[Halo, gue udah di depan rumah lo nih, Ri.]
Klik. Ponsel itu mati dalam sekali ketuk.
Meskipun laki-laki itu setengah sadar karena sudah tidur sejak satu jam yang lalu, namun raganya berusaha bangun secepat mungkin untuk segera menemui seorang perempuan yang sepertinya sudah berdiri di depan pintu rumahnya.
"Cal, lo ngapain kesini malem-malem?"
Ri menatap jam dinding yang bertengger di atas sofa biru langitnya. Pukul dua belas malam kurang sembilan belas belas menit."Temenin gue makan yuk!"
"Hah, semalem ini? Udah larut banget ini Cal."
"Plis, ayooo dong Ri. Gue udah bawa motor nih, lo tinggal bawa badan aja. Ntar gue yang traktir deh."
Ri akhirnya mengalah, mengambil jaket di dalam kamarnya lalu keluar lagi untuk menemui Cal.
"Yuk!" Cal berjalan lebih dulu ke arah motor maticnya.
Cal sudah lebih dulu duduk manis di sisi depan jok motornya.
"Nih." Cal menyodorkan sebuah helm berwarna hitam metalik ke tangan Ri.
"Dih, persiapan banget lu," ungkap Ri heran.
"Iya dong. Gue gitu loh."
Saat perjalanan berlangsung, Ri hanya diam dan bertanya-tanya apakah ini benar sahabatnya, Cal. Ri takut kalau yang sedang memboncengnya ini bukan Cal.
Tepat di lampu merah pertama setelah keluar dari perumahan tempat Ri tinggal, Ri menengok ke arah kaki Cal. Tanpa sepengetahuan Ri, Cal melihat gerak-gerik Ri melalui spion kiri motornya.
"Lo ngapain nunduk-nunduk sih Ri?"
"Mastiin aja kalo kaki lo napak," jawab Ri dengan spontan.
"Anjir, lo kira gue setan? Kalo ga percaya ini cubit aja tangan gue," Ri mencubit lengan kanan Cal.
"Aduh Ri, ya nyubitnya jangan kenceng-kenceng kali ih."
"Ya lo tadi yang minta dicubit. Giliran gue cubit, malah protes. Tuh, udah mau ijo. Fokus ke jalan," Cal hanya mendengus.
Ri sama sekali tidak tau mau dibawa kemana, yang jelas ini masih di area Jakarta Pusat.
"Cal, kita mau kemana sih?" Ri setengah berteriak karena jalanan Jakarta Pusat masih cukup padat meskipun ini sudah dini hari.
"Hah? Apaan Ri? Ngga denger gue."
Ri pasrah saja. Cal ini udah setengah budeg ditambah lagi dengan lalu lalang kendaraan yang tiada henti di sekitar mereka.Cal ternyata membawa Ri ke restoran cepat saji 24 jam dengan menu andalannya Burger itu. Cal memang sedang ingin makan Burger.
"Gue masuk dulu ya. Lo tunggu sini. Take away aja nanti sambil ke mini market beli es krim." Cal cepat-cepat masuk ke restoran tersebut tanpa menunggu persetujuan Ri.
Ri hanya diam di samping motor Cal.
15 menit Cal sudah kembali dengan paperbag berisi Burger."Minumnya beli di minimarket aja. Sekalian beli es krim."
Lagi. Tanpa persetujuan Ri, Cal menaiki motor dan membawa Ri ke minimarket terdekat.
Sesampainya di minimarket Ri hanya mengekor pada Cal untuk mengambil minuman teh dalam kemasan dan es krim coklat.
Setelah selesai memilih dan membayar tentunya, mereka duduk di kursi yang tepat berada di depan minimarket tersebut. Ada lima pasang kursi yang disiapkan dan empat diantaranya penuh dengan laki-laki yang saling berbincang sambil mengepulkan asap rokok.