[5] Apa ini ancaman?

1.9K 153 1
                                    

Setelah menikmati jam istirahat di rooftop. Kellen dan Keyla kembali ke kelas, bagitu pula dengan Angga. Entah kenapa perasaan Kellen mengatakan kalau Angga sedari tadi sering mencuri pandang padanya.

Tidak mau kegeeran, ia tidak ambil pusing tentang itu.

Sesampainya di kelas, bel juga berbunyi menandakan jam istirahat telah usai, namun guru belum juga datang. Kellen juga merasa harus ke toilet sekarang.

"Keyla, aku mau ke toilet sebentar, nanti izinkan aku pada guru yang masuk ya."

Belum sempat menyahut, Kellen sudah berlari keluar kelas membuat Keyla terkekeh kecil.

"Sepertinya sudah tidak tahan lagi." batin keyla.

__________________________________

Setelah Kellen selesai dengan urusan di toilet, ia segera keluar menuju kelasnya kembali. kemungkinan guru sudah ada di kelasnya sekarang, dia seperti ini pasti karena terlalu banyak minum di rooftop tadi, jadinya ia begini.

Saat akan berbelok, ia dikagetkan oleh sosok Xena yang sedang bersandar di tembok seperti sedang menunggu seseorang. Aura di sekitar tiba-tiba menyeramkan apalagi mereka hanya berdua di sini. Mengingat apa yang dilakukan Xena dengan teman-temannya kemarin membuat Kellen berkeringat dingin.

Kellen yang mencoba setenang mungkin melangkahkan kakinya, pura-pura tidak lihat dengan keberadaan Xena.

Setelah beberapa langkah pergelangan tangannya dicengkram kuat oleh Xena. Belum juga menoleh dia tiba-tiba ditarik kuat dan dipojokkan ke tembok tempat sandaran Xena tadi.

Hal tersebut membuat Kellen terkejut belum lagi saat melihat Xena sangat dekat dengannya.

"Bisa lepaskan aku, aku harus ke kelas."

Kellen yang tidak mau tinggal diam pun memberontak dan berusaha kabur dari gadis di depannya, tapi tentu saja Xena lebih kuat ketimbang Kellen, hal tersebut membuat Xena semakin mencengkram kuat lengannya yang membuat Kellen kesakitan.

"DIAM!"

kellen yang mendapatkan bentakan dari Xena langsung terdiam. Dia juga merasa sangat terpojok dan makin membuatnya takut, sedangkan gadis di depannya terus memperhatikan bocah pendek di hadapannya ini dengan teliti.

"Bisa-bisanya kau membuatku gila hanya dalam semalam," ucap Xena pelan dengan penuh penekanan disetiap ucapannya.

Kellen mendongak menatap Xena mencoba mencerna perkataannya barusan. Kellen sempat terpaku sesaat memandangi Xena, gadis ini lebih tinggi darinya sekitaran 176 cm, jangan lupakan tatapan tajam disertai mata panda dengan ekspresi datarnya.

Sempat membuat Kellen iri dengan tinggi badan Xena ketimbang dirinya yang terlihat pendek apalagi ia seorang anak laki-laki, pantas saja ia selalu diejek.

"Dengar!"

Suara berat milik Xena pun menyadarkan lamunan Kellen. Xena memajukan wajahnya ke arah telinganya bahkan nafas Xena bisa Kellen rasakan di lehernya sendiri.

"Mulai sekarang kamu tidak boleh dekat dengan seseorang atau..~"

Dengan gerakan yang cepat kedua tangan Xena mencekik leher putih milik Kellen dan membuat pemuda manis itu memekik tertahan dan mencoba bernafas.

"Aku akan melakukan yang lebih dari pada ini, Mengerti? " Kellen yang sudah dilanda panik reflek mengangguk dengan cepat tanpa berpikir panjang lagi, ia sudah kehabisan oksigen dan lehernya juga terasa sangat sakit sekarang.

Puas dengan jawaban Kellen, Xena melepaskan tangannya dan memberikan jarak diantara mereka.

"Hah.. Hah.. Hah.. "Kellen mengambil nafas sebanyak mungkin sesekali batuk kecil.

Bad Dominant [end ✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang