Murderer of the Heart

165 30 2
                                    









---
The Days I Feel in Love

Bagian 1
"Murderer of the Heart"

---











---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






















"Serius? Kalian jadian?"

Tay melotot lebar-lebar. Saking lebarnya, aku khawatir matanya itu bisa melompat keluar.

"Nggak. Cuma... one night stand." Bahuku terangkat naik, membicarakan pengalaman seks seolah itu bukan apa-apa. Aku hanya ingin membuatnya terkesan, atau barangkali aku hanya ingin pamer bahwa dia bukan satu-satunya yang bisa melakukan seks.

"Whoaa... Aku gak ngira, dengan Off Jumpol??" tapi raut cerah di mukanya sama sekali tidak menyiratkan rasa jengkel yang aku harap tergambar jelas. Dia malah terkekeh menganggap itu lucu. Lalu topik segera beralih, sangat terasa seperti... mau dengan siapa pun aku tidur, itu bukan masalah buat Tay, dan aku dibuat kecewa sendiri.

"Aku tidur dengan laki-laki."

Tay mengerut, dengan senyum yang tak sinkron dengan matanya. Canggung tergurat di caranya berkata, "yeah?"

"Kamu gak apa-apa soal itu?"

"Itu... urusanmu, kan?"

Benar. Maksudku, apakah kamu merasa marah? Sebal? Cemburu? Atau... jijik padaku?

"Yeah," pada akhirnya aku hanya membalas singkat lalu kembali ke nampan makan siang, mengaduk-aduk saus bolognese tanpa selera dan aku harap bel jam masuk segera berdering agar aku bisa membuang seluruh makanan tanpa rasa bersalah.

"Hai! Kursi di sini kosong?"

Spaghetti yang sudah setengah jalan menuju mulut Tay malah menggantung saja di depan wajahnya. Tay membeku ketika Off Jumpol menenteng tas bersama sekotak susu menyapa kami. Tanpa menunggu dipersilakan, Off duduk di sebelahku memamerkan senyum lebar kepadaku dan Tay.

"Kamu... ka-kamu sekolah?" tanyaku terbata-bata.

Off mengangguk singkat sembari menunjukkan penampilannya, seakan kemeja Hawaii dan celana belelnya itu mendeskripsikan dirinya sebagai anak sekolah. "Aku memang lebih tua darimu, tapi aku tidak cukup tua menjadi pengajar di sini."

"Oh, baiklah." kata Tay sembari beringsut mengangkat nampan makan. "Aku rasa Mild mencariku. Jadi... umm..." bola matanya berputar sebelum mengangguk menyampaikan salam perpisahan yang begitu ambigu kepadaku. Tidak, Tay! Jangan tinggalkan aku berdua dengan orang aneh ini! "Aku akan kembali, Gun." Tidak! Jangan pergi, Tay!!!!

"Oh, jadi itu orang yang kamu sukai?" kata Off setelah Tay pergi jauh. Tapi aku dan Off masih menonton kemana perginya punggung Tay. Tentu saja, Tay pergi ke meja para anak populer, yang kebanyakannya anggota tim basket.

The Day I Feel in Love ( OffGun )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang