06: Anak

791 173 24
                                    

Kalo Mark pikir hubungannya sama Sela selama beberapa bulan ini semakin deket, emang bener semakin deket physically, tapi juga semakin memberi jarak secara hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kalo Mark pikir hubungannya sama Sela selama beberapa bulan ini semakin deket, emang bener semakin deket physically, tapi juga semakin memberi jarak secara hati. Mark sendiri bingung gimana kalo harus mendeskripsikan kedekatan mereka berdua saat ini sebenernya.

Mark tahu kok Sela semakin kacau setelah tahu ternyata bapaknya punya anak dari istri barunya yang katanya his true love dan baru ketahuan aja, setelah semua pesakitan yang Sela alami sendirian pasca perceraian keduaorang tuanya. Lontaran kalimat pemberat, segala macam alasan dari orang tuanya, yang selama ini ada di dalam kenangannya selalu keputer jadi kenangan buruk.

Sela sendiri di sisi lain emang lagi kewalahan sama hidupnya. Tinggal sendiri sama Nenek emang lebih tenang dari pada ngikut orang tuanya sendiri. Pasti bakal canggung di mana-mana. Di sini juga dia punya hide out. Neneknya yang udah sepuh nggak lagi bisa mengambah area di lantai dua dan selebihnya, makanya dia jadi bebas melepas stress di rooftop kayak tempo hari.
Iya. Dia juga tahu kalo dia lagi tambah nyakitin diri. Ditambah Mark yang semakin kesini semakin kelihatan keberatan sama dia. Ya siapa juga yang mau sama produk rusak sih? Tapi dia udah terlanjur setengah nyender ke bahunya Mark, kalo bahu cowok itu mendadak ditarik, pasti jatuh kejengkang kan Selanya?

Mark lagi dilanda kebingungan. Dia biasa dihadapkan dengan kesempurnaan. Segala hal yang selalu dalam wadahnya. Selalu sesuai, nggak pernah lebih atau kurang dari perkiraan. Nggak pernah ngalamin ketidakpastian di hal-hal tertentu, terus tetiba ketemu sama Sela yang puzzle-nya terlalu rumit buat dia.

Bisa nggak ya mereka komunikasi dengan baik dan lancar setelah ini? Mungkin nggak mereka ketemu sebuah jalur yang bisa dilalui bareng? Kalo dia mundur sekarang, jahat banget nggak sih setelah semua bantuan yang dia tawarkan ke Sela secara sepihak dan terlihat jantan itu? Dia nongkrong di rumah Doyoung sore itu buat nyari wangsit. Setelah melihat mobil si Pak Dosen Sastra Inggris masuk ke pekarangan rumah, langsung aja Mark cabut dengan sandal jepit emaknya yang kekecilan buat dia.

"Argh!" Cowok kelahiran 1999 itu ngacak-acak rambutnya sendiri. "Aku salah ya, Mas?" Semua dia ceritain. Dari awal banget mereka mulai kontak, sampe ke perihal dia merasa diusir sama Sela karena diem aja.

"Kamu tujuannya ngedeketin dia kenapa? Karena kasihan?" Doyoung akhirnya buka mulut setelah setengah jam lebih cuma jadi pendengar dan ngangguk-ngangguk aja. Kopinya di tangan udah hampir tandas, sedangkan punya adeknya masih penuh. Kelihatan banget itu cowok lagi nggak menikmati minum kopi dan cuma butuh solusi.

Awalnya Mark memang kasihan. Awalnya begitu. Terus lama-lama ada rasa tanggung jawab, karena mereka saling tau titik lemah satu sama lain. Ini juga dia omongin ke Doyoung setelah ditanya. "Tapi sekarang aku nggak tahu, Mas. Banyak ragunya."

"Kalo banyak ragunya kamu harus mundur. Tinggalin. Lebih nggak berperasaan kalo kamu malah begini-begini terus. Kisahmu dari awal udah banyak ragunya Mark. Dari Aling ke Sela. Nggak ada yang kamu yakinin satupun." Pedes ya?

Wedding Operations: Neo Culture Tetanggaan 2.0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang