17🔞❌

33.4K 165 3
                                    

Typo

.
.
.
.
.
.
.
.

Gibran terus berusaha menghubungi gina, anak itu berjanji untuk menghubunginya nanti malam. Dan sekarang sudah jam 10 malam dan gibran masih belum mendapatkan kabar dari gadis nakal itu. Bahkan gibran sudah puluhan kali menghubungi gina tapi tidak ada satupun yang di angkat.

"Kak gibran keliatan gelisah gitu, lagi mikirin apa kak?" Kalian sudah tau lah yaa ini siapa.

"Neneng mending lo gak usah ganggu gibran dulu, pergi sana cari om-om kaya untuk ngasih gue uang." Usir deri, dia tuh risih liat neneng terus nempelin gibran. Padahal dia kan jalang suruhan dia, tapi kenapa neneng malah santai-santai godain gibran.

"Iya kak maaf, neneng cuma khawatir aja sama kak gibran, keliatannya dia lagi gelisah gitu." Elak neneng masih kekeuh untuk dekatin gibran, bahkan dia masih belum mau beranjak dari duduknya.

"Bran!! Gimana, gina udah bisah di hubungi belum? Tuh pelanggannya udah nungguin dari tadi." Dejun tiba-tiba nonggol dari belakan, dia keliatan sangat sibuk. Yaa wajar aja sibuk dia kan pemilik bar itu, kalau ada pelanggan yang komplen pasti langsung nyariin dejun.

"Gue gak ngizinin gina ke ber main sex lagi, dia sedang ngandung anak gue, jadi mending lo cari jalang lain untuk gantiin posisi gina." Jawab gibran kelewat santai dan percaya diri, mendengar itu semua orang yang berada di sana langsung kaget.

"Apa lo bilang? Anak?" Deri langsung duduk tegap memandang gibran dengan wajah kaget nya. Gibran hanya mengangguk sebagai jawaban, dia masih sibuk menghubungi gina lewat wa.

"Iya, gue balik dulu mau jemput gina." Gibran berdiri dari duduknya gak lupa ambil kunci mobil dan rokok yang ada di atas meja.

"Tunggu bentar lo jangan lari gitu aja, jelasin sekarang dengan cepat, apa maksud lo gina hamil?" Dejun menahan lengan gibran untuk meminta penjelasan yang lebih rinci.

"Gina saat ini sedang mengandung, jadi gue gak ngizinin dia bermain sex bahkan menginjak bar ini lagi, gue gak mau anak gue kenapa-napa di dalam perut nya." Jelas gibran dengan cepat.

"Gue gak masalah gina ke bar atau gak main sex lagi, gue juga gak gila memperkerjakan orang hamil kayak gina, tapi saat ini gue mau nanya, anak di perut gina itu emang anak lo atau bukan?" Tanya deri.

"Gue gak tau pasti siapa bapaknya, gue juga gak mau peduli, kalau itu menyangkut tentang gina berarti itu juga tanggung jawab gue." Jawab gibran.

"Lo suka sama gina?" Tanya varel pada akhirnya, di lihat-lihat gelagat gibran keliatan kayak suka gitu ke gina.

"Gue baru menyadari itu, gue suka gina, dan gue akan jagain dia." Jawab gibran dengan suara pelan dan hati yang menghangat. "Gue pergi dulu."

Setelah mengatakan itu gibran langsung pergi dari sana, dia buru-buru pergi ke rumah gina. Meninggalkan 5 orang yang masih bingung dengan ucapan gibran tadi.

"Kak dejun gimana? Tuh pelanggan nya udah nungguin dari tadi, dia udah mabuk berat dan ngamuk-ngamuk di dalam kamar." Kata seseorang yang sepertinya salah satu kariawan bar itu.

"Astaga gue sampai lupa soal itu, yaudah neneng lo gantiin gina buat ngelayani tu orang." Perintah dejun.

"Orang nya yang mana kak?" Tanya neneng dia mau tau seperti apa orang sewaan dia nanti, soal nya setau dia pelanggan gina ini om-om berperut buncit.

Gak tau aja nih neneng kalau buaya simpanang gina kaya dan tampan-tampan.

"Pergi aja lo kesana ntar juga bakal tau." Ucap bagas ketus.

Neneng cuma menurut, dia paling malas melayani om-om pedofil itu apa lagi saat dia bermain sangat lambat dan gak memuaskan. Pelanggan gina emang jauh dari seleranya, emang sih bonus dari om-om seperti itu lebih besar tapi kan sangat menjijikkan kalau harus bermain dengan penis yang keriput.

WANITA PANGGILAN I WINTER✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang