06. menunggu

76 5 0
                                    

Happy reading 💐
Jangan lupa follow akun ku, vote dan komen atau bagikan ke teman teman kalian karena itu sangat berharga bagiku
Selamat membaca cerita ku<3
Tandai jika ada typo di setiap paragraf nya.

••••

Malam kali ini Alzam tengah sendiri di ruang tamu, menikmati secangkir kopi hangat yang ia buat sendiri. Jam berganti langit pun semakin menunjukkan kegelapannya, sejak tadi Letta tak kunjung pulang, sehabis pulang dari mall hingga detik ini pun Letta belum menunjukkan wujudnya, Alzam sejak tadi gelisah menelpon berulang kali pun tidak di angkat, akhirnya ia mencoba untuk mengirimkan pesan melalui WhatsApp. Ia sedikit paham sekarang bagaimana cara menelpon, mengangkat telpon dan mengirimkan pesan melalui aplikasi wattshap.

Zaujati💖

Assalamualaikum Letta.
✓✓

Ini sudah malam Apakah kamu tidak berniat untuk pulang? Aku mencemaskanmu.
✓✓

Namun Letta hanya membacanya tanpa berniat untuk membalas, Alzam beralih untuk menelpon Letta kembali yang sudah pasti akan tolak oleh gadis itu. Helaian napas terdengar dari mulut Alzam, berjalan dengan langkah lesu menuju sofa sambil memejamkan matanya."Ya Allah apakah saya bisa membimbing istri hamba ke jalanmu? Apakah saya bisa membimbing istri hamba untuk beristiqomah denganmu? Hamba tidak yakin ya Allah."

Alzam yang tidak sadar akan ucapannya yang barusan, ia langsung beristighfar. Ia tidak boleh menyerah begitu saja. Ia adalah kepala keluarga dan imam keluarga ia harus bisa,"astaghfirullah, maaf kan hambamu ini ya Allah yang mudah sekali menyerah." Tanpa sadar alzam tertidur di sofa setelah mengucapkan beberapa kata.

Ceklek

Tepat jam 00.00 wib di tengah malam Letta kembali ke apartemen, ia melihat Alzam tengah tertidur di sofa. Melangkah dengan sangat pelan, ia takut membangun Alzam dan berakhir ribut.

Prang.

Ia tak sengaja menyenggol vas bunga, Letta berdecak kesal, lalu bergegas lari menuju kamar agar tidak ketahuan oleh Alzam. perlahan, mata Alzam terbuka akibat suara pecahan kaca, ia melihat Letta yang tengah menyelinap diam-diam masuk ke kamar.

Alzam Berjalan menuju ke kamarnya, ia melihat Letta memejamkan matanya dengan selimut yang menyelimuti tubuh. Sebenernya letta hanya berpura-pura saja agar alzam segera tidur dengan cepat. Alzam duduk di bibir kasur menatap letta yang tengah tertidur, walau ia tahu itu hanya berpura-pura."Saya tahu kamu hanya berpura-pura tertidur."

Letta sedikit mengintip dari balik selimut, Alzam melihat ke arahnya dengan cepat Letta menutup kembali selimutnya."Kamu habis dari mana letta? Apakah pantas seorang wanita pulang terlalu larut?"

"Saya tidak melarangmu, tapi saya merasa bahwa saya suami yang gagal, saya suami yang tidak bisa membimbing istri saya."

"Saya tidak memaksamu untuk menggunakan hijab, saya yakin bahwa kamu nantinya akan menggunakan hijab dengan niat setulus hati, tapi saya tetap melarangmu untuk keluar malam. Saya tidak melarangmu bermain dengan teman-temanmu, hanya saja tahu batasan. Kamu sudah menikah Letta. Yasudah jika kamu sudah tidur saya harap kamu mendengarnya," ucap Alzam menghelai napas lalu berbaring di samping Letta, tidak lupa membaca doa sebelum tidur dan menutup mata. keadaan sekarang sunyi hanya terdengar suara dengkuran Alzam yang begitu tenang.

Letta mendengar semua yang diucapkan Alzam padanya, membuka selimut yang menutupi seluruh tubuhnya dan berpindah tempat di samping Alzam seraya menatap Alzam yang tengah terpejam."Sulit bagi gue untuk merubah sikap ini. Gue gak tau Zam, gue gak tau sampai kapan gue harus gini, apakah gue harus mendapatkan hidayah baru gue sadar? Serasa gue gak pantes buat lo yang terlalu baik bagi gue. jujur itu sulit, tapi gue akan berusaha berubah walau gue gak yakin gue bisa berubah atau enggak."

"Gue ngerasa gak pantes buat lo,"ucap  Letta yang masih setia menatap Alzam. Hingga, Alzam membuka matanya, Letta melotot terkejut ia pun segera menjauhkan diri dari Alzam, kembali menutup seluruh tubuhnya dan kembali berpura-pura tertidur. Ia berharap semoga apa yang ia ucapkan barusan tidak terdengar oleh Alzam.

Alzam terkekeh melihat tingkah Letta, berniat ingin menggodanya sekali aja ia ingin tahu bagaimana reaksinya."coba saja wajahmu tidak tertutup selimut pasti terlihat sangat cantik" Alzam mendekat, hal itu mampu membuat Letta merasa panas yang menjalar, lalu Alzam membuka perlahan selimut yang menutupi wajah letta."Masyaallah cantik sekali," ucap Alzam mengusap rambut Letta sambil bersholawat.

Letta masih setia memejamkan matanya walau dalam hatinya berasa ada pesta yang membuat jantungnya berdebar. Ia sangat menikmati lantunan sholawat yang di lantunkan oleh Alzam, suara merdu dan lembut menyerpa Indra pendengarannya hingga tidak sadar ia terlelap.

Sebenernya Alzam mendengar semua yang Letta katakan padanya, Alzam tersenyum tipis melihat Letta yang terlelap dengan tenang tak seperti tadi."Tidak apa, perlahan-lahan kamu pasti bisa. Kamu hanya membutuhkan waktu untuk itu dan saya akan mendukungmu memberimu semangat untuk berubah, saya senang jika kamu berniat ingin berubah," ucap Alzam merebahkan dirinya di kasur tidak lupa membaca doa sebelum tidur. Lalu ia menutup badan Letta yang sebagian tidak tertutup oleh selimut.

"Letta, sudah waktunya sholat subuh," ucap alzam menggoyang kan badan Letta agar terbangun.

Letta membuka matanya, melihat jam yang berada di dinding, lalu menatap Alzam yang tengah bersiap untuk sholat subuh.

"Sudah bangun? Yuk sholat bersama," ajak alzam.

"Gue lagi gak sholat."

Alzam hanya mengangguk paham mengerti, karena wanita ini sangat-sangat amat spesial. Hingga, Allah memberikan tahta tertinggi untuk seorang perempuan, perlahan takbir keluar dari mulut Alzam dan Letta hanya mampu memandangi.

Lantunan Al-Qur'an terdengar begitu merdu selesai melaksanakan ibadah sholat subuh kebiasaan alzam sejak dulu jika selesai melaksanakan sholat tidak lupa untuk membuka kitab suci Al-Qur'an, baginya jika tidak membaca Al-Qur'an merasa ada yang kurang dalam hatinya, merasa jauh dari Allah dan merasa bahwa lalai dalam mengerjakan amalan, sebab itu setiap melaksanakan kegiatan ibadah nya ia menyempatkan membaca Al Qur'an tidak hanya selesai ibadah saja melainkan dimana tempat dia selalu membawa Al Qur'an mini untuk di baca.

Letta hanya mampu memandangi alzam dari atas kasur, terkadang ia tidak menyangka bahwa ia bisa dinikahi seorang santri sekaligus anak pemilik pondok,  Ia bersikeras untuk berubah walau itu sulit tapi ia akan mencobanya.

Mulai besok atau kalau bisa mulai sekarang dia ingin menjadi istri yang baik untuk alzam, ingin memasakkan untuk alzam walau dia sendiri tidak bisa memasak tapi ia akan mencobanya, ingin menyiapkan baju kerja untuk alzam setiap harinya.

Alzam sibuk membaca Al-Qur'an sedang ia sibuk mencari di google berbagai bahan masakan yang enak mulai dari masakan yang terkecil seperti tumis-tumis untuk pemula.

🌸🌸🌸🌸

Gimana kabar hari ini?, Gimana sama cerita kali ini? Aku gak tau kenapa rasanya pengen nangis akibat mikirin alur nya, aku cuman minta ke kalian buat vote cerita ku agar aku semangat untuk update agar aku semangat untuk berkarya. Aku pernah bilang kan bahwa vote dan komen kalian itu penting bagi aku. Gak susah kok cuman tekan vote di bagian ujung kiri habis itu udah😔

Yaudah deh segitu aja cerita dari aku semoga aku bisa semangat lagi seperti sebelumnya hihi

Trimakasih 💓

Lampung, 26 Mei 2022

your halal partner! [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang