11. Wo Ai Ni

200 16 256
                                    


HAPPY READING•
jangan lupa tinggalkan jejak ya, fren<3

•HAPPY READING•jangan lupa tinggalkan jejak ya, fren<3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• • •

"Cinta itu kamu.
Wo Ai Ni!"

11. Wo Ai Ni

Pagi yang cerah ini, Shen Yue sedang duduk bersantai di teras rumahnya sembari ditemani dengan segelas teh dan roti bakar buatannya sendiri.

|Kakak Xuan|
Aku titipin brownies keju kesukaan
kamu ke Fei, ya. Have a nice Shen Yue!

"Kak Xuan masih aja ingat sama makanan kesukaan aku. Chenze boro-boro tau, huft." Gerutu Shen Yue seorang diri.

"Ngapain lo sebut-sebut nama gue?" Tiba-tiba Chen Zheyuan nongol dihadapan Shen Yue yang tengah membalas chat dari Wang Jingxuan.

"Enggak."

"Halah gue yakin, lo sama sahabat lo si Fei itu lagi ghibahin gue, kan?" Tuduh Chen Zheyuan.

Shen Yue menatap Chen Zheyuan dengan mata sinisnya. "Ih siapa juga yang lagi ghibahin kamu, geer banget!"

Chen Zheyuan memutarkan bola matanya malas, saat ini dia tengah memakai sepatunya hendak berangkat ke kantor.

"Chenze, aku mau ngomong," ujar Shen Yue saat Chen Zheyuan terlihat sudah selesai memakai sepatunya, lelaki itu bahkan sudah berdiri.

"Tentang Rea? Gue males ungkit soal semalem, ini masih pagi gue gak mau mood gue ancur."

"Bukan tentang Rea, aku juga males bahas dia."

Chen Zheyuan menatap Shen Yue. "Terus apa?"

"Aku gak suka kamu mabuk-mabukan seperti semalam, minuman beralkohol itu haram, Chenze. Selain haram itu juga gak baik buat kesehatan kamu." Ucap Shen Yue memperingati Chen Zheyuan untuk berhenti mabuk.

Ya, tadi malam Che Zheyuan pulang sekitar jam 11 dengan keadaan mabuk. Bahkan tanpa lelaki itu tau semalam Shen Yue yang mengurusinya termasuk membersihkan muntah yang Chen Zheyuan keluarkan.

"Papah sama Mamah juga berpesan ke aku, untuk cegah kamu mabuk kaya semalam. Tapi aku kecolongan, tolong berhenti, ya? Itu gak baik."

Chen Zheyuan menghela nafasnya jenggah. "Iya, nggak bakal lagi."

"Awas aja loh, ya! Kamu mabuk lagi, aku nggak segan aduin biar Papah kasih hukuman kamu lewat pekerjaan!"

Chen Zheyuan menatap Shen Yue dengan mata tajamnya. "Berani lo ngancem gue?"

"Berani, jadi kamu nggak boleh macem-macem lagi ke aku!"

Ingin marah, tapi bagaimana, kini Chen Zheyuan hanya bisa menghela nafas untuk berusaha sabar agar bisa menahan amarahnya.

Apa Aku Bisa Mencintaimu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang