[26 end] Akhir Yang Bahagia

1.7K 119 8
                                    

Keyla menuntun Kellen masuk ke kamar inapnya, lalu mendudukkan Kellen di sofa yang sudah tersedia.

Tidak ada pembicaraan saat mereka sampai, keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing.

Kellen menghela nafas lelah.
"Semuanya jadi kacau karenaku."

Keyla menoleh.
"Kau tidak sengaja."

"Ini tetap salahku. Reaksiku terlalu berlebihan bertemu Xena."

Kellen bertanya-tanya pada dirinya sendiri, kenapa perasaannya sangat berlebihan. Padahal dia bisa saja mengendalikannya dengan mudah.

Sekarang dia merasa bersalah pada angga. Di harinya yang bahagia ini, jadi kacau karenanya.

"Mau bagaimanapun semua sudah terjadi. Kau hanya harus melupakan masalah tadi." ucap Keyla yang melipat kedua tangan di dadanya.

"Terima kasih, berkat bantuanmu hari ini, aku tidak tahu harus bagaimana jika kau tidak ada di sana"

Keyla hanya tersenyum menganggapi ucapan Kellen. Ia lalu mencari obat sakit kepala di tasnya dan memberikan pada Kellen agar pemuda itu meminumnya.

Cukup lama mereka istirahat sejenak hingga keadaan Kellen mulai membaik.

"Aku merasa baikan sekarang. Lebih baik kita ke bawah, tidak enak rasanya meninggalkan acara sebelum selesai." Kellen berdiri menghadap cermin, memperbaiki pakaiannya yang sedikit berantakan.

"Kau yakin?" tanya Keyla yang ikut berdiri.

"Ya, aku merasa tidak enak pada Angga. Aku harus meminta maaf padanya." ucap Kellen sambil membuka pintu kamar.

Keduanya kembali turun setelah Kellen mulai membaik dan mempersiapkan dirinya agar tidak grogi jika berhadapan dengan Xena nanti.

Saat mereka memasuki ruangan pernikahan, mereka berdua sedikit lega karena tamu mulai berkurang.

"Lihat siapa yang datang kembali." ucap Marc memandang lurus ke arah Kellen.

Carlos, Hana, Angga, dan Xena, menoleh secara bersamaan ke arah yang dimaksud Marc. Mereka terus memandangi Kellen yang berjalan mendekat.

"kellen, apa kau merasa baik-baik saja sekarang? jika tidak, jangan paksakan dirimu kemari" ucap Angga menghampiri Kellen.

"Tak apa, rasa pusingnya juga sudah hilang."

"Em.. Hana, Angga. Maaf atas kejadian tadi. Aku benar-benar menyesal." lanjut Kellen lagi.

Semua gerak gerik Kellen saat datang sampai sekarang, masih diperhatikan jelas oleh Xena yang tidak pernah mengalihkan pandangannya.

"Bukan masalah besar. Kami bisa memakluminya karena kau tiba-tiba sakit, lagi pun kau tidak sengaja melakukannya." ucap Hana sesekali melirik Xena.

"Tapi aku menganggapnya kalau kau sengaja."

Kellen menatap Xena yang menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Tidak pernah berubah dari dulu. Selalu saja mencari perhatian banyak orang tanpa rasa malu." ucap Xena menatap rendah Kellen.

Mendengar Xena berucap demikian, mereka dibuat terkejut tak percaya. Kecuali Kellen.

Dia tidak terkejut lagi, ia mulai berani membalas tatapan Xena. Kellen sudah mempersiapkan ini matang-matang.

"Itu bagimu, dan aku tidak peduli." ucap Kellen tersenyum ramah.

Mereka kembali terkejut dengan  sikap Kellen. Kenapa keduanya saling bertolak belakang sekarang.

Xena menaikkan sebelah alisnya.
"Aku heran, kenapa Hana mengundang orang sepertimu di acara ini."

"Kau pikir Hana yang mengundangku? Apa kau lupa kalau aku dekat dengan Angga?" Kellen mulai meninggikan suaranya membalas ucapan Xena. Walaupun dalam dirinya ingin tenggelam di lautan paling dalam.

Bad Dominant [end ✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang