O4 - perhatian tapi...

60 7 0
                                    

Hellow?!

Jangan lupa follow n vote yank

Selamat Membaca❤


"Lo dimana? Dari tadi pagi gue cari-cari di sekolah nggak ada" Satria masih berada di depan gerbang rumah kekasihnya. Setelah mengantarkan kekasihnya yang bernama Nova, ia menyempatkan diri menelfon Senja untuk menanyakan keberadaannya.

"Di rumah. Tadi gue emang nggak masuk" Satria mengernyitkan keningnya saat mendapat jawaban dari seberang sana.

"Kenapa? Sakit?"

"Enggak! Cuma males aja"

"Di rumah ada Bunda?"

"Ada, kenapa emangnya?"

"Gue mau mampir"

"Ya udah mampir aja"

"Mau dibawain apa?"

"Apa aja yang penting bisa di makan, dan satu lagi. Yang penting gratis! Itung-itung pajak jadian lo sama si Nova"

Satria tampak terkekeh sekilas. "Iya gampang"

Setelah mematikan teleponnya, Satria segera memakai helmnya lalu menstater motornya. Motor yang dikendarai Satria melaju dengan kecepatan yang tidak normal atau bisa dibilang di atas rata-rata. Hal seperti ini sudah menjadi kebiasaan Satria saat berkendara. Terkadang jika Satria sedang membonceng seseorang, ia akan tetap ngebut dan tidak menghiraukan seseorang di belakangnya.

Sebelum pergi ke rumah Senja, Satria mampir terlebih dahulu ke sebuah jalan yang di mana berbagai macam makanan ada di sana. Tempat itu semacam tempat car free day tetapi setiap harinya ada pendagang yang menjual makanan-makanan ringan, seperti seblak, pentol bakar, batagor, siomay, toppokki, sosis bakar, cimol, dan masih banyak lagi. Di sana juga ada berbagai macam jenis minuman-minuman segar yang cocok untuk di minum saat terik matahari berada tepat di atas kepala seperti saat ini.

Satria sudah memikirkan apa yang akan ia beli, termasuk makanan favorit sahabatnya, yaitu makanan khas Sunda yang terbuat dari tepung kanji, yaitu cimol.

Setelah mendapatkan apa yang ia cari dan ingin ia beli, Satria kembali memutar gasnya untuk segera pergi ke rumah Senja. Tetapi ia teringat sesuatu. Ia belum membeli minuman untuk pestanya dengan Senja kali ini. Satria pun mampir di sebuah alfamart yang berada tidak jauh dari rumah Senja.

Satria membeli beberapa minuman dingin. Ada sebagian yang bersoda dan sebagian tidak. Tidak hanya membeli minuman, dia juga membeli camilan-camilan kesukaan Senja.

Setelah Satria menyelesaikan semua agenda yang ia buat secara dadakan tadi di depan rumah Nova, ia akhirnya sampai di depan rumah Senja. Gerbang rumah Senja memang di biarkan terbuka saat siang hari agar jika ada tamu tidak perlu mengetuk terlebih dahulu dan mobil tamu itu tidak memenuhi jalan sempit di depan rumahnya.

Satria langsung masuk setelah mengucapkan salam dengan begitu keras. Kedua tangannya mencengkeram kuat kantong-kantong plastik yang isinya makanan semua. Satria melewati ruang tamu yang kosong itu lalu sampai ruang keluarga. Di sana sudah ada Senja yang sedang terduduk di karpet sambil menulis sesuatu.

"Bunda mana?" Tanya Satria sambil meletakkan semua kresek makanan yang ia pegang di atas meja sebelah tumpukan buku milik Senja.

"Lagi tidur siang" Senja melihat semua kresek yang ada di depannya lalu meneguk paksa salivanya. "Lo borong semuanya?"

Rahasia Senja [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang