Chapter 8

24 3 1
                                    

Jam telah menunjukkan pukul 09:30 WIB. Mata tajam itu terbuka dan langsung memegangi kepalanya yang terasa pening.

"Awhh ssh sakit bener kepala gua!".

Kobra langsung terduduk di atas ranjang nya, dan masih setiap memegangi kepalanya. Menyenderkan punggungnya nya di kepala ranjang. Sejenak ia terdiam, tetapi kepalanya langsung berputar mengingat kejadian tadi malam. Bukan, bukan soal hisapan itu. Melainkan ia kalah balap oleh Jihar dan harus merelakan black motor kesayangan nya. Kobra juga mengingat terakhir kali ia sedang berada di bar, tetapi sekarang kenapa ia bisa di kamarnya?. "Siapa yang nganterin gua pulang?, Apa ganja?". Kobra langsung mengambil ponselnya untuk menelpon ganja.

"Hemm, hallo nja? Lo di mana?".

"Gua di sekolah ini bro, sama yang lain, lo kami tunggu-tunggu ga datang yaudah, berarti lo bolos".

"Iya, gua baru bangun tidur. Tapi! Apa kalian yang anterin gua pulang ke rumah setalah dari bar?".

"Kaga, kita semua setalah lo tinggal di arena balap itu langsung pulang".

"Ouhh yaudah, tapi siapa yang anterin gua". Kobra tampak berfikir sambil mengetuk ngetuk dagunya.

"Nanti kita ke rumah lo deh habis pulang sekolah".

"Oke".

Sambungan itu pun langsung terputus, kobra segera beranjak dari tempat tidurnya untuk membersihkan diri.

-
Setelah selesai mandi, kobra langsung memakai pakaian santai nya, kaos dan bokser. Berdiri di depan cermin sambil merapikan rambutnya. Matanya menangkap sesuatu di leher nya.

"Wet!". Kobra sedikit mendongakkan kepalanya dan melihat lehernya dari pantulan cermin. "Kissmark siapa woi!". Teriaknya, ia memegangi leher nya untuk menutupi tanda merah itu, dan kepala nya kembali mengingat sewaktu ia di bar. "Gagagaga, yakali anjing!". Kobra langsung berlari keluar dari kamar untuk menemui art nya.

"Bibiii, bi! Bibiii".

Art nya pun langsung bergegas menghampiri kobra. "Ada apa nak? Apa yang bisa bibi bantu?".

"Engga bii, kobra cuma mau nanya. Tadi malam siapa yang anterin kobra pulang?".

"Itu nak, laki-laki. Tapi bibi tidak tau siapa namanya".

Kobra menghela nafas kasar. "Tapi bibi pasti ingat dong ciri-ciri nya"

"Iya bibi ingat, tubuh nya sama tinggi kaya nak kobra, kulit nya tan, hidung mancung, dan kayanya dia anak motor juga sama seperti nak kobra".

Kobra tampak berfikir, ia kini tengah menerka nerka siapa kah orang itu. "Hmm, yaudah bii. Makasih, bibi bisa lanjut beres-beres lagi". Setalah di angguki oleh artnya, kobra langsung kembali ke kamar nya lagi.

Kini ia tengah berdiri di depan cermin dan masih memperhatikan kissmark itu. "Emang anjing orang yang berani ninggalin ini di leher gua". Sambil mengusap usap kissmark itu berharap akan cepat hilang.

Pintu kamar kobra terbuka dan menampilkan teman-teman nya. Siapa lagi kalau bukan reygan, ganja, gempa, dan astra. Di saat itu pula kobra langsung menutupi tanda merah yang berada di lehernya.

"Heyoooww brader". Reygan langsung menghampiri kobra serta merangkul nya. "Kenapa lo?". Tanya astra.

Kobra hanya membalas nya dengan menggeleng gelengkan kepala. "Yang bener luuu". Goda gempa.

"Iya anjing!". Kobra langsung melepas rangkulan reygan dan langsung duduk di sofa depan ranjang nya.

"Leher lo kenapa? Sakit?".

"Eng e-engga, pegel doang tadi, salah bantal". Jawab kobra sambil cengengesan.

"Bohong lo". Astra langsung mendekati kobra dan menarik paksa tangan nya. Mata astra langsung membulat karna melihat tanda merah itu. "Kob? Lo ngapain di bar tadi malam?". Tanya astra.

OPHIOPHAGUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang