[13] Seharian Bersama

1.2K 115 2
                                    

Terlihat dua remaja tengah terlelap dalam tidur mereka dengan keadaan saling memeluk, yang mana membuat dua remaja itu semakin nyaman dalam tidurnya.

Lumayan lama mereka tertidur hingga Kellen yang berada dalam dekapan Xena menggeliat tak nyaman karena merasa sedikit sesak dan berat.

Akhirnya Kellen bangun lebih dulu dari Xena. Saat ia tengah mengumpulkan nyawanya, ia merasa ada yang aneh, lantas ia menoleh ke arah bawah tubuhnya dan mendapati tangan seseorang memeluk pinggangnya mesra.

Kellen mengarahkan wajahnya ke arah Xena yang masih terlelap dan baru ia sadari jarak di antara keduanya sangat dekat, sangking dekatnya Kellen bisa merasakan nafas Xena.

Wajah Kellen mulai memanas karena berada di posisi ini. Yang harus dilakukannya pertama-tama adalah melepaskan diri dari dekapan Xena.

Dengan pelan ia menyingkirkan tangan Xena yang berada dipinggangnya. Sesekali ia melirik wajah Xena, jaga-jaga jika gadis itu terbangun. Merasa sudah terbebas, ia perlahan beranjak dari kasurnya dengan keadaan linglung.

Kellen ingat betul kejadian beberapa waktu lalu dimana ia akan melakukan percobaan bunuh diri tapi dihentikan segera oleh Xena. Ia benar-benar merutuki kebodohannya itu.

Tidak ingin melamun terlalu lama, Kellen segera kembali ke situasi sekarang, di mana ia melihat kondisi kamarnya yang terlihat agak berantakan dengan tali yang masih menggantung di langit-langit kamarnya dan kursi yang terjatuh tadi. Dengan cepat ia membereskan kamarnya dengan hati-hati agar tidak membangunkan Xena.

Merasa semua sudah beres Kellen melirik sebentar ke arah gadis itu lalu keluar dari kamarnya menuju ke lantai bawah untuk bersih-bersih sekalian.

Sangat jelas bahwa sebagian isi rumah berdebu dan berantakan. Kellen jarang membersihkan rumah semenjak kematian almarhum ibunya. Ah, jangan diingat lagi. Kellen segera menyibukkan diri mencoba melupakan segala pikirannya atau dia akan kembali menangis. Ia melirik sebentar ke arah jam dinding yang menunjukan pukul 13:12 siang, sepertinya ia tidak menyadari bahwa waktu berlalu sangat cepat, mungkin karena ia tertidur terlalu lama, jadi tidak menyadarinya.

Saat ini Kellen tengah memasak untuk menyiapkan makan siang. Mengingat ia tak sendiri di rumah, ia memutuskan agar memasak lumayan banyak.

Kellen yang tengah asik membuat telur dadar, tiba-tiba dikejutkan oleh sepasang tangan yang memeluknya dari belakang. Tubuhnya langsung menegang saat merasakan nafas berat dari seseorang di belakangnya seperti habis berlarian.

Kellen segera mematikan kompornya lalu menghadap ke belakang dan mendapati raut wajah Xena yang terlihat khawatir dengan nafas memburu sambil memeluknya erat.

"Apa kau sakit?" tanya Kellen mencoba memahami situasi.

"Jangan membuatku takut lagi." ucap Xena menenggelamkan kepalanya di bahu Kellen.

"Hah?"

"Kau benar-benar membuatku khawatir. Saat aku bangun, aku tidak mendapatimu di sampingku, apa lagi saat melihat tali yang ingin kau gunakan untuk bunuh diri sudah tidak ada, tentu saja hal itu  membuatku makin panik." ucap Xena panjang lebar dengan nada suara yang serak.

Kellen yang telah memahami kekhawatiran dari Xena merasa bersalah dan juga senang, senang? Mungkin saja Kellen merasa begitu karena tidak ada yang pernah mengkhawatirkannya selama ini.

"Aku tidak tega membangunkanmu, jadi aku langsung membereskan seisi rumah yang terlihat kotor dan berantakan, sekalian aku juga memasak makan siang bersama." ucap Kellen memberikan semyumannya pada Xena.

Xena mengangkat kepalanya agar menatap pada Kellen yang masih tersenyum manis. Sangat manis sampai-sampai Xena ingin merasakan kemanisan itu.

Tapi dengan cepat Xena menyingkirkan pikirannya yang tidak sopan itu. Sebenarnya bisa saja ia melakukannya tapi mengingat Kellen masih kurang sehat jadi ia harus menahannya.

Bad Dominant [end ✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang