Halaman 7

94 11 0
                                    

Jaehyun termenung sendirian didepan gerbang kediaman mendiang Tuan Im. Mingyu dan beberapa petugas kepolisian dari stasiun lain baru saja pulang. Senior Kang dan Senior Choi juga sudah lebih dulu pergi setelah memastikan Jaehyun baik-baik saja dengan luka dilengannya.

Angin senja yang menerpa kulit berbalut seragam kerjanya sama sekali tidak dihiraukan oleh pemuda berkulit putih itu. Bahkan suara burung hantu dan serangga malam yang mulai berisik pun tidak bisa mengalihkan pikirannya.

Pertemuannya ,lagi, dengan Taeyong memang sangat tidak terduga. Tapi yang lebih tidak terduga adalah tentang pemuda manis itu yang ternyata mengenali sahabatnya, Mingyu.





"Kalian saling mengenal? Kau dan Taeyong-hyung?"

Tanya Jaehyun pada Mingyu yang sedang mencuci tangan dengan air bekas minumnya. Mereka baru saja selesai makan siang.

"Ya. Kami dulu sekelas."

Jaehyun mengernyit mendengar jawaban Mingyu.

"Bukannya dia lebih tua dua tahun dari kita?"

Ia dengan jelas tau bahwa Taeyong sendiri yang bilang dia berusia 27 tahun. Lalu, kenapa bisa ia sekelas dengan Mingyu?

"Memang. Dia bilang, dia sempat menunda sekolahnya selama dua tahun saat dia masih SD. Aku tidak tau kenapa."

Jaehyun ber'oh' ria sambil menganggukkan kepalanya. Pantas saja kalau begitu.

"Lalu kenapa aku tidak pernah dengar nama Lee Taeyong-hyung dipanggil? Aku kan juga sekelas denganmu. "

Imbuh Jaehyun.

"Satu hari sebelum kau pindah ke Busan JHS , Taeyong-hyung tidak masuk sekolah. Dan besoknya masih sama. Aku tidak pernah melihat atau mendengar kabar darinya lagi setelah itu. Ternyata tadi dia bilang, dia melanjutkan sekolah di sini, di Gwanak. Ah... Aku benar-benar sangat merindukannya waktu itu."

"Apa kalian sedekat itu sampai kau merindukannya?"

Jaehyun mengernyitkan dahi lagi melihat sahabatnya yang malah tersenyum lebar,berseri-seri.

"Kau masih ingat suara pengingat alarm ku waktu itu?"

"Time to go home?"

Mingyu mengangguk.

"Itu suaranya dulu. Dan aku sangat menyukai itu. Aku sangat menyukai Taeyong-hyung. Sangat, sangat menyukainya. Hingga sekarang."








Jaehyun menghela nafas. Ia tidak bisa berpikir hal lain selain bertanya-tanya tentang hubungan Taeyong dan Mingyu. Hubungan semacam apa yang mereka pernah jalani dulu?

"Opsir Jung?"

Tiba-tiba salah seorang opsir yang bertugas menjaga TKP dibagian depan menghampirinya. Ia duduk disebelah Jaehyun yang tersenyum canggung.

"Kau tidak pulang? Bukannya petugas yang berjaga malam ini dari stasiun Yeongdeungpo dan Gwanak?"

Tanyanya heran sebab Jaehyun yang berasal dari stasiun Gangnam masih berdiri tegap disana.

"Aku hanya sedang menunggu seorang teman."

Opsir itu mengangguk.

"Kalau begitu, boleh aku minta tolong? Aku merasa sangat pusing dan ingin istirahat sebentar. Kau bisa berjaga sampai temanmu datang. Aku akan sangat berterimakasih."

Walaupun ia tidak percaya dengan perkataan opsir itu, Jaehyun yang memang tidak punya kerjaan lain pun mengangguk mengiyakan.



_._




Another SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang