11

1K 118 7
                                    

Happy Reading ~~

Acara telah selesai, dan Chiko ingin segera cepat cepat pulang, tubuhnya sangat lelah, ingin segera berbaring di ranjang empuknya, dan menonton drama di televisi, ikatan cinta atau apapun itu.

Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, Chiko menaiki motornya yang terparkir di halaman sekolah nya.

Belum sempat Chiko menggeas motor, tiba tiba ada sebuah kain hitam menutup matanya, Chiko memberontak, tapi tak bisa karena pelaku nya lebih dari 2 orang.

"lepas! Jangan macem macem! Chiko bisa laporin kalian ke pihak yang berwajib! "

Ntah tubuhnya dibawa kemana, yang pasti Chiko tak dapat melihat ataupun memberontak, tangan nya diikat serta matanya tertutup kain hitam panjang.

Mulutnya masih selamat, Chiko terus mengacam si palaku agar melepaskan nya tapi tak didengar.

Tubuhnya didudukan diatas kursi, Chiko menatap sekeliling nya saat penutup matanya terlepas.

Seorang pria dengan setelan jas yang rapi, ditangan nya terdapat sebuah kotak merah yang masih tertutup.

Seseorang itu berlutut, ia memegangi tangan Chiko, tapi segera Chiko tepis.

Bisa tebak siapa dia? Ya dia adalah Rendi, kekasih- ah mantan kekasih.

"ga lucu"

Rendi tersenyum, ia mengangguk membenarkan ucapan Chiko barusan.

"maaf"

"untuk? "

"semuanya"

Chiko tertawa meremehkan, Chiko bangkit dari duduknya, dan ingin segera pergi dari hadapan Rendi, sekarang mereka sedang berada di rooftop, dan pemandangan yang indah serta lilin lilin yang sangat cantik serta bunga mawar merah yang bersebaran membentuk love.

"tuan chiko tunggu dulu"

Seorang wanita mengenakan jas berwarna merah muda menghalangi pintu keluar dari rooftop.

Chiko menatap wanita itu dari bawah hingga atas.

Chiko tersenyum pada wanita itu.

"tunggu? "

"tuan rendi belum selesai bicara, saya mohon dengarkan hingga selesai"

Chiko menganggukkan kepala, ia berbalik dan duduk kembali dikursi yang sudah disediakan.

"chik-"

"maaf nyela, chiko ga nyaman kalo ada orang lain"

Rendi menoleh pada sekretaris nya itu, lalu menyuruh nya pergi dari sana.

Sekretaris itu pun menganggukkan kepala, lalu pergi menuruti kemauan tuan nya.

Chiko dan Rendi kini saling berhadapan, Chiko bangkit dari duduknya, lalu berjalan kearah Rendi.

Plak! Sebuah tamparan mengenai pipi Rendi.

Chiko tersenyum puas, akhirnya ia bisa menampar lelaki berengsek itu.

"udah? "

Chiko menggelengkan kepala.

"sekali lagi ya? "

Rendi menganggukkan kepala pasrah, sudah satu tahun mereka tak bertemu dan lihat apa yang Chiko lakukan pada pipi mulusnya.

• • •

[√] Pihak bawah <renle>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang