Sedari tadi Asha memerhatikan gerak gerik dari Jake. Matanya bagaikan sebuah pisau yang siap menyayat kapanpun ketika kita lengah. Asha perhatikan Jake terus menerus mengekori Layla, ia pun bingung dengan hal itu.
Dimana pun ada Layla, disitu pula ada Jake. Seperti saat ini, Asha dan Layla berada di balkon kamarnya seperti biasa. Jake juga berada disana, kenapa bisa? Karena Jake yang memaksa masuk, dia bilang tidak mau berjauhan dengan penyelamatnya. Lelaki itu duduk di lantai sama seperti anjingnya. Padahal Asha sudah meminta Jake untuk duduk di kursi kosong yang berada di sebelahnya.
Mengenai ucapan Jake tentang penyelamat, Asha juga tidak tahu apa maksud dari lelaki itu.
Kini hanya ada keheningan di antara mereka, hanya ada suara kicauan burung yang menemani sepi itu. Asha mencoba memberikan diri untuk berbicara pada Jake, itu harus. Mau bagaimana pun juga Jake belum di ketahui asalnya, bagaimana cara lelaki itu memanjat pagar halaman belakangnya yang cukup tinggi.
"Jake?"
"Um?"
"Serius, tolong jawab sejujur mungkin. Gimana caranya kamu bisa ada disini? Mm, maksudnya.. Gaada akses yang bisa dilewatin s-selain pintu depan." tanya Asha dengan hati-hati.
Sejenak Jake menaruh jarinya di dagu, kemudian lelaki itu menghadap Layla.
"Gimana caranya?" tanya Jake pada Layla.
"Woof! Woof!"
"Oh, dari.. Kolam itu?" bingungnya.
Kemudian Jake kembali menghadap Asha sambil menunjuk kolam renang dibawah sana, "Penyelamat bilang aku dari sana." ujarnya sambil tersenyum.
Asha menjatuhkan rahangnya melihat jawaban dari Jake. Serius, boleh tolong benturkan kepala Asha sebentar saja? Ia merasa konyol dengan jawaban yang didapatnya.
"Tapi, Jake.. Serius..."
"Penyelamat bilang aku dari sana."
"Damn." umpatnya pelan.
"Oh, kalau gitu kenapa bisa tiba-tiba ada di kolam?" Kini gadis itu mencoba menanyakan hal yang berbeda.
Jake kembali berbalik ke hadapan Layla, kemudian ia bergumam pelan dan Layla kembali bersuara. Namun kali ini, anjing kesayangannya itu bangkit sambil melompat-lompat seakan ingin menunjukan sesuatu.
"Penyelamat bilang, ikuti dia."
"Namanya Layla."
"Leila."
"Layla, pake y." koreksi gadis itu.
Jake tidak menjawab dan langsung berlari kecil mengikuti Layla, dia juga mengikuti kemana mereka akan pergi. Siapa tahu ini hanyalah akal-akalan lelaki itu agar bisa mengeksplor rumahnya dan mengambil barang-barang berharga milik keluarganya.
Jake dan Asha mengikuti kemana Layla, anjing itu mengarah ke ruang kerja milik mamanya yang berada tidak jauh dari kamarnya. Gadis itu mengetuk pintunya sebanyak tiga kali, lalu ia mendengar teriakan ibunya yang menyuruhnya masuk. Begitu Asha membuka pintunya, Layla langsung berlari ke dalam sana dan menaiki meja yang terdapat komputer.
Mama mengelus Layla dengan lembut, "What happen?" tanya mama pada Asha.
Asha menggeleng, "Cuma ngikutin Layla."
Mama mengangguk dan membulatkan bibirnya, wanita paruh baya itu kemudian meninggalkan ruangan tersebut setelah mendapat telepon.
"Sebentar, Mama angkat telepon dulu." kata mama sambil keluar.
"Woof! Woof!"
Jake mendekati Layla saat anjing itu menggonggong, lalu ia mengelus punggung Layla.
"CCTV." ujar Jake tiba-tiba.