[1] Awal yang buruk

4.8K 189 1
                                    


Suara dobrakan pintu yang keras, membuat pemuda manis itu terbangun dari tidurnya.

Wanita paruh baya yang mendobrak pintu barusan, terlihat sangat emosi. Kellen yang masih belum sepenuhnya sadar, tiba-tiba merasakan sakit pada kepalanya yang tengah dijambak oleh wanita di depannya. Tarikan kuat pada rambut coklatnya membuat Kellen meringis dan menahan sakit akibat jambakan tersebut.

"Dasar anak sialan.., apa kau akan membunuhku akibat kelaparan, hah.! cepat ke bawah dan buatkan makanan untukku!." teriak wanita itu murka.

"I-iya.. Ibu aku akan segera melakukannya." Kellen dengan cepat menuruti perkataan wanita yang bernama Aika Kyle, atau Kellen sebut sebagai ibu.

"Cihh.. Kenapa aku melahirkan Anak sepertimu?" puas dengan perbuatannya Aika mendorong kepala Kellen kasar hingga jambakkan tersebut terlepas lalu meninggalkan putranya tanpa rasa kasihan sedikit pun.

Kellen menunduk menahan sakit sambil menggigit pipi dalamnya untuk menahan tangis.

Kellen sering mendapatkan perlakuan seperti ini, dan perlakuan itu tetap saja masih menyakitinya. Mau itu di rumah ataupun di sekolah, ia selalu diperlakukan semena-mena oleh banyak orang sehingga hal ini menjadi hidangan keseharian Kellen.

Semua itu disebabkan karena Kellen berbeda dari remaja laki-laki pada umumnya. Badannya terbilang pendek dengan tinggi 156 cm dengan ukuran badan yang kecil atau bisa dibilang ramping. Wajah yang sangat manis bahkan hampir mengarah ke beby face, dan kulit putihnya. Jadi bisa disimpulkan Kellen diperlakukan kasar karena ia terlihat kemayu.

Sadar dari lamunannya Kellen melihat jam di meja belajarnya yang menunjukkan pukul 06:22. pantas saja ibunya tadi marah ia bangun cukup kesiangan.

Dengan cepat Kellen menuju kamar mandi yang berada di lantai satu dan kembali ke kamarnya untuk mempersiapkan diri ke sekolah, dengan cepat ia memakai seragam lusuhnya dan merapikan buku-buku pelajaran yang akan ia bawa.

Kamar yang Kellen tempati di lantai dua, sebenarnya gudang penyimpanan. Sedangkan kamar Kellen yang sesungguhnya berada di lantai satu, tapi karena kekejaman ibunya, Kellen terpaksa tidur di tempat kotor ini.

Kembali turun ke bawah, Kellen tak mendapati ibunya berada, dengan cekatan ia menyiapkan makanan seadanya lalu membereskan beberapa tempat yang berantakan sebelum ibunya kembali marah.

Setelah menyelesaikan semuanya dengan tepat waktu, ibunya juga datang ke arah dapur dengan memandang malas ke arah anak laki-lakinya.

"Apa kau sudah selesai..? Kalau begitu cepat pergi dari sini!, aku muak melihatmu lama-lama." usir ibunya.

Kellen tidak akan pernah melawan atau pun menolak setiap perkataan ibunya karena sudah pasti yang akan ia dapat adalah pukulan, jadi diam dan mengiyakan adalah jalan satu-satunya agar ia tidak kena amuk.

"Kau itu sudah dewasa, Kellen. Seharusnya kau bekerja untuk menghidupi kita, jangan hanya hidup seenaknya. Tidak perlu mementingkan sekolahmu itu, andai kau tidak bersekolah kita mungkin masih berkecukupan. Kau bersekolah seolah-olah kau akan sukses suatu hari nanti, haha.. Jangan mimpi."

"Akanku usahakan mendapat pekerjaan, Ibu." Kellen mengangguk.

Sesaat ia berpikir, di umurnya yang ke-17 tahun apakah bisa melakukan pekerjaan sambil bersekolah?. Apalagi ia tidak punya pengalaman kerja.

Andaikan ayahnya masih hidup, pasti kondisi ia dan ibunya tidak akan seperti ini.

Menghela nafas sejenak, Kellen meninggalkan rumah dan berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki.

Jarak sekolah Kellen dengan rumahnya lumayan jauh, tapi Kellen sadar, ia tak memiliki uang sepeser pun untuk naik angkutan umum, alhasil ia sering jalan kaki untuk ke sekolah.

Bad Dominant [end ✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang