10

3.3K 342 46
                                    

Apo pulih dengan cepat, sesuai apa yang dokter katakan, dia sudah bisa pulang hari ini.

Mendekati siang hari, Apo sudah sampai di rumahnya. Ia pulang sendiri karena ingin memberikan kejutan pada orang rumah. Dan soal Mile? entahlah. Sejak bangun batang hidungnya sudah tidak terlihat.

Kakinya melangkah masuk ke dalam mansion dengan gaya modern, marmer sewarna gading dengan corak indah menyambutnya pulang. Sudah lama sejak ia kembali masuk ke mansion, sedikit banyaknya ia merindukan suasana di sini.

Bercak bewarna kemerahan menyambutnya saat sampai di ruang tamu. Tiba-tiba perasaan Apo menjadi tidak enak, dengan tergesa mengecek. Darah?

Dengan wajah panik, kakinya berlari mengecek satu per satu ruangan yang ada, tapi nihil. Tidak ada satu orang pun disini, kosong

"PO!!!?? MAE!!??"

"AIII SAAAT, JANGAN BERCANDA!!"

Teriakan frustasi menggema, dengan lemas terduduk di dinginnya lantai.

Suara langkah kaki menggema.

'Siapa?'

"Mencari sesuatu Po?"

Suara dari belakang sedikit mengejutkannya.

"Kau? kali ini apa lagi yang kau inginkan?"

"Tidak banyak, hanya dirimu"

"Sebenarnya kesalahan apa yang aku lakukan padamu?"

"....."

Air mata mengalir deras, rasanya Apo ingin mati saja. Kenapa kehidupannya yang semula damai menjadi sangat berantakan. Kenapa pula pria didepannya ini senang sekali mengganggunya.

ARRRRRRGGGGHHH!!!

Teriakannya menjadi saksi berapa lelahnya Apo sekarang.

"Hentikan.. aku mohon"

Tangisan pilu tidak membuat lawan bicaranya bersimpati.

"Aku tidak merasa memulai apapun"

"Mileee.. ak. aku mohon, aku sangat lelah"

Merangkak, tangan Apo mendarat di kaki Mile, bersujut memohon. Air matanya membasahi lantai.

"Kembalikan orang tua ku"

"Maksudmu mereka?"

Ditangannya, Mile memutar video yang berisikan dua pasangan yang sedang terduduk di ruangan hampa. Gelap, keduanya menjadi sorotan lampu redup .

Berjongkok mensejajarkan diri dengan Apo, senyumnya merekah kala matanya menangkap raut pias pada wajah lawan bicaranya, katakanlah seperti itu.

"Bagaimana jika kebebasan mereka di tukar dengan beberapa ronde?"

"....."

Apalagi ini?

"Dan juga, putuskan hubungan antara kau dan kekasihmu. Bagaimana?"

Masih hening, bibir Apo kelu hanya untuk sekedar menjawab.

"Diam mu ku anggap iya"

Kaki Mile melangkah menuju meja tamu, tangannya menaruh tab di meja. Menekan tombol rekam.

"Nah pertama-tama mari kita mulai dengan bermain beberapa ronde"

Duduk di sofa, Mile mengisyaratkan untuk Apo menuju kearahnya. Bak kucing, Apo merangkak dari tempat awalnya lalu duduk diantar ke dua kaki Mile yang terbuka.

"Good"

Mile menunduk, berbisik pelan.

"Mengerti?"

Dengan pelan Apo menganggukkan kepalanya. Bangkit kemudian duduk di atas Mile. Tangannya membuka seluruh pakaian yang ia kenakan, sampai tidak ada satu benangpun yang tersisa.

Must be Mine|| MileApo FF 🔞⚠️ (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang