9 tahun kemudian

3.1K 152 2
                                    

Matahari silih berganti pagi-malam dengan keadaan dan perasaan yang tak lagi seirama.

Tiba-tiba terdengar teriakan dari bilik kamar mandi membangunkan laki-laki yang tertidur.

"Ahhh... apa ini kenapa tubuhku mengeluarkan darah ? Teriak gadis itu di pagi buta tak kala mentari mulai menyapa.

Sontak saja laki-laki yang terlelap itu bergegas ke bilik toilet. " ya baby. Kenapa ucapnya dengan nada khawatir !.

"Perutku sakit hiks.. seperti di aduk hiks.. sakit kak ucapnya serak".

Iya duduk dengan kepala
Menelungkup diatas lutut.

Laki-laki itu menatap darah yang sedikit bercecer di lantai. Ah.. tampaknya iya sekarang mulai mengerti, akhir penantiannya telah usai dan tampaknya gadisnya telah dewasa.

Satu yang terbesit dalam benak pria itu. Gadisnya sudah bisa diajak bertani😁.

"Tunggu disini baby, Axton bergegas pergi ke kamar dengan cat putih di lantai itu.

Ketika hampir sampai sayup-sayup ia mendengar suara yang dikenalnya. "Ah.. yeaahh disitu sayank.. ahh hingga.......

Dubrakk.. bunyi pintu yang di dobrak cukup keras.

"Kau........ ! Ucap Brian menyorot tajam anaknya penuh kekesalan seakan ingin membunuh". Sedang Lina Demix sudah biasa akan pertengkaran dua kembar siam dengan beda umur itu.

"Stop daddy. Tuntaskan kecebongmu nanti. Aku mau menyewa mommy sebentar.

"Tidak bisa, sanggah Brian bersikeras tidak ingin mengalah, dengan posisi Brian masih berada di atas lina yang bertelanjang dada.

Mengetahui daddynya pasti tak mau mengalah. Terbesit difikirannya ide jail pada sang daddy.  "Kalau begitu mommy ceraikan saja pria tua itu. Bukan nya mommy sudah muak. Lagi pula dia sudah tua bangka mom ! Balas Axton dengan senyum miringnya".

Brian bergegas mengambil pistolnya. "Ku bunuh kau kesalnya, Saat iya akan mengangkat pistol tepat pada bocah itu, terdengar teriakan dari gadis dibawah kukungannya".

"Berhenti ! Teriak nyonya Demix.
Brian sebaiknya kau diam. Lalu lina pergi dengan Axton yang tersenyum kemenangan menatap daddynya.

Setelah berdiskusi dan Axton mengerti, ia mencoba memberi pengertian kepada gadisnya. Mengenai siklus yang terjadi setiap bulan pada perempuan yang menginjak dewasa.

Lia sudah bisa berjalan tepat iya menginjak kelas satu SMP, karna butuh bertahun-tahun untuk membuat laki-laki itu percaya bahwa iya tak akan kabur.

Setiap hari iya memohon namun tak diindahkan dan puncak kekesalannya iya mengancam bunuh diri dengan racun tepat hari kelulusannya, dan Gocca... ancamannya berhasil.

"Kak Axton ! Cepat lia bisa terlambat kesekolah isshh lama". Perempuan itu menggandeng lengan perempuan disampingnya.

"Mang ujang ! Ayo antar lia kesekolah. Ucap gadis itu pada supir dengan rambut yang sudah memutih itu".

"Eh nona, tapi tuan muda bagaimana tanyanya ?

"Kata tuan muda mang ujang disuruh anterin aku dulu, ucap lia meyakinkan", yang dibalas anggukan oleh supir itu.

Sepuluh menit setelah mobil sport itu pergi, pria dengan seragam yang dikeluarkan dan rambut yang berantakan tapi sangat tampan itu menggeram marah melihat gadisnya sudah meninggalkannya.

Diam-diam iya bersmirk. "Ah mungkin gadisnya lupa siapa dirinya. Tiga tahun free hukuman membuatnya menjadi sosok pembangkang. Apa perlu ia mengingatkannya kembali ?

*****

Disekolah SMA Cakrawala

Seorang gadis berloncat dengan penuh riang kesana kemari menyusuri halaman di ikuti satu orang perempuan dibelakangnya.

Tanpa melihat sekitar iya bertubrukan dengan lelaki di depannya.

"Kalau punya ma.......

"Eh, maaf-maaf ! Ucap gadis itu tergesa-gesa bangkit menghiraukan rasa sakit di pantatnya.

Tanpa aba-aba cowok itu memeluk gadis di depannya "lia amelia putri, adam kangen. Lia kok gak ngomong kalau sekolah disini hemm, adam berbicara dengan nada selembut mungkin.

"Ehh.. a ... adam ucap lia terbata.

"Iya ini adam pangeran kecil lia, balas adam dengan masih memeluk lia.

Teman adam dari tadi hanya memperhatikan drama kedua sejoli yang baru bertemu itu. Diam-diam Liam menyenggol syakir. "Tumben pak bos berbicara lembut bisiknya.

"Husstt.  Diam balas syakir. Mungkin dia cewek yang pak bos sering ceritain.

Ah itu. Liam mengangguk mengerti.

"Baby. Sudah berani meninggalkanku hem, ucap seorang laki-laki penuh penekanan di pintu gerbang SMA dengan muka merah padam.

"Mampus, batin hani bersorak. Sedang lia berdiri kaku di tempatnya. Mendadak seluruh sendi kakinya kelu . Membeku. Iya buru-buru melepaskan pelukan adam.


Salam
Next.............

Posesif Malphas [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang