18❌❌

19K 128 9
                                    






Typo

.
.
.
.
.
.
.
.

Gina terbangun saat tiba-tiba seseorang menarik tangannya sangat kasar dan membawanya keluar dari dalam mobil. Siapa lagi kalau bukan ayahnya pelaku penarikan tangannya, gina melihat sekitar.

Ini di mana??

Tidak mau bertanya bahkan gina tidak mau ambil pusing, saat ini dia hanya bisa pasrah ketika ayahnya menarik tangannya masuk ke dalam rumah yang bisa di katakan sangat kecil itu. Bahkan lingkungan perumahan ini sangat sunyi, jarak rumah itu bisah 3 rumah lagi dari rumah di sekitarnya. Sangat jauh dan gina yakin penduduk di sini sangat membosankan dan penyendiri.

"Untuk sementara kita tinggal di sini, rumah itu sudah di ambil oleh ibu mu, jadi kita hanya bisah membeli rumah ini saja." Ayahnya berbicara sambil terus menariknya ke belakang, sepertinya ke arah dapur.

"Ini kamar kamu, kita cuma punya 3 kamar, kamu di sini adik kamu di kamar sebelah kamar ibu dan ayah." Lanjutnya.

"Gue gak punya adik, ibu bahkan ayah." Kata gina tanpa peduli dengan raut wajah ayahnya yang kembali mengeras. Bahkan gina sudah tidak ada lagi embel-embel sopan santun kepada ayah nya.

"Kamar ini sangat kecil, mana kamar bocah sialan itu." Kata gina lagi lalu berjalan ke ruang tengah, tepat di dekat ruang tengah itu ada dua kamar lagi dan gina berjalan ke salah satu nya.

"Ini kamar gue, dan yang cocok menempati kamar pembantu itu bocah sialan kesayangan ayah itu." Kata gina sambil berbalik menatap ayahnya yang masih diam di depan pintu.

"Siapa yang kamu sebut bocah sialan, itu adik kandung kamu."

"Anak haram itu tidak pantas jadi adik kandung gue!!!"

Praaaak

Gina meringis saat merasakan pipi kirinya yang sakit kembali di tampar, sakit di pipi tidak di pedulikan nya. Gina kembali menatap ayahnya dengan senyuman remeh.

"Cih!! Bahkan ayah yang lebih dulu selingkuh dengan jalang itu dan sudah membuat dua anak selama ini, sangat menjijikkan."

Praaak

"Jaga mulut kotor mu gina!! Jangan membuat ayah marah dan memukulimu lagi." Rambut gina di tarik kebelakang sehingga gina bisa lebih jelas menatap wajah ayahnya yang memerah karena marah.

"Hahaha.... lucu sekali, lo tidak cukup dengan satu vagina saja kan, apa masih ada lagi wanita di luar sana yang lo hamili, oooh!! Jangan lupa."

Sreeek

Gina mendorong ayahnya sangat kuat sehingga pria tua itu mundur 4 langka dari hadapannya.

"Lo juga berhasil menghamili anak yang berumur 17 tahun dan itu darah daging lo sendiri." Dengan sekuat tenaga gina menahan perih di matanya dan berusaha embut di kelopak matanya tidak membasahi pipi.

Ayah gina yang mendengar itu seakan di sambar petir saat itu juga, dia tidak kefikiran ini akan terjadi. Tapi kok bisa, sedangkan dia hanya sekali-sekali saja menyetubuhi anaknya.

"Gue udah hancur setelah lo memperkosa gue waktu itu, lo tau sehancur apa gue??" Tanya gina, ternyata embut di matanya tidak bisah di bendungi, bahkan embun itu sudah berkumpul dan menjadi air yang membasahi pipinya.

"Gue hancur..... gue hancur bangat ayah.... lo gak tau gimana rasanya di paksa ayah sendiri jadi budah sex, melayani nafsu pria bejat di luar sana, dan bahkan lo ayah gue juga terus memperkosa gue, lo tidak memberi gue istirahat dan belas kasihan." Gina menarik nafas nya dalam dan menghapus air mata di pipinya.

WANITA PANGGILAN I WINTER✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang