5

3.4K 356 20
                                    

Happy reading walau kalian ngga happy-happy banget.

Semangat buat hari besok apalagi yang masih ujian. Semangat ya, asal udah berusaha dengan baik semuanya serahin sama Tuhan.

5

Mile duduk di atas kap mobil, setelah
adegan ciuman tadi tidak ada adegan lainnya. Lebih tepat karena Apo tidak mengizinkan Mile melakukan hal lebih.

"Kamu tidak dingin Po? kemari"

Mile menepuk pahanya, mengisyaratkan Apo untuk duduk di sana.

"Apa-apaan"

Lalu Apo menuju kearah Mile dan duduk dipangkuan Mile yang segera menyambutnya dengan dekapan hangat.

"Dasar tsundere"

Mile terkekeh pelan sambil mengeratkan pelukannya, berbagi hangat tubuh satu sama lain.

"Aku tidak"

Bantah Apo, lalu menyenderkan badannya di dada bidang Mile.

"Apo, boleh aku cium sekali lagi?"

"Kau terobsesi dengan bibirku atau apa"

Mendongak menatap Mile, Apo mengisyaratkan izin atas permintaan yang Mile ajukan.

cup

Lumatan hangat kali ini, tidak terburu-buru apalagi penuh nafsu, hanya ciuman tulus yang Apo rasakan sampai Mile melepaskan tautan mereka.

"Bibirmu lebih candu dari apapun Po"

"Selain berciuman, mulutmu juga bagus dalam hal berucap ternyata"

Pukul sebelas malam, kedua insan tersebut masih terjaga.

"Mile ayo pulang, disini dingin"

"Eum, mobil mu biar aku yang urus. Ayo naik ke mobilku"

Mile melepas dekapannya pada Apo dan membiarkan Apo turun terlebih dahulu, sedikit tidak rela sebenarnya, Apo sedang jinak sekarang.

Keduanya masuk ke mobil dengan Mile di bagian kemudi.

"Kamu tidur"

Lalu Apo memejamkan matanya, larut dalam tidurnya.

.
.
.
.
.
.
.

Pukul satu malam

Mobil Mile mendarat di rumah mewah, terlihat sangat elegan dengan cat bernuansa putih, tata letak yang tersusun apik setiap sisinya.

Pagarnya dibuka dari dalam oleh penjaga yang sedang bertugas, bukan satpam. Lagian satpam jenis mana yang bentuknya seperti orang-orang yang berjaga disekitaran rumah Mile ini?

Mile melirik kearah Apo, melihat bagaimana pria disampingnya itu tertidur pulas, terlihat sangat polos. Tangannya perlahan membelai wajah Apo, tidak berniat mengganggu hanya ingin menyentuhnya saja.

Selanjutnya Mile keluar dari mobil, menuju kursi sebelahnya. Tangannya dengan hati-hati mengangkat Apo, menggendong ala pasangan baru. Berjalan pelan masuk kedalam rumah.

euungh

"Hei, apa aku membangunkan mu. Kembalilah tidur"

Apo mengerjap bingung, apa sekarang Mile sedang menggendongnya? dia ini cukup berat. Dan lagi, Apo tidak pernah merasa pernah mengenal rumah ini.

"Ini dimana? turunkan aku"

"Rumahku"

Mile menjawab tanpa mengindahkan apa yang Apo ucap. Langkahnya terhenti didepan pintu dengan warna hitam, sangat berbeda dengan pintu lainnya yang berwarna putih bersih.

"Bukakan pintunya Po, aku tidak bisa meraihnya"

"Sudah ku katakan untuk menurunkan ku, kau sangat keras kepala"

Protes tentu saja, sifat alamiah Apo. Tapi dia tetap mengikuti apa yang Mile perintahkan.

Lalu mata Apo menatap ruangan didepannya ini dengan sedikit mengernyit heran.

"Kau mau membuat sarang nyamuk atau apa? kenapa warna kamar ini sangat suram"

Ruangan luas dengan warna hitam hampir memenuhi sisinya, ditengah-tengahnya terdapat kasur dengan ukuran single bed. Ruangan ini cukup kosong. Mile sengaja memisahkan kamar tidurnya dengan kamar tempatnya bekerja sekaligus tempat dimana lemari pakaian yang tidak bisa dibilang kecil. Kamar tidurnya adalah privasinya, cukup lihat warna putih saja, jangan hitam.

Mile membaringkan Apo disana, lalu ikut tidur dengan posisi saling berhimpitan.

"Mile lebih baik aku tidur di ruangan lain saja, ini terlalu sempit"

"Tapi aku lebih menyukai seperti ini, apalagi jika aku berada di atasmu"

"Berhenti bicara yang tidak-tidak"

"Aku tidak"

Apo bangkit, lalu menempatkan dirinya di atas Mile.

"Begini saja"

Ujarnya pelan.

"Mile, setelah ini ayo bersikap seperti semula, seperti saat kita tidak saling mengenal. Rasanya sangat aneh"

"Aneh? dalam artian apa?"

"Eum, kita sama-sama memiliki pasangan masing-masing, tidakkah artinya kita sedang berselingkuh sekarang?"

"Siapa yang perduli. Dan, aku ingin menunjukkan sesuatu kepadamu"

Mile mengambil hp nya dimeja kecil samping tempat tidur, menunjukkan foto seorang wanita yang sedang mencium pria, sepertinya dalam keadaan mabuk. Apo menatap nanar poto tersebut, tersenyum kecut merampas benda pipih ditangan Mile.

"Jangan bercanda Mile, ini tidak mungkin"

"Percaya atau tidak Po, itu fakta yang harus kamu ketahui. Wanita yang kamu kira polos itu bermain dibelakang mu"

"Ini hanya permainanmu saja, jangan membuat hubungan orang lain renggang Mile. Tidak baik"

Apo membenamkan dirinya ke dada mile, menutup matanya yang mulai memberat, berharap apa yang baru saja ia lihat hanyalah ilusi. Pun jika itu nyata Apo akan memaafkannya, bahkan dia lebih parah sekarang. Tidur dalam dekapan Mile yang sedang tersenyum gemas dengan tingkah yang ia tunjukkan sekarang.

Lalu saat memastikan Apo benar-benar terlelap, Mile kembali mengambil ponselnya. Menekan nomor seseorang, nada panggilan tak terjawab dari operator yang menyambutnya. Lantas tangannya mengetik dengan cepat.

'Davika, kau tidur dulu, aku sedang ada urusan'

Hai Mile? sebenarnya siapa kekasih mu huh?

.
.
.
.

Mile POV

Setelah mengirim pesan text kepada Davika, aku memutuskan untuk segera menyusul orang di atas ku ini menuju alam mimpi.

Bukan hal yang salah kan? jatuh cinta itu di luar kendali, begitu juga dengan aku, setelah bertahun-tahun  membiarkannya lepas ini bukan hal yang mudah untuk dilewatkan. Memastikan bahwa dia menjadi milikku seutuhnya, hanya milikku. Bukan yang lain apalagi wanita yang Apo klaim sebagai kekasihnya. Tidak sudi, ya walau ku akui Mook sangat setia kepada Apo, tidak salah kan bermain sedikit licik agar tujuan tercapai. Jangan bilang ini obsesi ini hanya rasa ingin memiliki tidak lebih. Memiliki Apo untuk diriku sendiri tanpa membaginya dengan dunia luar, dia sudah terlalu bebas dengan akun social medianya, memamerkan tubuhnya dengan ribuan mata yang memandang kagum dan haus akan dia. Jadi nanti, aku putuskan pria ini tidak akan bisa melakukannya lagi, bahkan untuk keluar dari rumah ini adalah hal yang akan sangat aku larang. Iya, nanti. Saat aku benar-benar mendapatkannya, aku pastikan untuk mengurungnya dengan mataku.

Mile POV end

Lalu satu kecupan tulus Mile berikan di kening Apo, tanda bahwa dia sudah jatuh dalam pesona Apo.

TBC

Sweet dream!



















Must be Mine|| MileApo FF 🔞⚠️ (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang