11. Day Class vs Night Class

878 103 36
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Mentari mulai tampak di kaki langit yang membuat sinarnya menembus kaca kendaraan roda empat tersebut. Giselle menggeliat di kursi yang sudah diatur sedemikian rupa, agar tubuh gadis itu dapat dengan nyaman terlelap dalam perjalanan. Sesaat setelah mobil diisi dengan bahan bakar dan kedua insan itu sudah mengisi perut di resto malam tadi, perjalanan pun dilanjutkan dan tanpa sadar Giselle jatuh terlelap.

Giselle mengerjap, menatap Mark yang masih mengendarai mobil dengan ekspresi datar.

"Kau tidak istirahat?"

Alih-alih menjawab, Mark justru mengatakan, "Ah, kau sudah bangun. Sebentar lagi, kita akan sampai di tujuan."

Giselle kembali menegakkan punggung dan melihat keadaan sekitar. Betapa takjubnya perempuan itu melihat pemandangan yang memanjakan mata di sepanjang perjalanan. Padang hijau terbentang di luar sana dengan banyaknya hewan-hewan ternak yang mulai menyantap rumput, membuat Giselle menyunggingkan senyum. Meskipun jalan di desa ini tidaklah beraspal seperti desa-desa lainnya, namun tidak dapat dikatakan hancur juga. Hanya saja, Mark harus memelankan mobil ketika kendaraan roda empat itu mulai terguncang akibat melewati jalan berundak dan sedikit berbatu. Giselle mulai berpikir bahwa jika musim hujan telah tiba, jalanan ini pasti akan terasa licin.

 Giselle mulai berpikir bahwa jika musim hujan telah tiba, jalanan ini pasti akan terasa licin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak lama kemudian, mereka akhirnya tiba di sebuah rumah yang memiliki taman di sebelahnya. Rumah yang berdindingkan kayu dicat dengan warna putih ini, terlihat sangat nyaman. Tak hanya itu, di sekeliling rumah terdapat pohon-pohon menjulang yang menambah kesejukan.

Ini benar-benar rumah impian Giselle!

Mark turun dari mobil dan berjalan untuk membukakan pintu bagi sang hawa. Begitu Giselle menginjakkan kaki di depan rumah, Mark berucap, "Selamat datang di rumahku."

"Rumahmu?" pekik Giselle yang membuat Mark mengangguk.

"Sudah kukatakan bahwa aku pernah bertemu ibuku, bukan? Di sinilah beliau tinggal dan bertemu denganku."

Mark dan Giselle melangkah masuk ke dalam rumah tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Giselle lalu berjalan mengelilingi rumah setelah mendapat izin dari Mark. Sedangkan pemuda itu kembali ke mobil untuk mengambil tas-tas yang ia letakkan di bagasi.

21 Days [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang