[3] Berusaha

1.8K 142 0
                                    

Terik matahari siang ini benar-benar mengeluarkan suhu yang sangat panas. Beberapa pejalan kaki menyeka keringat mereka yang sedang melakukan aktivitas di luar ruangan.

Terlihat Kellen berjalan ke sana kemari dengan keringat yang bercucuran di tubuhnya akibat terik matahari yang menyinarinya, bahkan kulit putihnya jadi memerah. Singgah di satu tempat ke tempat yang lain.

Lebih tepatnya jika diperhatikan pemuda itu bertanya pada tokoh atau pun rumah makan yang ada di sekitar apakah ada yang membutuhkan karyawan tambahan.

Tapi sampai sekarang belum ada yang menerimanya untuk dipekerjakan.

Ia sedang mencari pekerjaan sampingan untuk membantu perekonomian dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Seperti yang dikatakan ibunya pagi tadi, Kellen langsung mencari pekerjaan sekarang ini.

Sepulang sekolah tadi, Kellen tak langsung kembali ke rumah melainkan mencari pekerjaan agar ibunya tidak marah lagi.

Baju sekolahnya mulai basah akibat keringatnya sendiri, untungnya besok tidak dipakai lagi karena akan digantikan dengan seragam yang lain.

"Huhh.. Ternyata mencari pekerjaan susah juga," ia berhenti sejenak untuk istirahat agar tenaganya tak terkuras habis.

Bagaimana pun juga dia harus mendapatkan pekerjaan mulai sekarang.

Setelah beberapa menit menghilangkan rasa letihnya, Kellen kembali mencari pekerjaan di sekitar.

Kellen tidak tau mau kemana lagi, tapi matanya langsung tertuju pada sebuah minimarket yang tak jauh darinya. Tidak kecil dan tidak pula besar tapi lumayan ramai pembeli.

"Bagaimana kalau cari lowongan di sana." tanya Kellen pada dirinya sendiri.

Tidak pikir dua kali, ia masuk ke minimarket itu dan langsung bertanya pada salah satu karyawan minimarket.

"Permisi, boleh saya bertanya..?" tanya Kellen.

"Eh.. Boleh, ada apa?" ucap karyawan itu.

"Apa di sini butuh karyawan tambahan?, saya ingin bekerja di sini jika anda butuh karyawan baru."

Karyawan itu terlihat bingung pasalnya pemuda yang melamar pekerjaan Itu masih seorang pelajar. Terlihat dari seragamnya yang kusut dan acak-acakan, serta pipi Kellen yang masih memar membuat karyawan itu mengira, pelajar di hadapannya ini pasti anak badungan di sekolahnya.

"Kami memang sedang membutuhkan karyawa, tapi kami tidak menerima anak sekolahan, apa lagi yang selalu membuat masalah." jawab karyawan itu.

"Saya mohon, saya sangat butuh pekerjaan ini agar mencukupi kehidupan saya. Jadi bersih-bersih di sini juga tidak masalah." Kellen memelas pada karyawan itu agar diterima bekerja di sini.

"Tapi.., ya sudahlah, kalau begitu kau harus bertemu dulu dengan pemilik minimarket ini, biar dia yang memutuskan apa kau akan diterima atau tidak."

Lantaran kasihan melihat Kellen memohon, karyawan itu luluh dan mengajak Kellen untuk bertemu dengan bosnya terlebih dahulu.

"Anak sekolah ini mau bekerja?"

Suasana canggung menyelimuti di dalam ruangan tertutup yang berisikan tiga orang itu. Diantaranya Kellen, karyawan tadi, dan pemilik minimarket ini.

"Iya Bos, anak ini memohon agar diterima kerja, katanya ia butuh uang untuk biaya hidupnya." Kellen hanya menunduk mendengar karyawan itu menjelaskan tujuannya disini.

"Hahh.. Oke kamu diterima kerja di sini, lagi pula karyawan saya hanya beranggotakan tiga jadi saya sangat membutuhkan karyawan tambahan. Ingat jangan buat kesalahan dan datang tepat waktu saat sepulang sekolah, karena kamu seorang pelajar dan jam kerjamu dibatasi, maka gajimu nanti tak sebanyak karyawan lain yang full time. Tidak apa-apa, kan?"

kellen dengan cepat mengangkat kepalanya dengan mata berbinar.

"Iya Pak, terima kasih banyak." Kellen merasa lega setelah ia mendapatkan pekerjaan ini ia tidak akan menyusahkan ibunya lagi.

"Hampir lupa, perkenalkan nama saya Kellen Kyle Bramasta, panggil Kellen saja." ucapnya memperkenalkan diri.

"Nama saya Halton, dan karyawan yang mengantar mu ke sini, adalah Hugo."
Ucap Halton memperkenalkan mereka berdua.

Setelah Hugo dan Kellen keluar dari ruangan Halton, kellen mulai akrab dengan hugo yang sedang menjelaskan tugas apa saja yang akan dikerjakan Kellen nantinya.

"Jadi besok kamu sudah mulai bekerja. pulanglah dulu, aku tau kamu pasti kelelahan mencari kerja dari tadi." ucap Hugo mengakrabkan diri pada Kellen.

"Baik, sekali lagi terima kasih." ucap Kellen keluar dari minimarket. Hari ini memang berat tapi tidak mengkhianati hasilnya.

Kellen berjalan pulang dengan perasaan yang senang sambil mengamati suasana yang sudah sore.

"Eh sudah sore? Aduh, ibu pasti marah." Kellen dengan panik berjalan cepat menuju rumahnya. Sebenarnya Kellen panik karena ia terlambat membereskan rumah dan menyiapkan makanan ibunya. Yap, Kellen yang melakukan semua pekerjaan rumah ketimbang ibunya.

Setelah kepergian ayah Kellen, ibunya menjadi tidak peduli dengan pekerjaan yang harus dilakukan sebagai seorang ibu rumah tangga. Sebaliknya, Kellen yang harus mengerjakan semuanya atas perintah ibunya, jika ia tidak mengerjakan atau lupa mengerjakan sesuatu pastilah Kellen mendapatkan amukan lagi darinya.

Setelah sampai di rumah, Kellen mengatur nafasnya yang masih terengah-rengah. Membuka pintu perlahan dan tidak mendapati tanda-tanda ibunya berada.

Kellen menghelah nafas pelan, lalu berjalan menuju tangga yang mengarah ke atas kamarnya.

"Kau baru pulang, Anak sialan..?"

Belum menginjakkan kaki di tangga, Kellen dikejutkan dengan suara dan kata-kata yang menyakitkan. Ia menoleh mendapati ibunya yang entah dari mana datangnya sudah duduk di ruang tamu dengan minuman keras berjejeran di meja sambil memandanginya dengan pandangan marah pada Kellen yang baru pulang kerumah.

"Aku tanya, KAU DARI MANA?" geram ibunya.

"Aku dari mencari pekerjaan, ibu, tapi tenang saja aku sudah mendapatkannya, aku menjadi karyawan di salah satu minimarket. Aku akan bekerja dan memenuhi kebutuhan kita mulai sekarang." jawab Kellen panjang lebar dengan perasaan senang.

"Apa membutuhkan waktu selama itu, hah? cepat siapkan makanan untukku dan jangan lupa bereskan rumah setelah ini, mengerti..?" kemarahan ibunya selalu meledak-ledak dan tidak peduli keadaan Kellen yang terlihat lelah seharian ini mencari pekerjaan.

"Iya Ibu, aku akan menyiapkan makanan untukmu sebentar lagi."

"Pergilah!, kau selalu saja memperburuk suasanaku."

Setelah diusir ibunya, Kellen beranjak naik ke atas kamarnya dan turun kembali untuk mandi.

Malam semakin larut dan Kellen baru selesai mengerjakan semua pekerjaan di rumah. Dia sangat letih lalu segera berbaring di kasurnya yang usang. Ia tidak peduli.

Kellen rasa, ia harus banyak beristirahat karena besok akan menjadi hari yang lebih membutuhkan banyak tenaga.

.

.

.

Tbc..

Bad Dominant [end ✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang