Halaman 5

122 13 22
                                    






Plakk








Suara tamparan keras menggema diseluruh penjuru ruangan luas berlantai marmer itu. Seorang pria hampir separuh baya dengan seragam kebesarannya berdiri tegak menghadap pria tinggi besar didepannya. Wajahnya kian memerah menahan amarah.

"Kau bilang kau bisa mengatasinya! Mana buktinya? Mana !?"

"Maaf, Bos. Ta-tapi ada orang dengan senjata api yang datang membantunya. "


Pria yang lebih besar darinya itu menunduk dalam. Badannya gemetar ketakutan melihat atasannya yang mengamuk seperti orang tak waras.

"Siapa!? Katakan!"

"Wajahnya tidak terlihat jelas. Selain hujan, penerangan disana juga tidak ba-"






Dorr







Pria besar itu terlonjak kaget. Kalimatnya terhenti saat sebuah peluru hampir saja mengenai kepalanya plontosnya.

"Bodoh! Bagaimana jika dia tau kau suruhanku !? Hah!?"

Atasannya menggebrak meja kerjanya sendiri hingga retakan besar muncul disana.

Seorang pria dewasa lain yang sedari tadi hanya diam lantas berjalan cepat menghampirinya.

"Inspektur Jung Yunho."

Ia meremas pelan bahu sang sahabat, mencoba meredakan amarahnya.
Matanya sekilas melirik senjata api yang masih digenggam erat oleh pria berseragam dengan pangkat cukup tinggi itu. Dengan penuh hati-hati otaknya memilih kata yang tepat untuk tidak memancing emosinya lebih parah.

"Aku jamin identitasmu tidak akan pernah bocor. Anak buah suruhanku ini selalu memegang sumpahnya."

Inspektur Jung mendengus kasar. Ia taruh senjata apinya perlahan di atas meja kerja yang sepertinya harus segera diganti itu.

"Lalu sekarang aku harus bagaimana, Tuan Kim?"

Tuan Kim, seorang pemimpin perusahaan redaksi sekaligus sahabat Inspektur Jung Yunho, berdehem pelan. Ia menggeser senjata api itu sedikit lebih jauh dari jangkauan pria disampingnya sebelum mulai bicara.

"Jika ada yang melindunginya, kita tinggal tambah orang yang bisa langsung melakukan kontak dengannya."

Sambungnya.

"Maksudmu?"

"Sepertinya akan lebih mudah menggunakan orang yang kurang lebih seusia dengannya."

Inspektur Jung mengernyit.

"Kau yakin kali ini akan berhasil, Kim?"

"Aku yakin, Jung. Dan sebenarnya ini memang rencana B."

Tuan Kim terkekeh ringan.

"Lalu siapa yang kali ini akan kau pakai?"

"Anakku...




Kim Mingyu."







_._









Sudah terhitung 15 menit Jaehyun berjalan tepat dibelakang Taeyong dan Mark. Ia bersikeras mengantar mereka pulang walaupun tau mereka tinggal serumah. Pikiran tentang mereka adalah benar-benar sepasang kekasih membuatnya hilang semangat. Tapi ia tetap harus memastikan Taeyong sampai dengan selamat.

Another SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang