Desire

2.5K 114 5
                                    

Terlihat seorang laki-laki menyeret perempuan yang berjalan terseok-seok, ia tak berani membantah dan hanya mengikuti di belakangnya. Suara detak jantungnya berbunyi tak beraturan, ia menghempaskan perempuan itu keranjang. "Mulai berani hem ?  pria itu mencengkram dagu gadis di depannya.

"Maksud kakak apa ? Kata perempuan itu.

"Jangan pura-pura tak mengerti. Sudah berapa kali pria brengsek itu memelukmu hah ? Atau jangan-jangan kau sering dicium olehnya ucap Axton.

Tanpa sadar lia meneteskan air matanya. "Apa segitu murahnya dia di hadapan pria ini, batinnya".

"Jawab ! Teriak Axton tanpa melepaskan cengkramannya.

Lia menghempaskan tangan pria itu, ia berbicara dengan cukup nyaring "Kami berpelukan, bahkan ia sering menciumku waktu SD. Oh ya. HAHA.... Lia tertawa seperti orang gila. "Kamu tidak tau kan ? Tanya nya mengejek.
"Pantas tidak tau karna kami melakukannya tanpa sepengetahuanmu".

Plakk... "beraninya lacur sepertimu berbicara lantang padaku, teriak Axton.

"Lihat seberapa pintar lacur sepertimu memuaskanku".

Pria itu merobek baju gadis di depannya. Terlihat bahu mulus seputih susu yang tampak memerah di area tertentu. Axton mencium lia dengan penuh nafsu dari mulai bibir serta melumat rakus bibir yang sudah memerah akibat gigitan pria itu. Tak lupa ia meninggalkan jejak diseluruh tubuh gadisnya.

Sedangkan Lia berusaha berontak dengan menendang kesegala arah. "Akhhh... teriaknya keras saat dirasa suatu benda keras merobek selaput daranya, ia mencengkram bahu di depannya seiring hentakan demi hentakan yang cukup keras. Rasa sakit di bagian bawahnya tak mampu lagi ia bendung, yang ia tau laki-laki itu tetap menghujaminya tanpa henti  dikala kesadarannya mulai  menipis.

******

Dikota lain tepatnya di kota Z sepasang pasutri melihat berkas-berkas ditangannya. "Sayank, proyek pembangunan hotel itu rugi 50%. Bagaimana bisa ?", perempuan itu memegang keningnya frustasi.

"Aku tidak tahu honey. Tiga bulan lalu waktu aku pantau cukup lancar. Kenapa sekarang kita di tuntut ganti rugi" kata pria paruh baya itu.

"Hiks.... bagaimana kita mengganti semuanya, kamu tau sendiri tujuh bulan lalu proyek kita juga rugi besar. Kamu ingat dua tahun lalu kita juga disuruh bayar kompensasi pembangunan mall karna pekerja kita teledor.

"Hiks. Bagaimana aku menjemput anak kita, jika hutang kita disini semakin banyak tukasnya".

Perempuan paruh baya itu memikirkan bisnisnya dari beberapa tahun silam yang selalu merugi. Kadang ia merasa aneh kenapa proyek yang di pegang oleh suaminya selalu rugi tiap tahun.

Sang suami memeluk istrinya menenangkan "kita pasti menjemput anak kita nanti. Sahabatmu pasti akan menjaganya dengan baik. Lagi pula ada Axton yang selalu menjaga putri kecil kita".

Sang suami melihat foto seorang gadis tersenyum dengan memperlihatkan gigi gingsulnya. "Anaknya pasti sudah besar dan semakin cantik, fikirnya".

"Maaf honey. Aku gagal jadi kepala keluarga yang baik. Maaf karna memilihku kamu menjadi miskin seperti ini. Maaf karna memilihku kamu tidak sekaya sahabatmu. Maaf karna memilihku kamu....".

"Sutt.. jari telunjuk sang istri ia sematkan di bibir suaminya. Jangan berbicara seperti itu, yang harus kamu ingat aku bahagia memilihmu dan aku tidak menyesal sama sekali".

"Tapi honey ! Jika aku kaya kita tidak akan berpisah dari anak kita. Kita pasti akan menjadi keluarga yang paling bahagia".

"Kamu sudah melakukan yang terbaik. Anak kita pasti bangga memiliki ayah sepertimu", kata sang istri menenangkan.

Pria paruh baya itu memeluk istrinya sendu. "Makasi honey ! Lalu ia mencium kening istrinya lembut.


Next........?

Salam justicia

Posesif Malphas [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang