4

0 0 0
                                    

HAPPY READING GUYS♡

▪▪▪

"Pergi!!"teriak jea. Gadis itu melayangkan asal-asalan tasnya agar preman tersebut tak ada yg mendekat. Walau tubuhnya saat ini sudah keringat dingin dan bergetar jea tetap berusaha keras untuk melindungi diri

"Puftt!lihat dia,sok-sokan ngelawan padahal pengen dipegang-pegang kita ya gak!"ucap salah satu preman

"Iya haha!!jangan munafik cantik. Mending deketan deh biar bisa kita ehem-ehem"goda preman

"Gak!!kalian kira aku cewek apaan hah!?!pergi sana!pergi!!"bentak jea. Ketiga preman tersebut bukannya pergi malah tertawa keras melihat gadis manis didepannya yg nampak ketakutan

Salah satu preman mulai maju mendekat. Melihat itu jea memukul asal tasnya kearah preman tersebut tak peduli kini tasnya akan rusak. Preman tersebut dengan mudahnya merampas tas jea dan membuangnya asal keatas jalanan. Senyum miring tercetak saat melihat jea nampak terkejut sekaligus semakin ketakutan saat senjata satu-satunya sudah dirampas

"T-tolong!jangan ganggu aku..aku punya uang,ini ambil uangku saja!"ucap jea. Gadis itu merogoh sakunya dan mengeluarkan beberapa lembar uang untuk preman tersebut

Bukannya menerima mereka malah semakin tertawa terbahak-bahak saat melihat uang yg diberikan jea. Mereka bukan preman yg suka memalak uang namun mereka adalah preman alias penjahat kelamin,catat itu!

Preman itu menepis tangan jea membuat uangnya berhambur dijalan. Ia melangkah mendekat hingga kini ia dapat mencengkeram kedua pundak kecil jea  "Hey girl. Kita gak butuh uang,kita butuhnya badan"bisiknya sensual

Jea memberontak. Gadis itu berusaha melepaskan cengkeraman kuat preman itu namun gagal karna tenaganya memang tak sekuat itu untuk melawan preman berbadan besar itu

"Dan juga ini wilayah kita,tak akan ada yg berani menolong karna mereka akan berurusan dengan kita"ucapnya. Jea semakin menangis kuat,ia kini tak lagi memberontak karna tenaganya sudah habis

Salah satu preman yg sedari tadi diam melangkah maju mendekati jea. Ia senyum miring melihat wajah jea yg basah karna air mata. Melihat wajah jea yg nampak memohon malah menambah kesan seksi pada gadis manis itu,ia membayangkan jea berada dibawah kunkungannya dan meraung meminta ampun padanya

Oh shit!sesuatu berdiri dibawah sana!

Preman itu dengan kasar menjambak rambut panjang jea yg terikat. Seketika jea mendongak saat sesuatu menjambaknya,teriakan kesakitan jea terdengar kencang. Kini dua preman itu asik menyiksa jea,dan hanya sisa satu preman yg memilih untuk menyaksikan saja

Jea merasa ini adalah hari terakhirnya alias ia akan mati ditangan preman-preman itu. Jea pasrah saat salah satu preman mulai membuka kancing bajunya. Jea hanya bisa menatap sayu preman tersebut sembari merapalkan doa berharap ia segera mati daripada ia harus menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri saat preman-preman brengsek itu memperkosanya

Brum!

Brak!

Brugh!

"Astaga!"teriak salah satu preman yg memegangi tangan jea

Preman yg berdiri tadi kini sudah terkapar diatas aspal tak bernyawa. Salah satu preman tersebut berlari menghampiri kawannya dan meneriaki berharap kawannya sadar,dan satu preman lagi memilih untuk menahan jea dengan meletakkan pisau lipat tepat seleher jenjang jea

Jea bergetar dan sulit bernafas saat merasakan pisau tersebut mengenai kulit lehernya. Hingga sosok seorang laki-laki mulai muncul dengan helm dikepalanya. Ia melangkah mendekat lalu tanpa aba-aba menendang kuat preman yg tengah membangunkan preman yg tak bernyawa itu

Brugh!

"Sialan!"maki preman tersebut. Dengan susah payah ia bangkit lalu memasang ancang-ancang untuk menghajar laki-laki itu

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Kini preman itu sudah terkapar diatas aspal tak sadarkan diri. Hingga kini tinggallah preman yg menahan jea. Ia panik dan segera mengancam org itu menggunakan jea

"Jangan mendekat!kalo lo mendekat ni cewek mati ditangan gue!"ancamnya. Ia semakin merapatkan pisau lipat dileher jea hingga tanpa sadar pisau tersebut berhasil menggores leher jenjang jea

"Argh!"ringis jea

Laki-laki itu melirik jea yg nampak menahan sakit. Ia segera melangkah menghiraukan teriakan ancaman dari preman itu

"Berhenti disitu!"teriak preman tersebut

Namun laki-laki itu tetap melangkah santai hingga dalam hitungan detik kini jea sudah berada didekapannya. Jea langsung memeluk erat tubuh laki-laki tersebut dan menangis kencang serta merasa lega karna kini ia sudah terlepas dari preman gila itu

"Bajingan!"maki preman tersebut. Ia langsung melayangkan pukulan bertubi-tubi pada laki-laki tersebut namun dapat ditangkis dengan mudah. Sedangkan jea masih setia berada didalam pelukan preman tersebut

Jadi posisi saat ini yaitu jea yg berada diperlukan laki-laki itu dan dengan sebelah tangan laki-laki itu menangkis pukulan preman. Karna kebetulan tubuh jea ringan laki-laki itu dapat diangkat dengan mudah

"ARGHH!!"jerit preman itu. Ia memegangi matanya saat jari laki-laki itu berhasil mencolok kedua matanya

Tanpa aba-aba ia langsung melangkah pergi sembari mengangkat jea ala koala. Hingga saat ia sampai di dekat motornya,ia menaikkan jea lebih dulu lalu setelahnya ia ikut naik keatas motor. Ia juga membawa kedua tangan jea untuk memeluk pinggangnya agar tidak jatuh,terlebih tubuh jea sangat lemas

Hampir setengah jam diperjalanan akhirnya kedua org itu sudah sampai didepan apartemen jea,tentunya jea yg memberikan arah menuju apartemennya. Laki-laki itu menuntun jea masuk kedalam dan meletakkan jea secara perlahan disofa

Jea hanya bisa diam karna seluruh tubuhnya terasa lemas tak bertenaga. Laki-laki itu melepaskan helmnya dan meletakkannya diatas meja. Ia duduk disamping jea dan menatap lamat gadis itu

"Udah gue bilangin kan. Makanya kalo ada yg ngajak pulang bareng lo terima daripada sok-sokan nolak dan berakhir digangguin preman. Beruntung gue cepet kalo gak?lo bisa bayangin sendiri kaya apa lo jadinya nanti"ucapnya. Ia bangkit lalu tanpa meminta izin ia melangkah kedapur dan mulai mengambilkan jea air putih

Mata jea memanas. Ia mulai mengingat kejadian tadi. Nampaknya gadis manis itu merasa trauma. Hampir saja dirinya diperkosa tiga preman sekaligus. Sebenarnya jea ingin berterimakasih namun saat ini berbicara saja jea sudah tak kuat karna lidahnya terasa keluh dan tenggorokannya yg terasa serak

"Nih"ucap laki-laki itu. Ia menyodorkan segelas air putih. Jea hanya memandangi air putih tersebut tanpa menerimanya. Melihat itu laki-laki itu mau tdk mau mengambil paksa tangan jea dan meletakkan gelas tersebut

Laki-laki itu kembali duduk disamping jea "mending lo minum dulu. Tenggo- eh?!astaga gue lupa!"laki-laki itu dengan panik mengangkat sedikit dagu jea dan menepuk jidatnya. Bisa-bisanya dia lupa kalau leher jea sempat terluka tadi

"Bentar p3k lo dimana?"tanyanya. Dengan tangan lemas jea menunjuk kearah laci kecil yg tak jauh darinya dan segera laki-laki itu pergi mengambilnya

Tbc

Stay With Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang