Happy Reading🦋
——————
Raka sekarang sedang sibuk mengatur anggota nya, menjadi Ketua Osis membuat Raka harus menjadi penanggung jawab jika terjadi kesalahan. Maka sebisa mungkin Raka akan memberikan yang terbaik.
Raka melihat keadaan sekitar dan secara tidak sengaja menemukan seorang gadis yang akhir-akhir ini berada difikirannya, gadis cantik dengan celana jeans, juga jaket berwarna pastel yang melekat di badannya dan rambut nya yang di kuncir kuda memberi kesan imut.
Pandangan mereka bertemu, Raka menampilkan senyum tipis nya yang di balas senyum manis oleh Aurora. Gadis itu melambaikan tangannya ke Raka dan mengucapkan kata semangat tanpa suara, kemudian Dia pergi dengan temannya.
Sepertinya pulang sekolah Raka harus ke rumah sakit untuk mengecek kesehatan jantung nya, sedari tadi jantung Raka berdetak tidak karuan. Rasanya Raka ingin tersenyum lebar sambil loncat karena bahagia, tapi dia gengsi. Image ketua osis yang cool bisa hilang.
"Ka, lo di panggil ke Ruang Guru tuh."
Tasya menepuk pundak Raka, namun yang ditepuk pundak nya masih terpaku pada satu objek yang membuat fokus Raka hilang."Woy, Raka!!"
"Eh? Sya? Apaan?" Raka mengerjapkan matanya ketika temannya memanggilnya dengan nada yang lebih keras.
Tasya mengerutkan dahi, tidak biasanya Raka melamun ketika sedang mengerjakan sesuatu.
"Lo kenapa?" tanya Tasya seraya menempelkan punggung tangannya di dahi Raka.
"Lo sakit? Kok muka lo merah semua gitu?"
Raka berdehem sebentar untuk mengurangi kegugupan nya, gilaa.. baru di senyumin dan dilambain tangan Aurora saja, Raka sudah seperti ini. Apalagi kalau mereka berdekatan, berduaan, berpegangan tangan. Yang ada Raka langsung Tremor.
"Tadi lo ngomong apa? Gue gak denger, sorry,"
Tasya memutar bola matanya, "Lo dipanggil Pak Agus, di suruh ke Ruang Guru."
"Yaudah, thank ya Sya. Sorry untuk yang tadi." Ucapnya langsung meninggalkan Tasya yang menatap Raka bingung.
Raka menarik nafas panjang seraya mengetuk pintu Ruang Guru didepannya. Setelah dipersilahkan masuk, Raka menghampiri meja Pak Agus selaku Pembina Osis.
"Bapak manggil saya? Ada perlu apa ya Pak? Apa saya buat kesalahan?" tanya Raka beruntun, pasalnya Pembina nya ini jarang sekali memanggil Raka kecuali ada masalah. Karena semua Kegiatan Osis sudah Pak Agus percayakan ke Raka.
Tanpa di duga, Pak Agus tersenyum seraya menjabat tangan Raka.
"Saya suka murid aktif dan cerdas seperti kamu.""Maaf Pak?" tanya Raka tak mengerti.
Kemudian Pak Agus menyerahkan sepucuk surat, yang dengan segera dibuka oleh Raka.
Mata Raka membulat sempurna. Mungkin jika Raka belum melihat Aurora, Dia akan senang setelah membaca surat ini. Tapi sekarang Raka menjadi ragu, karena nanti saat Gadis itu resmi menjadi Murid Anagata High School, Raka berkeinginan untuk mendekatinya.
"Selamat Raka Januardi Husein, kamu terpilih menjadi perwakilan sekolah untuk kegiatan Pertukaran Pelajar. Bulan depan kamu sudah bisa mempersipkan keberangkatan kamu ke London, dan di mohon untuk secepatnya menyerahkan surat izin orang tua." ucap Guru tersebut panjang lebar.
Pak Agus ini selain pembina osis, beliau juga di percaya oleh pihak sekolah menjadi penanggung jawab setiap kegiatan sekolahan. Seperti Olimpiade, perlombaan apapun itu, sampai pertukaran pelajar. Karena Pak Agus terkenal sebagai Guru yang tegas dan bertanggung jawab.
"Tapi Pak maaf, sebenarnya Saya sudah tidak berminat untuk mengikuti pertukaran pelajar." ucap Raka.
"Loh kenapa? Apa karena Osis? Kamu tenang saja, selama kamu berada di sana. Saya akan menunjuk Dino dan Tasya untuk menjadi Ketua dan Wakil Ketua Osis sementara."
"Bukan itu Pak, tapi"
Sebelum menyelesaikan ucapannya, Pak Agus sudah memotong nya terlebih dahulu."Memang nya kenapa? Masa depan cerah ada di depan kamu Raka, bagi siswa yang melakukan pertukaran pelajar dan mendapatkan nilai yang bagus. Akan diberi kebebasan memilih Universitas ternama di Jakarta tanpa mengikuti Test, bahkan mempermudah Kamu untuk melanjutkan kuliah di Luar Negeri."
Raka terdiam. Memang ini kesempatan yang bagus untuk Raka, awal yang baik untuk mencapai masa depan yang Dia inginkan.
"Saya akan memikirkannya." Raka tersenyum hormat, membuat Pak Agus mengkerutkan dahinya tak percaya.
"Kalau kamu menghawatirkan Osis, kamu gak usah fikirkan itu. Bapak yang akan bertanggung jawab."
"Baik Pak Terimakasih, saya akan memikirkan nya lagi." Sekali lagi Raka hanya tersenyum.
"Baiklah jika itu mau kamu. Apapun keputusannya, saya harap itu pilihan terbaik untuk."
Setelah itu Raka memilih untuk izin undur diri, karena masih ada beberapa pekerjaan yang harus Raka selesaikan menyangkut kegiatan nanti.
Setelah keluar dari Ruang Guru, Raka berjalan gontai menuju Ruang Osis, karena 20 menit lagi akan di adakan Rapat Osis sebelum acara di mulai.
"Ka," tepukan kembali terasa di bahu Raka, membuat Ia mengerjapkan matanya, "Apaan?"
"Yeu biasa aja gak usah nyolot! Lo kenapa sih?" tanya Dino, membuat Raka menggelengkan kepalanya.
"Aelah Ka, Gue udah tau lo dari jaman bocah. Lo gak bisa bohongin gue, jadi lo kenapa?" Ucap Dino, pandangannya beralih pada amplop yang ada ditangan Raka. Dengan cepat, Dino mengambil amplop itu dan membacanya.
"Gila! Lo kepilih jadi Murid pertukaran pelajar? Dan apa nih? Ke London!!! Wah gilaa.. gue iri anjirr" ucap Dino heboh
Mendengar kehebohan Dino, Raka hanya menghela nafas. Ah Dino tidak tau saja, seberapa bingung nya Raka saat ini. Tapi sejujurnya Raka sama sekali tidak ada minat mengikuti Pertukaran Pelajar itu, menurutnya ada murid lain yang lebih layak dibanding Raka. Misalnya Jean, atau Bara kembaran gadisnya. Gadisnya? Yang benar saja. Rasanya Raka ingin tertawa.
****
Hai.. Terimakasih buat yang udah baca, dan ngasih dukungan buat lanjutin cerita hehe🦋🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
CHASE LOVE [ON GOING]
Teen FictionJeandra Kaivan Kartawidjaja namanya cowo tampan dengan garis rahang tegas yang membuatnya terlihat begitu manly dan berkharisma, dengan tinggi badan 180cm. Tingkah nya yang absurd dan random membuat orang disekitarnya terhibur. Sikapnya yang baik ke...