6 - Vegaspete | Everything

8.7K 974 109
                                    


Pete benar-benar mencapai titik dimana ia tidak menemukan sesuatu untuk menunjukkan jalan. Hati dan pikirannya sama, sama-sama bimbang dalam mengambil keputusan. Aneh memang, tapi, Pete tidak mau Venice hidup tanpa bayang-bayang seorang ibu di hidupnya. Itu tidak mudah, tidak enak, Pete merasakan itu. Pete tidak mau Venice kehilangan sosok ibu. "Setelah semua yang Pim lakukan, kamu yakin untuk melepaskan Venice?"

"Aku bahkan tidak bisa memisahkan kamu dan Venice. Lalu, bagaimana perempuan itu bisa?" Vegas menyentuh dagu Pete, mengangkat wajahnya yang sedari tadi menatap tanah. "Venice milik kita, Pete."

"Aku... Tidak tau. Semua ibu itu baik, Vegas."

"Pim bukan seorang ibu, dia monster."

Pete menunduk, menatap pintu yang ada di sampingnya. Pintu kamar Venice, yang dari kemarin tertutup rapat. Venice mengurung dirinya di dalam sana. Setelah pertemuan di toko roti, Venice memberontak dan yang bisa Pete dengar hanyalah tangisan dari dalam sana. "Jangan menyiksa Venice seperti ini, aku benar-benar tidak mau kehilangan adikku. Aku tau kamu juga merasa begitu?"

"Aku hanya ingin Venice mengenal ibunya, hanya itu."

"Mengerti. Tapi, Venice masih bisa hidup tanpa ibu. Dia hidup dengan baik, bukankah kita yang selama ini menjadi saksinya?" Vegas mengambil tangan Pete, membiarkan tangan lelakinya menyentuh rahang tegas milik Vegas. "Percayalah Pete, Venice tidak membutuhkan sosok ibu seperti Pim... karena kamu adalah sosok ibu yang Venice cari selama ini."

----

"Vegas pasti sudah gila... Bisa-bisanya dia membuat keputusan bodoh seperti ini? Padahal selama ini, Venice lah yang menghalangi waktunya dengan Pete. Apa yang merasuki pikirannya? Dasar ceroboh!" Khun menggumam sendiri, sambil mengunyah cemilan ikan kering dimulut nya. "Bagaimana pun mereka satu darah, Pim juga bukan perempuan baik. Kurasa, ini satu-satunya keputusan Vegas yang aku setujui." Kinn menyahut, sambil menatap laptop didepannya.

"Tidak salah sih... Tapi jika aku jadi Pete, aku akan tetap menendang Venice keluar dari rumah. Dengan begitu beban ku berkurang." Ucap Khun enteng. Kinn hanya menggelengkan kepalanya, merasa percuma jika beradu argumen dengan kakaknya.

"Ngomong-ngomong, apa yang kamu kerjakan?" Khun mendekatkan wajahnya dengan layar laptop Kinn. "Eh, ini bukan pekerjaan dengan banyak angka di dalamnya." Khun menyipitkan matanya. "Memang bukan... Aku sedang mencari identitas soal beberapa investor yang bekerja sama dengan perusahaan kita."

"Untuk apa?"

"Jika aku beritahu, kamu tidak akan mengerti."

"Ceritakan dulu!"

Kinn menghela nafasnya kecil "Kim menduga ada rahasia perusahaan yang bocor, jadi ayah menyuruh aku dan Kim untuk mencari dalang serta perusahaan mana yang berani menerima informasi dari perusahaan kami." Khun mengangguk, lalu kemudian bersikap tidak peduli. Sangat menyenangkan tidak terbebani dengan perusahaan keluarga seperti ini. Tapi Khun tetap bisa mendapatkan fasilitasnya, itu keren! Hehe.

"Jadi, kalau informasinya bocor, apakah uang kita akan berkurang?"

"Tidak... Tapi itu dilarang."

"Itu kan tidak merugikan, bukannya baik jika berbagi?"

Tuhkan, Kinn sudah bilang Khun tidak akan mengerti!Percuma jika Kinn jelaskan lebih banyak lagi, otak idiot Khun itu tidak mau berkembang dan terus berputar dengan ikan kesayangannya saja. "Aku benci ekspresi itu, pasti kamu sedang mengumpatiku didalam sana! Durhaka!"

Khun beranjak dari kursinya. "Sudahlah, aku akan pergi, bilang pada ayah kalau aku pergi ke rumah keluarga minor. Aku harus menghibur Pete disana, selamat tinggal!"

✓ EVERYTHING ; vegaspeteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang