12

4.2K 316 72
                                    

Apo memejamkan matanya, sensasi nikmat bercampur sakit karena pelepasan yang tertunda membuat kepalanya terasa pening. Bayangan Mile yang menggagahinya berseliweran di kepalanya, jika Mile tahu mungkin pria itu sudah menertawakannya. Tangannya yang ditahan membuatnya tidak bisa melakukan apa-apa.

Dengan sensual bibir miliknya digigit, mengeluarkan suara desahan tertahan yang membuat seorang Mile hilang kewarasan. Ekspresi seksi yang tidak bisa ditunjukkan oleh siapa pun selain Apo membuatnya kewalahan menahan hasrat nya sendiri.

Mile buru-buru melahap bibir Apo dengan miliknya, memakannya dengan rakus. Lidahnya menginvasi dengan leluasa karena pemiliknya sekarang juga ikut menikmati permainan. Apo benar-benar tidak ingin denial sekarang, Mile kepalang nikmat untuk di tolak.

Saat ke duanya benar-benar kehilangan pakaian di seluruh tubuh mereka,  ke-duanya kehilangan kewarasan. Kulit yang saling bergesekan satu sama lain membuat suhu semakin panas.

Apo memeluk Mile saat jari tangan pria itu mulai masuk kedalam anal miliknya, melakukan pemanasan yang membuat Apo mendongak keenakan, ditambah Mile yang tidak henti-hentinya menghirup dan mencium leher milik Apo.

Cairan putih keluar menyembur membasahi perut berotot milik Mile.

"Kau keluar? hanya dengan jari?"

"Mmhh diam"

Apo menyembunyikan kepalanya di ceruk leher Mile yang membuat Mile terkekeh gemas.

Badan Apo sedikit diangkat, dengan pelan Mile memasukkan miliknya. Posisi Apo yang menduduki miliknya membuat Mile masuk lebih dalam dari biasanya.

Aanghh.. Milee ssst

Tangan Apo berada diperut Mile. Kepalanya mendongak dengan mulut terbuka. Desahannya keluar tanpa malu-malu

Sementara Mile terus menghentakkan miliknya dengan tempo semakin cepat. Sudah hafal dimana titik nikmat Apo.

Nooo ahhnn

Eungg terlahh ahh lu cepat

anh anghh Mileehh

Bagaikan musik, suara yang dibuat Apo membuat Mile semakin bersemangat, hentakannya pelan namun kuat membuat Apo lemas dalam kenikmatan dunia.

Mhhhn terlalu ahh ssh dalamhh hiks

aahk heuuk

Apo menangis, rasa nikmat membuatnya pusing.

***

Sekitar pukul empat sore, Apo berjalan keluar dari rumahnya, tidak sendiri, Mile berada di sampinnya.

Area belakang rumah yang luas dipenuhi dengan tanaman hias yang indah, tersusun dengan apik. Keduanya duduk di kursi dengan meja bundar yang mengelilingi salah satu pohon di sana. Suasana yang damai dan juga tentram.

Wajah Apo yang manis disinari oleh cahaya matahari sore, kulit tan nya menjadi semakin memikat setiap mata yang memandangnya. Tak ayal Mile sekarang tidak melepaskan pandangannya sama sekali.

"Mile, kau berjanji untuk melepaskan orang tua ku"

Cicitan suara Apo yang terdengar sedikit rendah mampu ditangkap dengan baik oleh Mile.

"Mereka sudah ku lepaskan"

"Benarkah? lalu... dimana mereka?"

Sebelum menjawab Mile memberikan gesture agar Apo pindah duduk di sisinya.

"Kesebelahku, akan aku jelaskan"

Mile mengucapkannya sambil menepuk tempat kosong disebelahnya.

Walau dengan enggan, Apo tetap menurut. Keadaan orang tua nya perlu ia ketahui secepatnya.

Tangan Mile mendarat di pinggang indah milik Apo. Mengusap pelan membuat Apo merasakan sensasi geli.

"Orang tua mu sudah lama aku bebaskan, dari sejak aku menunjukkan video itu kepadamu, mereka sudah aman di apartemen milikku"

Ekspresi terkejut tidak Apo sembunyikan.

Lalu selama ini dia hanya membuang-buang waktu dengan berada di rumah ini?

"Dimana mereka?"

Apo beranjak..

"Beri tahu aku dimana alamat apartemennya"

"Tidak perlu buru-buru, mereka aman"

"Tapi aku ingin melihat keadaan mereka secara langsung"

"Istirahat dulu Po, jika energi mu sebanyak itu lebih baik kita melakukan ronde selanjutnya saja"

"Tolong jangan bercanda"

Apo dengan pandangan memelas adalah hal sangat jarang.

"Aku tidak bercanda"

Tangan Apo di tarik hingga pria tersebut sedikit oleng sebelum terjatuh di atas Mile.

"Mile kita berada di luar"

"Di luar ataupun di dalam tidak ada bedanya"

APO POV

Semilir angin berhembus pelan, sedikit memberikan rasa dingin tapi damai. Orang yang sedang mendekap ku sekarang cukup membuat hawa dingin yang aku rasakan menghilang berganti rasa hangat dan damai.

Selama aku menjalin hubungan dengan orang lain, aku sama sekali tidak pernah merasakan hal yang seperti ini, merasa sangat diinginkan. Biasanya para wanita itu akan membuat aku memohon agar mereka tidak meninggalkan ku.

Tuhan...

Jika aku mulai menyukai pria ini bukankah aku sudah melewati batas? menyukai seseorang dengan jenis kelamin yang sama dengan ku, bahkan berbagi kehangatan di atas ranjang bersama. Dan lagi, dia juga melakukan banyak hal buruk.

Aku menyamankan posisiku, sengaja sedikit mendongak melihat wajahnya yang bisa dikatakan sangat tampan.

"Mile"

Sekejap kepalanya langsung menunduk menatap ku, ada sedikit semburat merah di pipinya. Mungkin ini kali pertama dia mendengar aku memanggil namanya dengan suara halus. Pria ini juga punya sisi menggemaskan ternyata.

"Cium aku"

APO POV END

  TBC

Haloo, udah lama banget ya, dan aku juga up nya pendek. Baru dapet mood buat nulis lagi, seneng banget pas lihat komentar ternyata ada yang nungguin cerita ini, ngga banyak si, tapi tetep aja aku seneng.
















Must be Mine|| MileApo FF 🔞⚠️ (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang