Chapter 10

28 3 0
                                    

Keesokan harinya.

Setalah kedatangan jihar untuk mengingatkan kobra tentang ancaman itu, kobra sama sekali tidak memikirkan nya. Karna yang ia pikir itu hanya omong kosong.

Kobra dan teman-teman nya kini tengah di parkiran sekolah untuk segera pulang ke rumah masing-masing sebelum pergi nongkrong.

"Kobra, ntar kite ngumpul di tempat biasakan?". Tanya gempa.

"Iya, nanti setelah ganti pakaian gua nyusul". Saut nya.

"Sip". Di angguki yang lain.

Setelah itu, mereka pun pergi dari parkiran sekolah. Mengikuti jalur rumah masing-masing.

Sebelum pulang, kobra menyempatkan diri untuk ke pom bensin, di karnakan bensin si black sudah mulai menipis. Ia menunggu antrian, dan tiba saat giliran nya pula. "Full teng ya". Dan langsung di angguki orang yang berkerja sebagai penjual bensin itu.

Setelah selesai kobra langsung membayar, dan lanjut menaiki motor + memakai helm, menyalakan motornya dan pergi dari pom bensi.

Tepat di jalur keluar pom bensi, kobra tidak sadar ada tiga orang yang tengah memperhatikan nya. "Bos, target sudah menuju ke jalur yang sudah di rencanakan".

"Baik". Saut seseorang yang dari sebrang.

Di jalan yang lumayan sepi untuk sampai ke rumah nya, kobra melihat ada orang yang terbaring di tengah jalan, sedikit mengkerut kan dahinya. "Siapa itu". Tanya nya pada diri sendiri, kobra memberhentikan motornya tidak lupa membuka helm, dan langsung turun dari motor untuk menghampiri orang itu.

Kobra berjongkok di samping orang itu, dan memegang bahunya. "Pak, pak bangun pak". Tapi tidak ada pergerakan dari orang itu. "Kenapa bisa pingsan di sini". Kobra bingung sambil menggaruki kepalanya. Tidak perlu mikir panjang, kobra langsung mengangkat orang itu, rencananya hanya ingin membawa kepinggir jalan, karna ia tidak yakin bisa membawa nya ke rumah sakit dengan menaiki motor.

Di rangkulnya, dan sedikit kesusahan, tidak bohong. Tubuh orang ini lumayan berat. Sebelum sampai di pinggir jalan, kobra tersentak di karnakan orang tadi memelintir tangan nya. "Akhh! Yakk! Apa ini!". Teriak nya kesakitan karena tangan nya yang di pelintir. Orang yang mau di tolong kobra tadi, tidak lain adalah anak buahnya yohanes. Ya, mereka telah merencanakan semuanya.

"Kelinci kecil sudah masuk perangkap ternyata". Terdengar suara seseorang dan di sertai tepuk tangan. Dan di belakang nya terdapat enam orang yang bertubuh besar.

"Siapa lo ha?!".

"Siapa gua? Lo gak perlu tau, kobra?".

Kobra bingung, dari mana orang ini tau namanya, sedangkan ia sama sekali tidak mengenali nya dan orang orang pesuruhnya ini. "Lepasin gua!". Teriak kobra. Kobra tidak bisa bergerak di karnakan tangan kiri kanan nya sudah di tahan oleh dua orang.

"Lepasin? Engga semudah itu, tapi setelah ini". Smirk muncul di bibirnya.

"Habisin dia". Perintah orang itu.

Setelah mendapat instruksi dari boss nya, mereka langsung menghampiri kobra, sedangkan dua orang tadi, tetap memegangi tangan kobra agar tidak ada perlawanan.

Kobra memberontak, sungguh pegangan orang ini sangat kuat. "Cih! Badan doang yang gede, berani nya keroyokan". Sarkas kobra. Ia menggepal tangan nya, tetapi tetap saja, ia tidak bisa lepas.

"Nikmati aja". Ucap salah satu dari anak buah itu. Setelah nya, mereka berenam menghajar kobra habis-habisan.

Sang pemimpi saat ini tengah berdiri dan menonton aksi yang di depan matanya itu. "Ini akibat nya kalo lo melawan gua, jihar". Yohanes hanya terkekeh pelan.

OPHIOPHAGUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang