Halaman 9

87 6 0
                                    





"Apa kau yakin, Jaehyun?"

"Yakin, Appa. Kan sudah ku bilang tadi,tidak parah kok. Tenang saja."

"Baiklah. Tapi kalau kau perlu sesuatu, hubungi Appa, ok?"

"Iya."

"Nikmati waktumu, little Jung."





Biip






"Hhhh."

Jaehyun menghela nafas kasar. Ia melempar pelan ponselnya yang masih tertera dua pesan belum dibaca dari ayahnya, Inspektur Jung Yunho, yang tadi menelpon.

Terhitung sudah dua hari ia tidak masuk kerja. Badannya terasa pegal karena tidak ada kegiatan berarti yang ia lakukan. Biasanya jika hari libur datang, Jaehyun akan pergi ke tempat gym. Atau kalau tidak, dia akan pergi jalan-jalan bersama Mingyu dan beberapa temannya yang lain ke luar kota.

Tapi sekarang ini bukanlah waktu libur. Ia tidak bisa menikmatinya seperti yang ayahnya harapkan.

Jaehyun mengalami insiden kecil beberapa hari lalu yang membuatnya harus beristirahat total selama satu minggu penuh. Cedera patah tulang dilengan kanannya membuatnya mau tak mau harus berhenti sementara dari aktivitas pekerjaannya.




Ting


Tong




Jaehyun memutar matanya malas. Ia sedang tidak ingin diganggu,moodnya sedang tidak baik sekarang. Bukan waktu yang tepat untuk bertamu.





Ting


Tong





"Sialan."

Mendesis kesal, Jaehyun terpaksa berdiri untuk menghampiri orang bernyali besar yang terus menekan bel apartemennya tanpa henti. Ia sudah hafal betul siapa orang itu. Orang yang sudah, dan sepertinya akan terus berlangganan, menjadi perusak bel tempatnya tinggal.

Dengan tampang masam, Jaehyun langsung membuka pintu apartemennya, tanpa melihat ke layar monitor terlebih dulu.

"Tidak bisakah kau datang besok saja?-"

Orang dihadapan Jaehyun sedikit terkejut dengan kalimat yang barusan ia dengar. Segera saja ia menundukkan kepala dan membungkuk sembilan puluh derajat beberapa kali.

"Ma-maaf,aku tidak bermaksud mengganggu. Aku sungguh minta maaf."

Seketika itu juga,mata Jaehyun melebar. Tidak disangka dan sama sekali tidak terduga, pemuda manis pujaan hatinya, Lee Taeyong, ada didepan mata. Memainkan ujung bajunya, merasa tidak enak karena datang selarut ini.

"T-tidak, tidak. Aku sama sekali tidak terganggu. Aku yang harusnya minta maaf. Maafkan aku. Aku kira-"

"Kau mengira itu aku,kan? Memang benar! Tidak ada orang yang menyukai teriakan bel apartemenmu selain aku. Kim Mingyu."

Mingyu yang muncul dari balik punggung Taeyong tertawa lebar sambil menyerobot masuk ke dalam apartemen Jaehyun. Mereka memang sangat dekat layaknya saudara. Jadi Jaehyun tidak ambil pusing dengan tingkah bar-barnya.

Yang berputar-putar dikepalanya sekarang adalah sebuah pertanyaan tentang kenapa Taeyong ada didepan apartemennya bersama Mingyu, sahabatnya.

Melihat Jaehyun yang malah melamun, Taeyong yang awalnya terlihat ragu tapi mulai merasakan pegal dikakinya pun memilih buka suara.

"Mmm... Apa aku boleh masuk?"

"A- ah,tentu saja. Silahkan."

Dengan senyum manis terpampang diwajah rupawannya, Taeyong pun melesat masuk hendak mencari tempat duduk.

Another SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang