1. Akademi Evergreen

3.9K 237 46
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

"In a night, or in a day,In a vision, or in none,Is it therefore the less gone?All that we see or seemIs but a dream within a dream

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"In a night, or in a day,
In a vision, or in none,
Is it therefore the less gone?
All that we see or seem
Is but a dream within a dream."

Sang gadis kemudian membungkukkan tubuh di depan semua siswa yang telah mendengarkan sebuah puisi darinya. Puisi yang baru saja ia selesaikan pukul 3 pagi tadi. Jika saja ia tak terbangun akibat udara panas yang menyelimuti, mungkin ia tidak akan pernah membacakannya dan akan berdiri di depan kelas sebagai hukuman.

"Wahhh," seru Winter seraya menepuk tangan dengan heboh.

"Terima kasih, terima kasih," acap perempuan berambut panjang sepinggang itu penuh percaya diri. Terukir sebuah senyum bangga di wajahnya yang putih memesona.

Seorang wanita dengan berpakaian formal —gaun di bawah lutut yang terbuat dari linen— yang sedang duduk di depan seluruh siswa pun berdeham sambil mengangkat kedua alisnya. Wanita itu menoleh pada siswa yang kini masih tersenyum lebar di depan kelas, yang terlihat sesekali merapikan rambut yang bahkan tak berantakan.

"Karangan?"

Sang gadis seketika menoleh pada guru tersebut sembari berujar, "Maaf, tapi aku tak mengerti apa maksud Mrs. Hampton."

"Iya, puisi yang kau baca itu karangan siapa?"

Dengan spontanitas, gadis itu berucap, "Tentu saja, Giselle."

Mrs. Hampton atau biasa dikenal sebagai Amanda Hampton itu pun tersenyum kecil. Ia bangkit dari duduk lalu berjalan ke depan mejanya. Perempuan tersebut memegang sebuah kayu kecil yang memang biasa digunakan untuk menjelaskan materi di papan.

Sambil meletakkan satu tangannya yang bebas di atas meja, Amanda kembali bertanya, "Apakah kau yakin? Jika jawabanmu tak sesuai dengan yang diharapkan maka kau harus bersiap untuk mendapatkan sanksi."

Mendengar ancaman itu, air muka Giselle yang semula cerah seketika berubah menjadi masam. Ia tertunduk lesu lalu berujar lemah, "Ahhh, itu ... ehm ... maaf, Mrs. Hampton."

"Jadi?"

"Itu karangan Edgar Allan Poe."

"Yup, benar sekali. Sekarang, silakan kembali ke mejamu, kita semua bersiap untuk pulang. Dan oh ya, Giselle Hampton," ucap Amanda yang kembali menunjuk Giselle dengan kayu, "kau mendapatkan tugas ekstra hari ini."

21 Days [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang