- EPILOG -

1.2K 102 33
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Siang itu, Pangeran Hayden yang berdiri sambil melipat kedua tangan di belakang, tampak sedang mengamati danau tenang di depan sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siang itu, Pangeran Hayden yang berdiri sambil melipat kedua tangan di belakang, tampak sedang mengamati danau tenang di depan sana. Namun, ketenangan itu mendapatkan sedikit interupsi ketika Ann dan Calvin datang menemuinya atas perintah sang pangeran sendiri.

"Kalian tahu, Calvin, Ann, tentang selama ini yang terjadi di Arkala?"

"Kami tahu, Yang Mulia," jawab Calvin tegas.

Tanpa menoleh pada kedua orang di belakang itu, Pangeran Hayden kembali mengatakan, "Biarkan itu tetap menjadi rahasia kita bertiga."

Ann menggeleng pelan, terlihat tidak setuju dengan ucapan keturunan Floer tersebut. "Ta-tapi, Yang Mulia, bukannya Putri Giselle harus mengetahui tentang yang Anda lakukan selama ini? Anda yang telah mengikutinya dari usia 14 tahun dan mengetahui seluruh aktivitasnya di Arkala. Tentu saja sang putri harus tahu bahwa itu adalah dirimu."

Mendengar penjelasan Ann, Pangeran Hayden pun seketika memutar tubuh, memperlihatkan sorot mata yang tajam dan tangan terlipat di dada. "Katakan padaku, Ann, perempuan mana yang ingin menghabiskan seluruh hidupnya dengan orang yang selalu mengikutinya? Kau tahu bahwa itu mengerikan, bukan? Dan aku paham bahwa setelah Putri Giselle mengetahui ini, ia akan pergi dariku. Aku tak ingin hal itu terjadi!"

Ann tampak membelalakkan mata dan lehernya bergerak menelan ludah, sedangkan Calvin memilih untuk menundukkan tatapan. "Aku tegaskan sekali lagi, biarkan ini menjadi rahasia kita bertiga! Jika hal ini sampai diketahui oleh Putri Giselle, maka aku tidak segan-segan untuk mengakhiri hidup kalian berdua, keluarga dan seluruh bagian yang berharga. Aku tak ingin ini dibahas lagi di istana dan biarkan tenggelam bersama jasad kita nantinya. Kalian paham?"

Calvin dan Ann tampak saling pandang selama beberapa detik, lalu kembali memandang sang pangeran dan berkata, "Paham, Yang Mulia."

Sayup-sayup, derap langkah cepat ditangkap oleh indra pendengaran tiga manusia yang berdiri di tepi danau buatan tersebut. Seketika, sorot mata tajam Pangeran Hayden pun berganti dengan senyum yang mengembang ketika melihat Giselle tengah berlari kecil ke arahnya, sedangkan di belakang sana, Elea --pegawai yang menemani Giselle-- tampak terengah-engah mengikuti langkah sang putri.

21 Days [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang