Asha masih meringkuk di atas kasurnya, sejak sore dirinya masih merasakan kram perut yang masih belum juga berkurang.
Di samping kasurnya terdapat Jake yang hanya diam saja, beberapa kali Jake menawarkan bantuan yang akhirnya tetap Asha tolak. Pada akhirnya Jake hanya diam dan memandang Asha sambil menumpu dagunya di atas tangannya, posisi Jake sedang duduk dibawah.
"Woof woof! Grrr—"
"Layla..." tegur Jake pelan. Anjing itu langsung menoleh pada Jake dan lelaki itu langsung menyimpan satu jari telunjuknya di depan bibirnya, untungnya Layla mengerti maksud dari gestur tersebut.
"Good girl." bisik Jake.
Fokus Jake kembali pada Asha begitu ia mendengar suara ringisan dari bibir gadis itu.
"Is it really hurts?"
Asha mengangguk.
Kemudian Jake terpikirkan sesuatu, lelaki itu menatap ke arah Layla yang juga menatap ke arahnya. Setelah beradu pandang selama beberapa detik, Jake memutuskan untuk beranjak dari duduknya dan merebahkan diri disamping Asha. Hal itu tentunya mengundang emosi Asha yang sedang tidak stabil.
"What the heck are you do–aish!" Ringisan itu kembali keluar dari bibir Asha karena posisi nyamannya terganggu dan membuat kram perutnya lebih parah.
"Aku sering elus Layla dan dia merasa nyaman, and I want to do the same for you, hopefully it will work." paparnya lembut.
Kali ini gadis itu sampai mengeluarkan air matanya lagi. Melihat hal tersebut, Jake mengusap air mata Asha lalu menyeka keringat dingin yang muncul di dahi gadis itu. Setelahnya, Jake mulai mengusap pelan perut Asha yang untungnya tidak ada penolakan dari gadis itu.
Selama beberapa saat mereka berada dalam posisi tersebut sebelum Layla ikut naik ke atas kasur Asha dan ikut merebahkan diri di dekat kaki sang pemilik.
Perhatian Jake tertuju pada botol minyak penghangat yang berada di meja di samping kasur Asha, ia mengambil botol tersebut dan menyingkap sedikit baju Asha sebelum meneteskan minyak tersebut pada telapak tangannya dan mulai mengusapkannya pada perut gadis itu.
"Ngapa–"
"Shh.. Just shut up and go to sleep." perintah Jake yang langsung dituruti oleh Asha, gadis itu sepertinya terlalu kesakitan hingga tidak ada niatan untuk mendebat Jake seperti biasa.
Posisi Asha yang membelakangi Jake tentunya membuat seakan-akan Jake memeluk gadis itu saat memijat pelan perut Asha. Jake terus-menerus memberikan pijatan lembut itu hingga dirasa Asha sudah pergi ke alam mimpi, ia mengintip sisi wajah Asha dan mengibas-ngibaskan tanganan untuk memastikan gadis itu benar-benar tertidur.
Setelah yakin Asha sudah terlelap, Jake membungkus satu tangan Asha yang berada di atas perutnya sendiri dengan usapan kecil di punggung tangannya.