The Darkest Secret

177 35 4
                                    





!!! PERHATIAN  !!!
Cerita ini mengandung:
Self harm, violence, sexual, dll
Diharapkan bijak dalam membaca.

.
.

.











---
The Days I Feel in Love

Bagian 1
"The Darkest Secret"

---


















---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



















Kadang-kadang aku punya keinginan menggigit lenganku. Kadang-kadang betulan aku lakukan sampai membekas merah, berdarah, dan berjejak gigi. Tidak hilang dalam sehari. Tapi aku harus berhenti melakukan itu. Ketika orang-orang melihat tubuhku bermasalah, mereka mulai berasumsi sebelum mencampuri urusanku, dan luka-luka yang tampak itu akan memberitahu mereka soal masa lalu dan rahasiaku. Jika itu terjadi, aku tidak tahu apa yang akan terjadi di hidupku setelahnya. Aku meyakini hal buruk lah yang akan terjadi, karena masa lalu yang runyam dan gelap tidak membawa hal-hal baik. Hidupku bakal damai jika orang-orang tidak menemukan apa pun yang menimbulkan pertanyaan dalam diriku. Masa laluku adalah selamanya hal yang perlu ditutup dari orang-orang.

Aku lebih suka duduk dan mendengarkan mereka berceloteh tentang diri mereka sendiri.

"Aku juga nggak mengira, Mild bakal ngizinin aku cium dia di pesta."

Tay masih terkikik menceritakan sisa kisah pesta semalam. Dia begitu bersemangat sampai melupakan eskrimnya, sementara aku menunggu dia membahas jam berapa aku pulang, dengan siapa, menggunakan apa, kenapa tidak mengabarinya, tapi sudah tiga puluh menit berlalu, eskrim di mangkukku mencair, kentang goreng hampir habis, belum juga muncul topik itu. Kisahnya masih seputar Mild dan seks pertama mereka usai berpesta.

Aku tahu dia sedang sangat senang. Tampak jelas di cengiran lebarnya. Tapi apa tidak sedikit pun dia khawatirkan aku? Aku tahu aku laki-laki, sudah seharusnya bisa menjaga diri, tapi... urgh. Kenapa selalu perempuan yang punya keharusan dilindungi.

"Hoo... jadi, sekarang level pacaran kalian sudah selekat itu." Aku menimpali asal saja. Memikirkan Tay melakukan seks dengan perempuan... Ugh. Tidak. Tidak. Aku harus membuang imajinasi ini.

Tay mengangguk kuat. "Kamu juga harus cari pacar."

Ya gimana... pacarku diambil orang.

"Ngomong-ngomong, semalam kamu kemana?"

Oh akhirnya...

"Pulang duluan. Soaln-"

Tiba-tiba Tay berdiri, melambai tangan ke seberang jendela, dan itu mengacaukan mood berceritaku. Mild dan kawan-kawannya di parkiran kafe, duduk di kap mobil Tay.

The Day I Feel in Love ( OffGun )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang