bertemu

2.1K 90 0
                                    

Di meja makan sudah berkumpul pria dan wanita dan satu sosok gadis remaja. Pria itu duduk dengan tenang sedang sang wanita beberapa kali melihat ke anak tangga menunggu seseorang muncul.

"Biiiiiiii ! Tolong bangunkan tuan muda di kamarnya" suruh wanita paruh baya itu."Tak biasanya bocah itu terlambat bangun".

"Biar saya saja mom", Hani menyela dalam kecanggungannya. Meskipun ia sudah beberapa kali makan bersama dengan keluarga Demix tapi tetap saja ia masih canggung berhadapan dengan orang no satu di hadapannya.

Saat akan berdiri, terdengar bunyi langkah kaki dari tangga "Tak perlu ! Ucap suara bazz itu di ikuti perempuan di belakangnya.

"Pagi Lia kesayangan mommy", Sapa lina demix.

"Pagi mom" balas Lia tak seceria biasanya.

Lina menatap gadis yang memakai seragam sekolah itu dengan penuh khawatir "are you ok sayang ?

"Yes mom, Jawab lia dengan raut gelisah dan itu tak lepas dari pandangan Lina demix.

Lina memicingkan matanya curiga lalu ia menatap anaknya penuh selidik. Axton yang ditatap dengan penuh tuduhan mengangkat alisnya seolah bertanya "Apa ??? "Awas saja kalau kau sampai menyakiti anak kesayangan mommy, ku kutuk kau". Ucap lina sarat mengancam.

Axton mendengus "Aku juga anak mommy kalau mommy lupa". Perdebatan itu terus berlanjut sampai sang kepala keluarga menengahi dan berakhir makan dalam keheningan.

Mobil mewah itu berhenti di SMA Cakrawala. Disana tampak laki-laki berwajah datar. Wajahnya benar-benar tak manusiawi, dia turun diikuti seorang gadis. Laki-laki itu memegang tangan wanita itu hingga terdengar suara pekikan dari berbagai arah. "Daebakk anak baru damagenya gak ngotak !

"Anjirr pawangnya nyeremin" bisik cowok-cowok yang menatap lia tanpa berkedip.

"Cuihh. Anak baru sudah belagu. Ucap suara keras kating laki-laki yang tak suka perempuan disekolahnya mengidolakan adik kelasnya.

Kehebohan itu mencuri perhatian pria blasteran yang duduk di mobil mewahnya. Disana dia memperhatikan seorang perempuan dari mulai dia berjalan sampai cara dia berbicara dan menatap takut pria disampingnya. Itu sudah cukup mengumpulkan berbagai spekulasi di otaknya. Matanya berubah menjadi merah darah saat tatapannya tertuju pada laki-laki disamping gadis itu. Lalu ia melihat foto didompetnya seketika matanya berubah jadi sendu,dendam dan penuh ambisi "Aku akan membuat dia membayar mahal atas perbuatannya padamu saudaraku".

Dia berjalan menyusuri lorong kelas. Wajah yang awalnya penuh kebengisan itu seketika berubah lembut saat memasuki kelas. "Boleh aku duduk disini ?" Sapanya pada wanita didepannya.

Wajah melamun itu tersentak namun ia hanya diam. lia menolehkan pandangannya saat dirasa laki-laki itu langsung duduk sebelum dia menjawab. Seketika wajahnya menjadi cemberut.

"Kenalkan aku Dion" pria itu mengulurkan tangannya, lalu ia mengangkat tangannya saat dirasa uluran tangannya tak dibalas. "Kamu tidak usa khawatir laki-laki itu pergi ke ruang kepala sekolah".

Lia terkejut seakan bertanya "bagaimana kamu tau aku mencarinya ?".

"Wajahmu sudah menjelaskan semuanya" Dion melanjutkan "Ketakutanmu pada pria itu !! Apa dia kekasihmu tanyanya ?".
"TIDAK !! Lia menjawab cepat, dia temanku".

Dion menatap wanita di depannya menelisik lalu berujar "Aku rasa dia tidak menganggapmu begitu". Lalu pria itu berbisik di telinga gadis di depannya "Aku bisa membantumu menjauh darinya". Dion tersenyum lalu pergi meninggalkan mata penuh harap dari wanita itu.

Axton berjalan dengan langkah lebar penuh kesal. Gara-gara pak tua itu ia meninggalkan gadisnya "Buang-buang waktu, monolognya".

Dia berjalan ke kursi dimana gadisnya berada tapi ada yang aneh dari tatapan matanya. Dia memeluk gadisnya posesif "Ada yang mengganggumu baby ? Tanyanya khawatir.
"Tidak ! balas Lia.

Axton tau wanitanya tak akan bercerita toh ia bisa menyelidikinya sendiri. Saat tatapannya tak sengaja bertubrukan dengan seorang pria diseberang mejanya ada yang aneh dari senyum pria itu. Seperti senyum mengejek

Tepat bangku no 2 dari kanan Adam selalu memperhatikan pria blasteran itu dari mulai Axton pergi sampai dia duduk dan berbicara dengan Lia. Awalnya biasa saja sampai pria itu berbisik hingga raut mengejek yang ia tampilkan dihadapan Axton.

"BODOH !! Laki-laki bodoh " umpatnya. Dia secara terang-terangan menantang iblis itu. Dia saja yang sudah mengenal iblis itu dari sekolah dasar di wanti-wanti oleh ayahnya untuk tidak bertindak ceroboh.

Bertahun-tahun ia menyelidiki laki-laki itu untuk merealisasikan rencananya, namun ia masih berfikir berulang kali dan dia cukup tau laki-laki itu berbahaya !!

Jika dia bertindak gegabah sedikit saja bukan tidak mungkin keluarganya juga akan hancur meskipun harta orang tuanya masih cukup untuk menyainginya. Namun bukan tidak mungkin ia menjadi gelandangan dalam sekejap mata.

Posesif Malphas [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang