue harus kerja kalau nggak gue di pukul ayah lagi."

"Nggak gina... biar gue yang bicara ke deri, lo sakit gini masih rela di tusuk oleh orang yang belum tentu bermain dengan lembut, lo bisah tambah sakit gila!!"

"ITU MENDING DARI PADA GUE DI SIKSA SAMPAI MATI SAMA AYAH!!"

Gibran terdiam mendengar teriakan gina, anak itu menatap gibran dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

"Kenapa nasip lo seperti ini sih gin, gue gak bisah liat lo tersiksa gini." Batin gibran, dia berusaha menenangkan emosinya.

"Gue mohon." Lirih gina.

"Gue bantu, tapi kalau lo gak kuat hubungi gue." Gina hanya mengangguk sebagai jawaban.

Habis itu gibran pergi mencari sesuatu di kamar dan dapur, setelah mendapatkan yang dia butuhkan. Gibran pun menyuruh gina berbaring dan mengangkat baju nya, gibran juga mengambil kain untuk menutupi bagian bawah gina.

WANITA PANGGILAN I WINTER✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang