06. The Savior

18 7 0
                                    

"Asha, marah ya?"

Tidak ada jawaban.

"Halo... Can't you see me?" Jake melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Asha, hal itu membuat Asha menatap Jake dengan tajam.

Di tatap seperti itu, nyali Jake langsung menciut. Lelaki itu memutuskan untuk menutup mulutnya saja. Padahal niatnya datang kemari bukanlah untuk mengintip Asha, melainkan ia hanya ingin mendengar tanggapan Asha tentang pakaian baru yang kini sedang dikenakannya.

Pergerakan Asha membuat jantung Jake semakin berdegup, ia takut mendapatkan serangan tiba-tiba dari gadis di sebelahnya. Tetapi pada kenyataannya Asha bergerak karena Layla yang tiba-tiba naik ke pangkuannya, gadis itu merubah posisinya yang padahal sudah terlihat nyaman, demi anjingnya.

Jake tersenyum kecil saat memperhatikan hal itu.

"Kamu sayang banget sama Layla, ya?" tanya Jake tiba-tiba.

Asha menoleh mendengar pernyataan tersebut, sejenak ia memandang Layla dan mengusap pelan kepala anjing itu.

"Banget." jawabnya singkat, namun penuh keyakinan.

Kini Jake ikut mengusap kepala anjing itu, ia memainkan telinga panjang milik Layla. Asha memperhatikan gerak gerik Jake, cara lelaki itu memperlakukan Layla, kemudian terbesit sebuah pertanyaan di otaknya.

"Jake, waktu pertama kali ada disini, kamu panggil Layla sebagai penyelamat. Boleh tau kenapa?"

Dengan masih memainkan telinga Layla, lelaki itu menjawab, "I can't swim, dan Layla tiba-tiba datang terus narik celana aku ke pinggir." jelasnya.

"At that time I almost died."

"Untuk kedua kalinya." bisiknya sebelum akhirnya membaringkan diri di sebelah Asha.

Gadis itu tidak mempermasalahkan hal tersebut karena pikiran kini sedang mencerna ucapkan Jake, kedua kalinya? Apa Jake sebelumnya pernah hampir kehilangan nyawa juga?

Saat dirinya memutuskan untuk berhenti menerka-nerka hal apa yang sekiranya Jake alami hingga sekarat, Asha menoleh ke sampingnya dan menemukan Jake sudah terlelap dalam tidurnya dengan tangan yang masih memegang Layla. Anjingnya pun sudah tertidur di pangkuannya.

Niat awalnya yang ingin menyuruh lelaki itu pindah ia urungkan, mengingat ini merupakan pertama kalinya ia melihat Jake tertidur dengan cukup dekat. Bibirnya yang sedikit terbuka dengan dengkuran halus yang keluar dari mulutnya terlihat menggemaskan.

Asha bergerak sepelan mungkin untuk turun dari kasur, Layla terbangun karena pergerakan kecil yang ia rasakan. Asha buru-buru mengusap-usap Layla agar tenang dan tidak membuat keributan.

Tubuh gadis itu tersentak saat mamanya tiba-tiba masuk tanpa mengutuk pintu, disaat mamanya akan bersuara, Asha terlebih dahulu memberikan kode pada Brenda agar tidak bicara.

Setelah memastikan keduanya benar-benar tertidur—Jake dan Layla, Asha langsung menuntun mamanya keluar dari kamar. Bisa ia lihat raut kebingungan dari wajah Brenda. Perlahan Asha menjelaskan bagaimana Jake bisa tertidur di kasurnya dan tujuan utama lelaki itu datang ke kamarnya. Tentu saja tanpa menceritakan kejadian dimana lelaki itu melihat dirinya hampir setengah telanjang.

"Ah, jadi kamu relain uang jajan kamu buat beliin Jake baju?"

Asha mengangguk.

Brenda tersenyum menggoda, "Ugh, so sweet. Mama juga mau dong dibeliin baju."

Asha mendecak malas melihat tingkah mamanya.

"Ya, habis mau gimana lagi? Masa iya dia terus-terusan pake baju yang sama setiap hari, bau."

Out Of NowhereWhere stories live. Discover now