Vegas memandangi Pete dari sudut kiri sampai sudut kanan, tanpa berkedip seperti singa yang sedang memantau rusa sebagai mangsanya, hanya saja ini versi lebih santai. Vegas sudah seperti ini sejak Pete datang beberapa menit yang lalu. "Jangan menatapku seperti itu, lebih baik kamu makan," Pete membuka satu persatu bekal yang sudah ia siapkan. Lalu menatap balik Vegas. "Atau aku yang akan memakanmu."Vegas tersenyum lebih lebar, menarik-narik pelan lengan Pete. "Baik, sini, makan aku dengan cepat." Ucapnya sumringah.
"Aku bercanda! Cepat makan sebelum itu menjadi dingin."
Vegas menggumam kecil, raut wajahnya menunjukkan rasa kecewa begitu. Hah, apa dia benar-benar berfikir Pete akan 'memakannya' disini? "Jangan pasang muka seperti itu. Ayo makan sebelum aku marah." Ketika Pete mengancam, disitulah Vegas bergerak. "Iya-iya, aku makan." Vegas mengambil garpu, mulai memutar-mutar spaghetti itu melingkari garpu.
"Bagaimana, enak?"
Vegas mengangguk. "Makin enak karena kamu disini."
"Terserahlah, dasar.." Jujur saja, Pete ingin berlari dan berteriak sekencang mungkin kepada dunia kalau ia malu! Pete sudah bekerja keras untuk menyembunyikan pipi meronanya, tapi sepertinya itu masih saja terlihat. "Bagaimana pekerjaan hari ini? Semua lancar?" Tanya Pete, mencoba mengalihkan pembicaraan agar dia tidak terus salah tingkah.
"Tentu, seperti biasa, hanya ada sedikit masalah," Pete mengangkat alisnya, penasaran. "Masalah apa?"
"Tadi pagi Tankhun datang, ya, sebenarnya hanya untuk mengambil dokumen yang diminta oleh Paman." Vegas mengunyah spaghetti nya, lalu menelannya. "Tapi dia memberi tahu ku kalau ada masalah di perusahaan. Dia bilang informasi perusahaan bocor lagi, mereka sedang mencari dalangnya, juga perusahaan mana saja yang menerima informasi itu."
"Apa-apaan? Kenapa bisa? Apa mereka sudah menemukan titik terang?"
"Aku juga belum tau pasti. Karena itu, besok aku akan pergi ke rumah utama lagi untuk membahas ini dengan Kinn." Vegas mengambil tangan Pete, mengusapnya lembut. "Bisakah besok kamu menggantikanku pergi ke kantor besok?" Tanya Vegas dan Pete mengangguk. "Aku tidak keberatan.. Sudahlah jangan terlalu dipikirkan, aku yakin kalian bisa menyelesaikan nya dengan baik." Pete mengambil alih laptop Vegas.
"Makan yang benar, aku akan mengerjakan pekerjaanmu."
Vegas mengangguk menurut, kini tangannya berganti mengusap kepala Pete. "Aku mencintaimu."
"Hmm, jangan terlalu sering mengucapkan itu."
"Kamu bosan?"
"Bukan.. Kalau terlalu sering, nanti tidak bermakna lagi."
"Kalau begitu balas dulu."
Pete memutar bola matanya malas, kemudian menoleh ke arah Vegas dan mengecup bibirnya cepat. Netra antar keduanya saling bertemu. "Baiklah, aku juga."
"Juga apa?"
"Mencintaimu, Khun Vegas~"
----
Vegas berjalan melewati setiap ruangan di rumah utama, bersama Venice yang ada dalam genggamannya. Venice melihat sekelilingnya seakan terpesona, ia sudah lama tidak kesini dan sepertinya rumah ini menjadi lebih ramai. Banyak pengawal tampan bertambah disini.. Hahh, Kenapa Vegas tidak merekrut pengawal-pengawal tampan seperti disini untuk rumah keluarga kedua? Venice sangat ingin!
"Jaga matamu, mereka tidak suka anak kecil yang merepotkan dan berisik sepertimu." Giliran Porsche berbicara. Porsche ada disana untuk mendampingi mereka. Ahh, ralat! Lebih tepatnya, untuk menjahili Venice. Hihi~
KAMU SEDANG MEMBACA
✓ EVERYTHING ; vegaspete
RandomBuku dimana Vegas dan Pete menjalani hidup sebagai pasangan. Setelah berbagai masalah yang mereka lalui, kini mereka memulai awal yang baru dengan membentuk keluarga kecil bersama Venice dan Makau.