Hari ini adalah hari dimana aku dan Brian akan mengikat janji suci bersama selama-lamanya dan sekarang aku berada di ruang mempelai wanita karena acara belum dimulai. Hanya Nayara yang menemaniku disini karena Nayara seorang satu-satunya teman yang aku punya ditambah dengan Jarrel, namun lelaki itu sedang jadi penerima tamu sekarang.
Acara kali ini bersifat agak private, sesuai permintaanku. Aku yang masih ingin menyembunyikan kalau aku menikah dengan Brian anak dari pemilik yayasan sekolah. Alhasil, yang diundang hanyalah keluarga besar dari keluar Brian dan tentunya juga keluarga besar ku, lalu kerabat terdekat dari keluarga kami masing-masing, teman-teman terdekat kami dan juga beberapa rekan bisnis keluarga Brian yang penting juga diundang.
Aku ingin acara ini bersifat private karena aku tak ingin pihak sekolah mengetahui kalau aku menikah dengan anak pemilik yayasan. Mereka akan bersikap beda kepadaku kalau mengetahui fakta ini, dan aku takut ada yang iri kalau petinggi-petinggi sekolah yang awalnya tak baik kepada diriku berubah menjadi baik kepadaku. Pasti ada yang iri aku yakin.
Yang paling utama adalah aku tak ingin menimbulkan kegaduhan di antara guru-guru yang ada.
Untung saja keluarga Brian menyetujui permintaanku ini, namun pernikahan kami tetap diberitakan hanya saja identitasku sebagai mempelai wanita disembunyikan.
"Wah, gila lo beneran kaya masuk ke dunia dongeng deh, Adara." celetuk Nayara membuat aku tertawa kecil.
"Iya lo bener. Gue berasa jadi Alice yang masuk ke dalam wonderland, gue lagi gak mimpi kan ya?" ucapku membuat Nayara tertawa lalu ancang-ancang ingin mencubit pipiku, "Gak lah, mau gue cubitin gak biar lo sadar kalo ini bukan mimpi." ucapnya, membuatku langsung menahan tangannya.
"Hahaha jangan-jangan sayang make-up gue."
"Terus dress yang lo pake juga cakep banget jujur." ucap Nayara lagi memperhatikan dress yang aku pakai.
Dress yang menurutku sudah yang paling sederhana di butik itu namun tetap elegant ini, tetap saja terlihat mewah pas aku pakai.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Permisi bu Adara." aku dan Nayara langsung menoleh ke arah pintu ruang tungguku, disana terlihat Cherry yang malu-malu mengintip.
"Cherry, yampun sini-sini." ucapku mepersilahkan Cherry masuk ke dalam ruang tungguku.
"Wah ibu, saya gak menyangka ternyata bapak anaknya ibu itu, om saya." ucap Cherry terang-terangan membuat Nayara terkejut, aku hanya bisa tertawa melihat ekspresi terkejutnya Nayara.
"Hahaha, ibu juga gak menyangka. Oh iya kalau gak disekolah kamu panggil saya tante aja, saya kan otomatis jadi tante kamu." ucapku lagi, yang membuat Cherry tersenyum dengan lebarnya.
