11 - Vegaspete | Everything

7.2K 805 141
                                    


Pete mengendap-endap masuk ke kediaman rumah keluarga Tanawat, alias rumah Aaman. Pete memperhatikan sekelilingnya. Rumah ini di jaga dengan banyak pengawal, walaupun tidak seketat rumah keluarga utama, tapi tetap saja sulit bagi Pete untuk masuk sendirian ke sana.

Pete kemudian menatap rumah itu dari atas sampai bawah. Rumah yang cukup megah dan tinggi. Jika Venice ada di sana, kecil kemungkinan untuk Pete bisa keluar bersama Venice hidup-hidup. Atau mungkin, Pete bisa saja tertembak begitu melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah itu. Tidak menutup kemungkinan juga kalau mereka memasang semacam alarm yang mengeluarkan laser, kan?

Tapi Pete tidak akan menyia-nyiakan waktunya. Dia sudah sampai di level terakhir, tidak ada kesempatan bagi Pete untuk kembali. Pete tidak peduli apa yang terjadi nanti, namun jika membiarkan Venice dipukuli seperti apa yang dia lihat di video, Pete rasa dia lebih baik mati tertembak.

Baik, sekarang, saatnya Pete menjalankan misi. Dia tidak ada rencana, bahkan Pete tidak tau bagaimana isi di dalam rumah itu. Yang sekarang Pete pikirkan hanya, lakukan lalu pulang. Kembali menata keluarganya lagi, lupakan kejadian sekarang dan jangan biarkan mimpi buruk ini terulang. Itu terdengar mudah.. Bukan?

Pete mulai berjalan lewat samping, meng kamuflase kan dirinya senada dengan semak-semak. Berusaha sebisa mungkin untuk tidak terlihat se-inci pun. Setelah memastikan kondisi sudah aman, Pete keluar dari semak-semak dan langsung bergelantungan di tembok. Jangan tanyakan sesakit apa lengan Pete sekarang. Mungkin itu akan robek untuk kedua kalinya.

"Ah!" Tubuh Pete jatuh ke tanah. Lengannya tidak dapat menahan berat tubuhnya lebih lama, bahkan sekarang, lengannya mulai mengeluarkan darah lagi. "Sialan!" Pete menepuk-nepuk lukanya, berharap rasa sakitnya ini akan cepat hilang. Pete berdiri dengan hati-hati, ia memilih diam dulu sejenak agar rasa sakitnya mereda.

Disaat itu juga, seseorang menangkap pinggangnya. Pete reflek mengangkat sikunya sebagai bentuk perlawanan, tapi itu ditangkis. "Diam." Mata Pete membulat begitu mendengar suara Vegas di telinganya. Tunggu, apa Pete sedang berhalusinasi? Mungkinkah ini efek samping dari luka pada lengannya ini? "Jangan membuat tatapan seperti itu, ini benar-benar aku."

Vegas memasang sebuah pengaman di pinggang Pete, yang memiliki tali panjang dan pengait di ujungnya. "Aku akan pergi bersamamu," Vegas menoleh ke arah Pete yang masih membeku di sebelahnya. "Kali ini, aku ikuti rencanamu. Tapi lain kali, jangan buat keputusan sendiri." Vegas mendekatkan wajahnya kepada Pete, mencium bibir istrinya dengan lembut. "Aku tau ini demi Venice, tapi tolong pikirkan aku juga, Pete."

"Maafkan aku karena sudah ceroboh.. juga, terimakasih karena kamu bersedia membantu."

"Hmm baik, kita akan melanjutkan pembicaraan itu dirumah." Vegas mengusap kepala Pete, kemudian matanya menatap ke lantai atas. Dapat disimpulkan kalau lantai dua adalah lantai yang paling pendek jadi itu paling memungkinkan dijangkau dengan tali. Mengingat tali yang mereka gunakan itu pendek. "Sekarang, fokus kepada Venice. Kita bisa menyelamatkannya, asal kamu percaya padaku juga Macau."

"Macau? Kamu membawanya kesini?!"

"Pelankan suaramu Pete." Tegur Vegas, membuat Pete langsung sadar dan menutup mulut dengan kedua tangannya. "Aku sudah bilang, percayalah. Macau akan baik-baik saja, aku hanya memberikan pekerjaan mudah untuknya."

Macau side

Sumpah, Macau sepertinya sudah tidak dapat melihat jalan raya dengan jelas lagi. Matanya seakan menjadi buram karena perasaan panik yang menyelimuti dirinya. Bagaimana tidak? Vegas meminta Macau untuk mengalihkan perhatian para pengawal dirumah Aaman. Macau awalnya setuju karena dia pikir, hanya akan ada 1 atau dua orang yang akan mengejarnya.

✓ EVERYTHING ; vegaspeteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang