kacau

2 2 0
                                    

Menenangkan diri. Itulah yang aku lakukan sekarang, lari dari rumah? Tidak.

Sekarang aku hanya ingin melakukan apapun tanpa siapapun yang melarang, tidak peduli dengan segalanya.

Tidak peduli apa kata orang yang bilang aku seperti orang bodoh, terlalu baik dengan semuanya, di omongin sana sini terkait keluarga yang kurang harmonis.

Tidak peduli bagaimana palsu nya di dunia.

Tidak peduli sama cacian orang

Tidak peduli sama orang yang berada lingkungan sekitar.

Tapi aku masih peduli pada orang tua aku. Karena berkat mereka aku hidup sampai sekarang walaupun orang tuaku memperlakukan ku dengan kasar dan aku bersyukur karena keluarga aku masih bersama.

"kenapa jalan hidup aku begini?"

Azra memegang dadanya sakit, sesak yang ia rasakan

"pulang ra, disini dingin" interupsi tiba-tiba dari arah belakang menyadarkannya

Aku langsung menghapus air mata dengan cepat, lalu menoleh ke asal suara tadi

Kembali. Mengalihkan pandangan dari orang itu, aku sama sekali tidak bergerak untuk menuruti apa yang ia ucapkan tadi

"pergi ja" usir ku

"pulang ra, disini dingin nanti kamu sakit"

"gak usah paksa aku ja, kamu bukan siapa-siapa aku" ucap azra

"kamu ngerti gak, ini sudah mau maghrib ga baik buat cewek yang masih di luar" perintah raja

"kenapa harus ada kata ngerti sih?!" marah azra

"kenapa semua orang harus di ngertiin sedangkan mereka gak pernah ngertiin aku sama sekali!" lanjutnya

Raja bingung karena ia tak tahu apa-apa. Tapi ada rasa sedikit khawatir di benak raja ketika azra bertingkah seperti ini, entah apa yang ia rasakan sekarang.

"azra mending kamu pulang terus ambil air wudhu habis itu sholat supaya kamu tenang. Aku gak tahu masalah kamu apa, yang penting bukan gini caranya" perintah raja sekali lagi

Azra pun tersadar dan ber ishtigfar dalam hati, menyadari bahwa tadi ia telah melewati batas

"astagfirullahaladzim... maaf ja tadi aku marah ke kamu" ucapku tak enak

"tidak apa-apa, setiap orang mempunyai masalah tapi kalau cara kamu kayak tadi pasti tidak akan tenang dan masalah juga tidak akan larut" nasehat raja

"terimakasih ya ja" ucap ku dengan tulus

Raja sempat terpanah dengan senyuman azra yang sangat manis. Namun dengan cepat ia enyahkan

"aku pulang dulu ya ja" pamit azra

"iya, eh mau aku anterin?" tawar raja

"gak usah ja, takut ada salah faham antara kamu sama aku" jawab azra

"ah iya, yaudah hati-hati ra"

"iya ja" senyumku

***

Tibalah azra di rumahnya. Sepi, itulah yang menggambarkan suasana rumah saat ini.

Merebahkan tubuhnya yang terasa lelah, azra menatap langit-langit kamarnya. Hingga bunyi notif ponsel pun masuk. Ia tersadar dan segera mengambil ponsellnya yang ia taruh di samping bantal.

Mamah <3

Azra, kamu sudah pulang?

Kayaknya mama sama papa
bakal pulang telat deh.

Kalau mau makan nanti kamu
gofood aja ya sayang mama lagi
gak masak tadi, mama sudah
transfer uang ke kamu.

Iya mah, nanti
kalau sudah pulang
hati-hati ya dijalan.
Baca doa dulu sebelum pulang

Oh iya jangan pulang ter
lalu malam ya,
azra sendiri di rumah kesepian


Dari mama nya ternyata. Kemudian notif dari ponsel pun berbunyi lagi

Papah <3

Papa sama mama bakal
lembur malam ini

Iya pah, nanti pulangnya
jangan terlalu malem ya


Centang dua. Kedua orang tuanya tidak melihat balasan pesan dari azra, sesibuk itukah mereka?

***

Setelah selesai dengan ritual mandinya. Azra bergegas untuk menelfon sinta dan vivi agar datang ke rumah untuk menemaninya. Hanya sekedar berbincang, rebahan di kamarnya, membaca novel atau menonton film action.

Jam menunjukkan pukul 19.30 , kedua sahabatnya itu sudah datang dengan membawa camilan yang mereka beli di supermarket depan kompleks.

"azra jangan film yang ini dong nanti aku gak bisa tidurrr" rengek sinta. Bagaimana tidak merengek sedangkan yang di tonton saja film ber genre psycho plus dark romance. Ngeri sih tapi seru

"apaan sih sin, filmnya bagus kok" balas azra

"ck, lemahh" timpal vivi

"vi, mulut kamu mau aku cabein di warung pak ujang biar bengkak gak?" ucap sinta

Vivi hanya bergidik ngeri, ia tidak takut akan ancaman Sinta namun yang ia takutkan adalah bagaimana nanti kalau bibirnya bengkak seperti Tante-tante yang ada di hotel samping rumahnya? Ah, membayangkan nya saja sudah ngeri apalagi nanti terjadi.

"Slow sin" jawab Vivi, Sinta hanya mendengus

"udah-udah gak usah adu mulut, ini filmnya mau dimulai" lerai azra

Di sepanjang film suara hanya dipenuhi oleh teriakkan, rengekkan, dan umpatan Sinta

2 jam telah berlalu sinta dan vivi pamit pulang ke rumah masing-masing karena sudah larut malam dan tentu ngantuk juga

"ra kita pulang ya"

"assalamualaikum" salam sinta dan vivi

"waalaikumsalam" jawab azra "hati-hati ya" lanjutnya yang dibalas acungan jempol

TEMPORARY LIFE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang