Jangan lupa vote and comment
˚˖𓍢ִ໋🌷͙֒✧˚.🎀༘⋆
Pagi hari minggu yang cerah ini Adara mulai dengan merasakan morning sick, wanita langsung pergi ke kamar mandi untuk mengeluarkan isi perutnya. Nayara yang baru bangun khawatir mendengar Adara yang sudah muntah-muntah awal hari ini.
"Yaampun Adara, you okay?" tanya Nayara kepada wanita yang masih berada di dalam kamar mandi itu.
"I'm not. Hamil ternyata secape ini ya, gue mulai cape banget, Nay." ucap Adara, air mata terbendung di ujung matanya. Hampir menetes namun ditahannya.
"Astaga, cup-cup-cup, jangan nangis. Adara kuat yang aku kenal kan kuat." ucap Nayara, menenangkan sahabatnya itu.
"Udah minggu keberapa nih?" tanya Nayara membuka pintu kamar mandi, membantu Adara keluar dari sana. Adara mengangkat jarinya, 4 jari terangkat. Sudah 4 minggu usia janin yang ada di kandungan Adara yang berarti sudah satu bulan Adara hamil.
"Gue bikinin sarapan ya, buat lo. Harus makan biar baby juga sehat." ucap Nayara.
Sahabat Adara itu langsung menyiapkan sarapan untuk di makan oleh Adara.
"Oh iya, lo sama Brian gimana jadinya, lo mau ngebiarin anak lo gede tanpa bapak?" tanya Nayara, Adara menggeleng pelan.
"Gak Nay, gue masih waras kok. Anak gue juga perlu bapaknya yang kaya raya itu." ucap Adara, membuat Nayara sedikit terkekeh mendengar jawaban Adara.
"Gue udah bilang kok ke Pak Brian, kalau baby anaknya dia, terus dia bilang ingin bertanggung jawab. Tapi sampai sekarang dia belum ada menghubungi gue lagi sih." jelas Adara, Nayara menatap curiga kepada sahabatnya itu. "Emangnya lo ada ngasih kontak lo ke dia?" ucap Nayara yang sudah paham betul dengan sikapnya Adara kepada orang lain.
Adara terhenyak mendengar kalimat Nayara barusan, betul juga Adara belum ada memberikan kontaknya kepada Brian, bagaimana bisa lelaki itu menghubunginya?
"Enggak hehe." ucap Adara, membuat Nayara emosi, "YA GIMANA LO BAKALAN DIHUBUNGIN SAMA DIA, HE DIDN'T KNOW YOUR CONTACT ADARA."
Nayara meletakan mangkok yang berisikan sarapan yang dia buatkan untuk Adara di meja, lalu berbicara, "Yaudahlah, mungkin nanti dia bakalan dapat cara menghubungi lo gimana."
"Sekarang lo makan dulu."
˚˖𓍢ִ໋🌷͙֒✧˚.🎀༘⋆
Di lain tempat, di rumah yang mewah dimana Brian menginap di rumah orang tuanya. Dia langsung menyapa kedua orang tuanya yang lagi sarapan sambil membaca koran.
"Selamat pagi Mami, Papa." ucap Brian.
"Hari ini kamu balik ke apartment kamu?" tanya sang papa, Brian mengangguk lalu tersenyum dengan lebarnya.
"Iya, aku sekalian mau ketemu sama seseorang." ucap Brian.
"Dilihat-lihat dari senyuman kamu. Kamu mau ketemu sama calon istrimu itu?" goda maminya.
"Iya, nanti Brian bakalan ngenalin dia ke Mami sama Papa, secepatnya." ucap Brian lagi.
˚˖𓍢ִ໋🌷͙֒✧˚.🎀༘⋆
Brian yang sedang berada di perjalanan menuju rumah Adara tiba-tiba teringat sesuatu. "Gue kan gak tahu, kamar Adara berada di lantai berapa, nomor kamarnya pun gue gak tahu. Bodoh banget lo Brian." monolog Brian.
Ingin menghubungi Adara pun tak bisa, dia tak memiliki kontak wanita itu yang dia tahu hanya Adara tinggal di gedung ini. Dengan pasrah dia menuju ke pintu utama apartment Adara, berharap ada keajaiban yang muncul membuat dia bisa bertemu dengan Adara hari ini, karena setelah kejadian Adara yang akhirnya mengaku kepada dirinya. Brian tak sempat untuk bertemu dengan Adara lagi, karena jadwalnya yang sangat padat diatur Shakeel.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Beautiful Mistake | Jongchaengie
Fanfiction[𝘓𝘰𝘤𝘢𝘭 𝘍𝘢𝘯𝘧𝘪𝘤𝘵𝘪𝘰𝘯 ▪︎ 𝗢𝗻 𝗚𝗼𝗶𝗻𝗴] A story with Jay and Isa Hey, you my beautiful mistake. ©️ ᴀ ꜱᴛᴏʀʏ ʙʏ ᴋʏʟᴀɴɢᴍɪɴʏᴀᴋ Start: 5 June 2022 Ended: -