08. Anger And Pain

24 6 0
                                    

Matahari mulai beranjak turun perlahan-lahan. Terhitung sudah tiga jam berlalu setelah Asha dan Jake bersama-sama memandikan Layla. Kecanggungan tentu saja tidak terlewatkan, tidak, sebenarnya Asha yang merasa canggung sendirian. Sedangkan Jake biasa saja, lelaki itu berlaku normal. Tidak seperti Asha yang seringkali menghindari tatapan Jake.

Itu tentunya membuat Jake bingung, dia salah apalagi? Perempuan benar-benar sulit dimengerti.

Namun dia tidak mengambil pusing atas tingkah Asha. Lelaki itu masih berada di halaman belakang sambil menemani Layla bermain lempar bola, sesekali Jake ikut berlari untuk merebut bola tersebut. Lelaki itu berlari kecil saat mengejar Layla karena lantai pinggiran kolam renang cukup licin, salah salah, Jake bisa tercebur lagi.

Asha duduk di kursi dan memandang kedua makhluk hidup itu sambil memakan roti yang tadi pagi di belinya. Gadis itu menghentikan acara makannya ketika Jake datang ke hadapannya dan berlutut di depan Asha dengan nafas yang tidak beraturan.

"Hhh.. I am thirsty." ujarnya dengan terengah-engah.

Jake lalu menatap Asha sebagai kode jika dirinya membutuhkan air, tetapi saat melihat gadis itu diam saja akhirnya Jake mengalihkan pandangannya pada Layla yang juga sedang menatap dirinya-menunggu Jake untuk bermain lagi. Ia menaikan telapak tangannya untuk memberi kode 'tunggu sebentar', berharap Layla mengerti apa maksudnya.

"Asha.. Air, mau minum." ujar Jake dengan sedikit rengekan.

Dengan gugup gadis itu bangkit dan pergi ke dalam rumah selama beberapa saat, lalu Asha kembali dengan sebotol tempat minum yang sudah terisi penuh. Melihat botol minum tersebut membuat Jake tanpa pikir panjang mengambilnya dan langsung meminumnya dengan rakus.

"Botol gue!"

Jake yang sedang meneguk air tersebut tentu saja kaget mendengar suara Asha, lelaki itu tersedak lalu terbatuk-batuk.

"Kan! Keselek!"

Bukannya membantu Jake meredakan batuknya Asha malah pergi sambil mengentakan kakinya. Lelaki itu memandang bingung pada Asha sambil bertanya-tanya.

Sekarang salahnya dimana lagi?

Sejenak Jake memandang Layla dan meminta anjing itu mendekat, "Main sendiri dulu, ya." ucap Jake pada Layle sebelum dirinya bangkit dan menghampiri Asha.

Gadis itu berada di dapur sambil menghadap washtapel, Asha menggosok botol minumnya dengan kasar. Hal itu tentunya membuat Jake merasa bersalah.

"Shaa, maaf."

Asha berhenti di tengah kegiatannya, ia menoleh pada Jake dan memberikan tatapan tajamnya. Tetapi tidak seperti sebelumnya, kali ini Jake tidak menghindari tatapan Asha. Lelaki itu malah mendekat ke Arah Asha sambil mengusap mata gadis itu.

"Nanti matanya kering."

Asha mendecak sebal dan menjauhkan tangan Jake dari wajahnya, gadis itu menyelesaikan kegiatannya dan langsung berlari ke kamarnya.

Jake menggaruk leher belakangnya yang bahkan tidak terasa gatal sedikit pun, ia kemudian melangkahkan kakinya ke kamar Brenda. Jake mengetuk pintu kamarnya sebanyak tiga kali, akan tetapi masih tidak ada jawaban. Akhirnya lelaki itu melangkahkan kakinya ke kamar Asha, ia tidak tahu harus kemana, kalau kembali ke kamarnya, yang ada akan tambah bosan.

Tanpa mengetuk pintu kamarnya, Jake langsung masuk begitu saja. Akan tetapi ia tidak mendapati Asha di dalam sana, lelaki itu menaikan sebelah alisnya saat mendengar suara kecil dari balkon kamar Asha.

Ia mendekat untuk mengecek apakah ada sesuatu yang berbahaya atau tidak, setelah mengintip dari tirai yang dibukanya. Jake langsung membuka pintu balkon dengan cepat setelah melihat Asha sedang berjongkok dengan tubuh yang sedikit bergetar.

Out Of NowhereWhere stories live. Discover now