The Last Heroes

453 33 1
                                    

"Menjauh kalian dari rumahku!" Ucap lelaki bertelinga lancip itu dengan nada tinggi pada sekumpulan manusia yang terlihat ketakutan.

"A.. Ampuni kami.. Baiklah, kami akan pergi" ucap salah seorang dari mereka sambil melarikan diri diikuti yang lainnya.

Lelaki bertelinga lancip itu lalu menghilangkan raut muka seriusnya, dan bersandar pada sebuah pohon, ia duduk lalu menghela nafasnya.

Ia melihat sekitar, hutan tempat tinggalnya telah hangus terbakar, ia tak sanggup melihat itu semua.

Tiba-tiba ia merasakan sesuatu menyelimutinya, ia bangkit dari duduknya dan melihat sekitar.

Kegelapan menyelimuti dirinya, lelaki itu tak dapat melihat apa-apa lagi.

"Apa-apaan ini?!" Ucapnya.

"Alfhan..." Terdengar suara seram memanggil nama lelaki itu.

"Si.. Siapa kau?!"

Lalu ia merasakan kegelapan itu menekan dirinya sehingga ia merasa sesak.

"Le.. pas.. kan.. Aku!" Teriaknya sambil memejamkan mata.

Lalu tiba-tiba, rasa sesak itu menghilang, ia membuka matanya perlahan, dan langsung disambut oleh sinar sang mentari yang melewati dedaunan pohon yang rimbun.

Lelaki itu lalu menyadari kalau dirinya tertidur di tengah hutan, ia lalu bangkit untuk duduk dan mengusap kedua matanya.

"Tadi itu hanya mimpi?" Gumam lelaki bertelinga lancip bernama alfhan itu.

Ia melihat sekeliling, pohon-pohon masih berdiri kokoh, angin yang sejuk mengenai kulit, ia tersenyum melihat itu semua.

"Ya.. Mimpi buruk.. syukurlah, tidak terjadi apa-apa pada hutan arfland ini" ucapnya lega.

"Krosak krosak" alfhan mendengar sesuatu bergerak di balik semak-semak.

Ia langsung mengambil kuda-kuda.

"Siapa itu?!" Tanyanya.

Tak ada jawaban.

Ia lalu memberanikan diri mendekati semak-semak, semakin mendekat, detak jantungnya semakin cepat.

Lalu tiba-tiba sesuatu keluar dari semak-semak itu dan melompat ke wajah alfhan.

"Aaakh, lepaskan aku!" Teriaknya sambil mencoba melepaskan suatu mahluk yang ada di wajahnya.

Alfhan yang panik itu pun lalu terjatuh ke belakang, lalu mahluk itu melompat ke tanah, saat alfhan melihat mahluk yang baru saja menempel di wajahnya itu, ia memasang ekspresi jengkel.

"Kau ini! Mengagetkanku saja Aisurisu!" Ucap alfhan.

Di depannya berdiri seekor tupai yang tengah tersenyum jahil, tupai itu nampaknya mengerti akan apa yang alfhan katakan.

"Kruuuk.." Terdengar suara aneh entah darimana.

Alfhan kemudian memegang perutnya.

"Aku lapar" ucapnya.

"Ayo kita cari makan, risu" ajaknya pada aisurisu si tupai, tanpa tunggu apa-apa lagi, aisurisu naik ke pundak alfhan, lalu alfhan bangkit dan berjalan mencari makanan di hutan itu.

Di hutan itu, alfhan sangat akrab dengan semua penghuninya, rusa, jerapah, gajah, burung-burung, bahkan binatang buas seperti harimau.

"Pagi.." Ucapnya sambil tersenyum pada semua yang ditemuinya. Para hewan pun seolah mengerti apa yang ia katakan, mereka mengangguk untuk membalas salam Alfhan.

Mereka berdua terus berjalan, hingga akhirnya mereka tiba di tempat yang mereka tuju.

Di hadapan mereka berdiri dengan gagahnya sebatang pohon yang sangat besar. Tingginya sekitar 75 meter, dan diameternya sekitar 25 meter.

Story of RufialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang