"Fuck!" umpat Asha.
Gadis itu langsung menutup pintu balkonnya, kemudian ia menuruni anak tangga untuk menghampiri lelaki asing yang masih diam di depan rumahnya.
"Kenapa belum pergi?!" sungut Asha pada Jake saat sudah sampai di halaman depan.
Jake hanya diam sambil memilin lengan baju milik mendiang ayah Asha. Sesekali lelaki itu mengigit bibir bawahnya pelan.
"Kenapa gak jawab? Ga bisa bicara ya?"
"Bisu?" tanya Asha memastikan.
"Enggak! Enak aja." sewot Jake sambil memajukan bibirnya.
Asha memutar bola matanya sambil bergumam, "Lagian, ditanya malah diem."
"Bingung mau kemana." ujar Jake tiba-tiba, lelaki itu memilin lengan bajunya seraya berkata, "Ada saran?" lanjutnya.
Asha mendecak sambil memutar bola matanya, "Tuh, kesana.", "Tabrakin diri aja." sewot gadis itu sambil menunjuk jalan raya yang berada di luar gerbang di depan rumahnya.
Namun di detik selanjutnya Asha malah merasa menyesal telah berkata demikian, karena ternyata Jake menganggap perkataannya serius. Lelaki itu berjalan ke tengah jalan dan hampir saja terserempet mobil jika ia tidak langsung menarik rambut lelaki itu.
"Sakit!" ringis Jake sambil mengusap kepalanya.
Asha gelagapan saat menyadari sepertinya ia terlalu keras menarik rambut Jake, refleks ia langsung ikut mengusap kepala lelaki itu.
"Sorry, sorry."
Asha melihat sekeliling dan kondisinya sudah cukup sepi, hanya ada beberapa kendaraan yang lalu lalang. Ia juga menatap Jake yang masih mengelus kepalanya, kemudian Asha mendecak pelan sambil menggaruk rambutnya.
Karena bingung mau bagaimana, akhirnya Asha memutuskan untuk membawa Jake kembali ke dalam rumahnya. Masalah mamanya bisa dipikirkan nanti, karena untuk sekarang Asha sudah terlampau lelah dan malas berpikir bagaimana nasib Jake.
"Masuk." ujar Asha.
"Hah?" bingung Jake.
"Masuk sana, ke rumah. Tiga detik gak masuk, gue bat-
"Layla!" seru Jake tanpa menunggu Asha menyelesaikan kalimatnya.
Sedangkan gadis itu hanya melongo melihat kelakuan Jake, "Gila tuh anak."
Kemudian gadis itu menutup gerbang dan masuk kedalam rumahnya, disana ia bisa melihat Jake dengan Layla di pangkuannya. Asha heran, bagaimana bisa Layla dekat dengan orang lain dalam waktu singkat. Padahal dulu saat sepupunya datang kerumah pun Layla benar-benar tidak mau disentuh oleh orang asing.
Asha memutuskan untuk kembali ke kamarnya setelah mengantar Jake ke kamar tidur khusus tamu.
"Tidur disini, jangan banyak tingkah." ujar Asha sambil meninggalkan Jake.
Selepas perginya Asha dari hadapan Jake, Jake langsung masuk dan meneliti ruangan yang akan di tempatinya itu.
"Aman." katanya pelan.
Jake menyentuh kasur yang akan di tempatinya, "Ooo..." gumamnya saat merasakan lembutnya kasur tersebut. Kemudian di detik selanjutnya lelaki itu menaiki kasur tersebut dan merebahkan dirinya.
Dalam posisi terlentang, Jake memandang langit-langit kamar yang perlahan berbayang karena dirinya mulai mengantuk.
"Aku ini apa?" ujarnya pelan. Tak lama dari itu, Jake benar-benar terlelap ke dunia mimpinya.
***
"Pagi, Ma." sapa Asha saat melihat mamanya sedang memasak.