Racun Di Tubuhmu (2)

32 7 0
                                    





-




The Days I Feel in Love
Bagian 2

-   Racun di Tubuhmu    -





-



Menurutmu, apakah seseorang itu bersalah jika menjadi jahat demi mempertahankan kebahagian dirinya?

Jika seorang korban perundungan membunuh si perundung, apakah lantas korban berubah menjadi tersangka?

Di titik ini, aku merasa kebenaran adalah hal yang samar. Apa yang benar bagimu belum tentu benar bagiku. Keadilan menjadi hal bias, yang hanya menguntungkan pihak tertentu karena keadilan hakiki tidak pernah bisa diwujudkan di dunia para makhluk egosentris seperti manusia.

Kurasa, karena itu seseorang memiliki kekuatan istimewa, yang membuatnya lebih hebat dibanding yang lain. Sebab, seorang pemimpin hebat harus mencolok. Ia mesti memiliki sesuatu melebihi apa yang di atas rata-rata dan berada di atas rata-rata, sehingga mampu membuat yang lainnya bertekuk lutut tunduk tanpa daya perlawanan agar tercipta peradaban damai dan adil hakiki.

Pemikiran itu melintas begitu cepat di kepalaku, dan aku jadi meyakini dengan seyakin-yakinnya bahwa kehadiranku memang memiliki arti besar. Ketika Tay menancapkan pisau itu di punggung Off, hanya karena aku dan Off menampilkan sisi lemah, orang-orang jadi mudah berbuat sesukanya. Orang lemah seringkali ditindas. Mestinya tidak begitu.

Perasaan tidak terima diperlakukan semena-mena mengisi seluruh rongga tulangku dan meninggalkan nyeri di persendian, memantik sesuatu terbakar di dada. Amarah bergolak memenuhi hatiku sampai rasanya menyembur di tiap embusan nafas. Pisau itu terhempas sebelum menyentuh kaos Off. Sesuatu menampar pisau itu sampai terpelanting jatuh menjauh.

Mata bulat Tay terbelalak menatap aku. Dia menyeringai dengan wajahnya yang aneh dan mencurigakan. Dia tidak nampak seperti Tay yang terlena cinta kepada seorang gadis. Tidak pula nampak seperti anak populer jago main basket, dia tidak seperti sahabatku yang paling ramah dan tak segan mengulurkan tangan bantuan. Dia terlihat seperti orang kesurupan yang disengat ide gila dan bakal melakukan apapun demi melancarkan ide buruknya itu.

Tidak, aku berkata pada diriku sendiri. Kali ini, tidak akan kubiarkan seseorang berbuat seenaknya kepada orang yang telah memperlakukanku dengan istimewa.

Tay terjungkal mundur, sesuatu seperti menyeretnya jauh sejauh-jauhnya. Lalu dia dilempar sampai punggungnya menghantam dinding. Aku mendengar betapa keras dinding itu berdebum sehingga debu melompat dari permukaan dinding. Tay terkulai di lantai. Dia tidak bergerak, dan aku merasa jika dia bergerak sedikit saja, aku bisa meremas rongga-rongga di antara tulangnya sampai semua bergemeletuk remuk. Aku diam di waktu itu, setengah menunggu Tay.

Kekuatanku... telah kembali?

Tetapi Off menarik aku.

"Kita harus pergi," katanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Day I Feel in Love ( OffGun )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang