5. Misi Dimulai

1K 129 45
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Langit senja dan udara sejuk mulai terasa di setiap sudut pulau, membuat gerak Giselle semakin cepat dalam mempersiapkan segala halnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit senja dan udara sejuk mulai terasa di setiap sudut pulau, membuat gerak Giselle semakin cepat dalam mempersiapkan segala halnya. Ya, Giselle diketahui akan mengisi liburan di rumah neneknya yang berada di kaki gunung Dement, katanya. Dan hari ini dia sedang memilih pakaian yang akan gadis itu gunakan. Giselle terlihat cekatan, tak ingin kalah dengan Amanda yang juga sudah sibuk membantunya.

"21 hari kau libur, kau benar-benar akan menghabiskannya di rumah nenek?" tanya Amanda.

"Tentu saja, Bu. Aku sudah berjanji pada nenek untuk mengunjunginya di liburan kali ini," acap Giselle sembari menoleh pada Amanda yang sedang duduk di atas karpet.

"Maksud Ibu, bukankah itu terlalu lama? Ibu hanya sendirian di sini."

"Ibu tak perlu khawatir, mungkin sebentar lagi ayah akan pulang dan menemani Ibu."

Amanda menghentikan gerakannya. "Dari mana kau tahu?"

"Eh? Aku hanya menebak," cengir Giselle.

"Ah, harusnya Ibu sudah tahu jika kau hanya bergurau." Giselle yang mendengar itu pun hanya tergelak kecil.

Setelah semuanya telah siap, Amanda pun mengantar Giselle menuju halte kecil yang sedikit jauh dari rumah mereka. Halte dengan lampu temaram itu tak terlalu ramai, hanya dua wanita paruh baya yang sedang duduk sambil berbagi cerita. Melihat kedatangan Giselle dan Amanda, keduanya pun sempat berhenti sejenak, menyapa dengan tersenyum dan menundukkan kepala, lalu kembali mengobrol seperti sebelumnya.

"Ibu bisa pulang, aku akan menunggu sendiri. Lagi pula, ini tak akan lama," suruh Giselle.

"Tak apa-apa kau sendirian?" Air muka Amanda seketika menguratkan rasa ketidaknyamanan.

Giselle yang melihat itu seketika mengusap lengan Amanda. "Tidak apa-apa. Santai saja, Ibu."

Amanda pun mengangguk lemah, lalu maju selangkah dan mengecup dahi Giselle ringan. Ia menginjakkan kakinya meninggalkan halte diikuti oleh tatapan kedua wanita di sebelah Giselle. Melihat Amanda yang sudah menghilang dari pandangan, Giselle kemudian melangkah meninggalkan halte yang kembali diikuti oleh pandangan dari dua wanita itu. Mungkin saja mereka menganggap bahwa Giselle bersikap aneh, ah katakanlah begitu. Sebab, Giselle pergi ke arah sebaliknya dengan berjalan kaki, tidak dengan bus sebagaimana seharusnya ia lakukan.

21 Days [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang